Bab 27 : Berambut putih

27.4K 3.1K 25
                                    

Selama di dalam kereta kuda, Sabrina menghabiskan waktunya dengan melihat pemandangan di luar. Dia sedang malas berbincang dengan pria di depannya. Sebenarnya ajakan Max bisa membantunya untuk melaksanakan rencananya. 

Seingatnya Max dan tokoh utama wanita itu akan bertemu setelah pesta perayaan kemenangan pria itu. Pertemuan saat Max sedang melakukan penyamaran untuk mencari kejahatan putra mahkota. Meskipun tokoh utamanya adalah putra mahkota Derek. Tapi dia adalah penjahat sebenarnya dari kehancuran kerajaan Octavain di masa depan. 

Demi mengalahkan kekuasaan adiknya, Derek sampai melakukan berbgai kerja sama gelap dengan pihak kerajaan musuh. Hal itu yang akan menjadi bumerang Derek di masa lalu. Pada akhirnya cerita dari novel woman of Villain berakhir tragis untuk Derek. 

Kalau diingat lagi, harusnya hari ini Max bertemu dengan tokoh wanita itu. Bukan bersama dengan Sabrina. Banyak hal yang telah berubah pada alur cerita Derek dan Max. Karena itu Sabrina tidak akan mengambil peran dari sang tokoh wanita yang menjadi perebutan kedua pria itu. Sejak awal dia hanya ingin menghindari kematiannya yang akan terjadi 1 bulan lagi. Sungguh waktu berjalan sangat cepat berlalu. 

"Apa yang sedang otak kecilmu itu pikirkan? Otak kecil itu tidak cocok untuk memikirkan sesuatu yang terlalu rumit." ucap Max yang entah sejak kapan sudah melepaskan topengnya. Pria itu tentu lebih suka berkeliaran tanpa menggunakan topengnya. Walaupun seluruh rakyat tahu wajah pangeran ketiga sangat tampan. Tapi tidak ada satu orang yang pernah melihat wajah dewasa dari Max. Hal itu yang mempermudah Max dalam menyamar di luar istana. 

Para bangsawan tidak akan menyadari. Sabrina saja saat itu tidak sadar kalau max tidak mengatakannya. Topengnya memang membantu untuk menyembunyikan wajah tampannya itu. Kalau orang tidak memperhatikannya secara teliti tidak akan menyadari kalau pria tampan di depannya adalah Max. 

"Otak setiap manusia memang kecil. Tidak ada yang besar jangan aneh-aneh deh. Aku ini pintar." ucap Sabrina yang tidak terima dihina oleh tunangannya itu.

"ya kamu pintar dalam merebut hatiku." ucap Max dengan senyuman lebar. Sedangkan Sabrina membuang nafas kasar. Dia menatap jengah pria di depannya. Entah apa yang dimakan Max tadi pagi hingga dia berubah menjadi raja gombal. Sayangnya hal itu tidak berpengaruh terhadap Sabrina. 

"yayayyaya, aku memang pintar hingga bisa menjadi mata-mata dari kedua pria palinga penting di kerajaan ini. Bukankah aku harus menyombongkan bakatku menjadi seorang penjual informasi." ucap Sabrina dengan senyuman tipis di wajahnya. Lalu dia kembali menatap keramaian yang ada di jalan ibukota Octavain. Entah ada acara apa hari yang membuat orang-orang dalam waktu bersamaan ada di ibukota. 

Sabrina terkejut saat melihat seorang wanita yang memiliki ciri seperti tokoh utama. Dia mengucek kedua matanya karena berpikir sedang bermimpi. Tapi Sabrina tidak bermimpi wanita yang tadi menatap kereta kudannya itu benar-benar tokoh utama dari cerita ini. Berarti tokoh wanita itu tetap ada di dalam cerita. Sabrina hanya harus mempertemukan Max dengan wanita itu. 

Masalahnya dia tidak tahu tempat pasti Max dan wanita itu bertemu. Dia hanya ingat saat itu Max sedang dalam penyamaran dalam mencari pelaku penggelapan uang sosial untuk rakya pinggir ibu kota. Secara tidak sengaja max dibantu oleh tokoh utama wanita untuk menemukan penjahat yang dicarinya. 

