Setelah kejadian itu di kamar Sabrina. Max meningkatkan pengamanan di sekitar tunangannya itu. Tentu saja hal itu membuat Sabrina tidak nyaman. Seperti saat ini saja sudah ada tiga orang ksatria baru yang mengikutinya. Tentu saja masih ada velix yang selalu berada di sampingnya.
Sekarang sabrina harus selalu berlatih di pagi hari. Walaupun tanpa tunangannya itu. Velix akan menjadi pengganti Max kalau pria itu tidak ada. Sedangkan Sabrina menatap malas ksatria di hadapannya. Dia ingin kabur dari hidup seperti ini.
Padahal Max sudah berjanji untuk tidak akan mengekangnya tapi pada akhirnya tetap seperti ini juga. Rasanya dia kesal sendiri mengingat hidupnya sekarang akan sibuk. Tidak ada lagi waktu untuknya dia di dalam kamar dan menikmati waktunnya sendiri. Sungguh sangat menyebalkan kalau dia mengingatnya. Setelah ini dia harus menemani Max di ruang kerja. Alasannya karena tempat itu lebih aman dibandingkan kamarnya.
Sabrina juga harus tinggal di kamar Max. Entah itu hanya modus yang dilakukan oleh max untuk bisa berdekatannya setiap saat atau memang cara pria itu menjaganya dari orang -orang misterius itu.
"Aku bosan." ucap Sabrina yang baru saja berlatih beberapa menit saja. Sedangkan Velix tidak begitu mempedulikan perkataan nonannya. Dia masih aktif menyerang walaupun nonannya sudah meletakkan pedangnya di samping.
"hey kenapa kamu masih menyerangku." protes Sabrina yang hampir saja muka cantiknya tergores oleh pedang milik Velix.
"yang mulia pangeran ketiga memintaku untuk tidak menahan keahlian berpedang saya. yang mulia juga meminta saya terus menyerang meskipun anda mengatakan lelah. Nona harus menahannya dan terus melawan saya. Anda hanya bisa berhenti setelah mengalahkan saya." ucap Velix yang membuat sebuah senyuman di wajah Sabrina. Dia menemukan cara untuk memiliki waktu istirahanya lebih cepat.
Sedangkan velix menatap bingung dengan perubahan suasan hati nonannya. Beberapa saat lalu nonannya terlihat sangat tidak bersemangat. Sekarang nonannya kembali bersemangat setelah mendengarkan perkatannya.
Sebuah serangan yang hampir saja melukai perut velix. Jika pria itu tidak segera menangkisnya. Dia sedikit kesulitan menahan serangan nonanya yang sangat cepat. Velix lupa akan pesan tuannya untuk jangan lengah saat sedang berlatih dengan nonannya itu. Ternyata perkataan tuannya benar kalau Sabrina tidak bisa dipandang sebelah mata dalam berpedang.
Sabrina melangkah mundur. Dia mencoba mengatur pernapasannya sebelum kembali menyerang velix. Sekarang pria itu sedikit kesulitan menerima serangan nonannya yang sangat lincah. Sebuah senyuman terbit di wajah velix yang baru saja menemukan lawan seimbang dengan keahliannya.
Hanya Max saja yang menandingi keahlian berpedang Velix. Sedangkan para ksatria lain tentu saja dengan mudah oleh velix jatuhkan. Sebagai ksatria yang paling tangguh di pasukan milik pangeran ketiga. Velix bisa dikatakan seperti algojo yang siap menebas siapapun orang yang menyerang tuannya saat di medan perang.
Para ksatria melebarkan matannya. Mereka tidak menyangka pertandingan di depannya. Seorang wanita bangsawan yang terkenal sangat lemah dan suka menghabiskan uang keluargannya itu. Ternyata seorang ksatria pedang yang sangat handal. Hanya melihat setiap gerakan Sabrina saja, mereka bisa memperkirakan seberapa tangguh tunangan dari tuan mereka. Tidak ada orang yang bisa membuat seorang velix kelimpungan seperti saat ini. Hanya satu orang yang bisa melakukannya , siapa lagi kalau bukan Max.
"Aku tidak menyangka nona Sabrina sangat handal dalam berperang. Lalu gunannya kita buat apa?"tanya seorang ksatria merupakan salah satu orang yang mendapatkan tugas melindungi Sabrina.
"Bahkan keahlian berpedang kita sepertinya berada di bawah nona Sabrina." ucap ksatria lainnya. Kedua pengawal sabrina menganggukkan kepala.
"Nona memang sangat kuar tapi tingkat kecerobohannya lebih besar. Hal itu yang ditakukkaan oleh yang mulia." ucap seorang wanita yang tak lain adalah pelayan dari Sabrina. Dia sebenarnya masih tidak menyangka kalau nonannya bisa bermain pedang. Tapi dia tidak ingin memikirkannya, Millie sedikit senang melihatnya. Setidaknya nonannya bisa menjaga dirinya sendiri jika dalam keadaan terdesar seperti beberapa waktu lalu.
Sabrina mengarahkan pedangnya tepat dileher Velix. Sedangkan pria yang di hadapannya tersenyum lebar. Bukankah harusnya pria itu ketakutan dengan posisinya saat ini.
"kenapa kamu malah tersenyum ?"tanya sabrina sedangkan Velix tiba-tiba berada di samping Sabrina. Tentu saja hal itu membuat sabrina langsung dalam posisi siaga.Pedangnya diacungkan pada Velix. Sebelumnya dia sudah mundur beberapa langkah dari pria itu.
"Tenang nona, saya sudah mengaku kalah. Anda sangat handal dalam berpedang seperti yang dikatakan oleh tuan." ucap Velix dengan senyuman yang terbit di wajahnya.
"kamu tidak perlu senyum kepada tunanganku." ucap seorang pria yang berada di belakang Sabrina. Dia tidak suka pria lain menebar senyuman pada tunangannya. Karena dia hal itu akan membuat Sabrina terpesona. Seperti dugaanya Sabrina sedang menikmati wajah Velix.
Kapan lagi sabrina bisa melihat wajah tampan milik velix tersenyum lebar seperti saat ini. Karena itu dia harus menikmatinya sebelum tunangannya datang. Benar seperti dugaannya kalau Max datang kebahagiannya untuk menikmati pria tampan hilang.
"Kapan lagi aku bisa lihat wajah tampan velix dengan senyum lebarnya." ucap Sabrina yang membuat Velix merasakan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Semua itu karena tatapan tajam yang dilemparkan oleh Max padanya. Pria itu sedang dilanda cemburu saat mendengar perkataan kekasihnya.
"Sepertinya tunanganku ini harus diberikan hukuman." ucap Max yang membuat Sabrina hanya tersenyum kuda. Dia segera bergesar dari Max. Tapi gerakannya tidak kalah cepat dengan tarikan tunangannya itu.
"Max." panggil sabrina dengan senyuman manis. Dia berharap hal itu bisa meredakan perasaan cemburu dari tunangannya itu.
"kamu tidak bisa kabur. kamu harus menerima hukuman dulu." ucap Max bersamaan dengan gerakan cepat yang dilakukan pria itu. Kedua mata sabrina sudah melebar mendapatkan hukuman dari tunangannya. Sedangkan orang -orang yang berada di sekeliling mereka langsung membalikkan badan. Sungguh tidak sopan menikmati kemesraan tuan mereka.
Sabrina memukul dada tunangannya. Max tidak berniat melepaskanya, dia malah tersenyum disela-sela kecupannya. Setelah Sabrina merasakan udarannya mulai berkurang. Barulah Max melepaskannya. Pria itu tersenyum lebar berbeda dengan wajah Sabrina yang ditekuk.
"manis." ucap Max sambil mengelap bibirnya dengan jarinya.
"KAMU MESUM."teriak sabrina yang membuat Max tertawa. Pria itu menarik badan kekasihnya mendekat.
"Tidak apa, aku begitu juga sama kamu." ucap Max yang membuat wajah sabrina berubah menjadi merah padam.
"MAX." teriak sabrina yang membuat Max langsung menutup kedua telingannya. Karena teriakan sabrina sangat keras.
"Nanti lagi harus bisa nafas ya biar lama." goda Max yang membuat kedua mata Sabrina melebar saat mendengarnya. Dia tidak menyangka pria itu bisa-bisannya mengatakan hal itu.
"Kamu gila."
"ya aku tergila-gila sama tunanganku yang menggemaskan, rasannya aku ingin selalu bermesraan dengan kamu. Ayo kita nikah saja biar kita selalu bersama." ucap Max dengan enteng yang membuat kedua mata Sabrina melebar.
"KAMU GILA." teriak Sabrina yang langsung mendorong badan max dan berjalan menjauhi pria itu. Sedangkan Max tertawa keras melihat kekasihnya sedang meranjuk seperti itu.
"AKU GILA KARENA KAMU JADI KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB SAYANG." teriak Max yang masih terdengar oleh Sabrina. Wanita itu sedang menutup wajahnya yang sudah memerah padam karena teriakan tunangannya itu.
Ada yang kepo gak cerita ini? brown lagi merangkai ajah. tiba-tiba pengen buat cerita tentang manta wkwkkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...