Pertemuan itu memberikan kesan berbeda di mata Max. Dia merasa melihat sosok ibunya di wanita itu. Tapi hari Max sedang mencari penjahat itu. Sabrina hanya bisa berharap hari ini keduannya tetap bertemu. Karena takdir tidak benar-benar bisa berubah. Faktanya beberapa tragedi yang berikatan kedua tokoh itu masih terjadi. Seperti pesta dan max terkena racun. Semua itu sama dengan alur cerita dalam novel. 

"Kita akan kemana?"tanya Sabrina pada Max. Sebenanrnya dia ingin turun dan menemui wanita itu. tapi dia sadar sejak awal Sabrina tidak memiliki hubungan baik dengan tokoh utama. Dia tidak akan merubah itu. Tidak ada niat jahat hanya menjauhi interaksi dengan tokoh utama dalam cerita saja. 

"Sebentar lagi kita sampai, kamu akan menyukainya." ucap Max pada sabrina. Sebenarnya tadi dia ingin bertanya tentang seorang wanita yang mencuri perhatian Sabrina. Dia tidak tahu ada hubungan apa wanita berambut putih itu dengan Sabrina. Tapi dia merasa tunangannya sedang merancang suatu rencan. Entah apa rencana yang akan dilaksanakan oleh Sabrina. Satu hal yang pasti dia tidak akan membiarkan sabrina melaksanakan rencana untuk menjauh darinya. 

Kereta kuda berhenti di sebuah bangun yang terlihat besar. Tapi tidak semewah kediaman para bangsawan. Dia melihat sebuah papan bertuliskan ' panti asuhan Cleandro.' . Sabrina terdiam, dia pernah membaca nama panti asuhan itu di dalam cerita. 

"bukankah tempat ini menjadi pertemuan kedua max dengan sang tokoh utama. Kalau begitu bisa saja Max bertemu dengan tokoh utama di panti asuhan ini." ucap Sabrina dalam hati yang tanpa sadar sebuah senyuman berkembang di wajahnya. Tentu saja hal itu membuat Max ikut senang melihat tunangannya bahagia. Sayangnya dia tidak tahu alasan kenapa Sabrina senang. 

"kakak." teriak seorang anak kecil. Sabrina terkejut melihat anak kecil yang pernah ditolongnya itu ada di panti asuhan. Anak laki-laki berlari menuju Sabrina. Tentu saja sabrina langsung berjongkok dan membuka kedua tangannya. keduannya saling berpelukan dan melepaskan rasa rindu. Entah apa yang terjadi oleh anak kecil ini hingga bisa ada di panti asuha. Mungkin nanti dia harus bertanya pada Max. Karena pria itu yang banyak tahu tentang semua itu. 

"Kakak tidak pernah mengunjungiku, padahal kak max sering datang ke sini." ucap anak laki-laki itu dengan wajah di tekuk sangat menggemaskan di mata. 

"maaf ya, kakak akhir-akhir ini sibuk. jadi baru bisa mengunjungi kamu sekarang." ucap Sabrina sambil mengelus rambut anak laki-laki itu dengan lembut. Anak laki-laki tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.

"Kakak harus bertemu dengan ayahku. Sudah lama ayah ingin bertemu dengan kakak. katanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menyelamatkan Niki." ucap niki yang menarik sabrina ke dalam sebuah ruangan . Sabrina bisa menduga itu adalah ruang bermain untuk anak panti. Banyak anak-anak seusia niki yang sedang bermain. Dia bersyukur melihat ayah dari niki sudah kembali sehat. Sekarang pria itu sedang menemani anak-anak bermain. 

"ayah, ini kakak yang menyelamatkan niki waktu itu." ucap Niki yang membuat ayah dari Niki langsung berdiri. Dia mendekati Sabrina. 

"Terima kasih nona sudah menyelamatkan anak saya. Saya tidak apa yang terjadi saat itu jika tidak ada anda yang menyelamatkan niki." ucap pria itu pada Sabrina.

"Sama-sama kita sesama manusia sudah pasti memiliki kewajiban saling membantu." ucap Sabrina dengan senyuman tipis. Hal itu membuat pria yang masih terbilang muda itu tersipu malu melihat kecantikan sabrina. Tapi dia langsung membuang wajahnya. 

'bruk.' Sebuah benda jatuh sanga keras membuat semua perhatian mengarah sumber suara. Di sana ada Max yang sedang menahan seorang wanita cantik berambut putih yang hampir saja jatuh dan beberapa buku yang dibawanya berjatuhan di lantai. Saat itu Sabrina terdiam melihat sosok wanita yang diselamatkan oleh Max.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang