Sabrina berjalan mendekati Anya. Tangannya menempuk pungguh wanita berambut putih dengan pelan. Dia ikut bersedih mendengar cerita Anya. Siapapun juga tidak ingin berada di posisi seorang Anya. Harus kehilangan sahabat dan keluargannya. Dia juga tidak mencintai pria yang menjadi suaminya.
Cerita yang dibacannya hanya dilihat dari sudut orang asing yang melihat kehidupan indah Anya. Kenyataanya banyak hal yang tidak dijelaskan dalam cerita itu. Bahkan hidup seorang Anya sebagai tokoh utama wanita tidak semanis dan seindah seperti cerita yang dibacannya. Wanita yang mendapatkan cinta dari dua pangeran kerajaan ini.
Kenyataanya dia hanya masuk ke dalam lingkaran perebutan tahta kerajaan. Tidak ada cinta ataupun kebahagian yang di dapatkannya. Seperti halnya Max, pria itu juga tidak benar-benar mencintai Anya. Pria itu hanya memberikan perlakuan lebih karena bantuan yang diberikan oleh seorang Anya.
"Kalau kamu berpikir hubungan max dan aku seperti sepasang kekasih. Kamu salah Sabrina atua Kayla. Cerita yang kamu baca tidak seperti kenyataan. Max tidak pernah mencintaiku meskipun aku mencintainya. Pria itu memilih untuk menutup perasaanya saat melihat dengan mata kepalanya sendiri tunangannya dibunuh. Max melihat Sabrina di bunuh di ruang kerjannya. Sebesar apapun keinginan max untuk menyingkirkan tunangannya. Dia selalu tidak memiliki keberanian untuk melakukannya." jelas Anya yang membuat sabrina terdiam. Dia merasa bersalah karena sempat menghindari tunangannya. Karena berpikir max adalah penyebab kematian sabrina dan seluruh keluarga wanita itu.
"Kalau max bukan orang yang membunuh Sabrian dan seluruh keluarga Valendric, lalu siapa pelakuannya?" tanya Sabrina pada Anya. Wanita berambut putih hanya diam tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan Sabrina.
"Jangan bilang kamu anggota dari kelompok pembunuth Eagle?"tanya Sabrina yang langsung dijawab dengan gelengan kepala. "Lalu?"kata sabrina sambil menatap wanita yang masih menundukkan kepalanya. Apakah ada orang yang mengancak anya jika wanita ini membongkar rahasiannya.
"Aku bukan anggota dari kelompok Eagle. Tapi pria yang aku sayangi adalah ketua dari kelompok itu. Aku datang untuk memberi tahumu. Jangan biarkan max sendirian saat gerhana bulan terjadi. Kamu juga harus menjaga max." ucap Anya yang ingat tujuannya datang ke desa ini. Dirinya tidak memiliki banyak waktu di tempat ini. Anya tidak boleh bertemu dengan kelompok Zenith.
"kenapa?"tanya sabrina yang ingin mengetahui penjelasan wanita itu. Walaupun dia tahu alasan sabrina harus berada di samping max saat bulan purnama. Dia hanya ingin menguji wanita di hadapnya.
"Aku tidak punya waktu banyak Sabrina, aku tidak boleh bertemu dengan Zenith di tempat ini. Aku yakin tahu alasan Max tidak boleh ditinggal sendirian saat bulan purnama. Aku berharap banyak terhadapmu. Selalu percaya pada Max dan jangan biarkan kelompok Eagle memecah kalian. Zenith sudah bekerja sama dengan putra mahkota untuk membunuh Max. Tapi target zenith adalah kamu. Jadi kamu tetap harus berhati-hati." ucap Anya sebelum wanita itu menghilang dihadapannya. Tidak sampai itu saja yang membuat Sabrina terkejut. Dia sudah berpindah di taman kediaman Ulyed. Sepertinya Anya menggunakan sihirnya untuk membersihkan jejaknya.
Max yang tidak bisa tidur karena mimpi buruk tentang masa lalunya terus datang. Akhirnya dia memilih untuk berjalan-jalan sebentar sebelum kembali tidur. Dia terkejut saat melihat tunangannya berada di taman tanpa baju hangat. Apalagi cuaca malam ini sangat dingin. Sebelum dia melangkah mendekati Sabrina. Max sempat terpesona dengan keindahan wanita di depannya.
Sabrina berdiri ditengah hamparan bunga dan dibawah sinar bulan. Rambut panjang indahnya tertiup oleh angin malam. Meskipun penampilan wanita itu terlihat acak-acakkan. Tapi terlihat indah di mata Max. Tanpa max sadari Sabrina sedang menatapnnya.
"Max kamu melamun."ucap sabrina yang menyadarkan lamunan Max. Pria itu berjalan cepat mendekati Max. Dia langsung membawa tubuh kecil yang sekarang terlihat lebih berisi ke dalam pelukannya. Padahal baru berpisah beberapa jam saja. Dia sudah merindukan kehangatan yang diberikan oleh sabrina untuknya.
"Apakah sudah hangat sekarang?"tanya Max yang melingkupi seluruh badan Sabrina. Pelukan hangan yang membuat Sabrina nyaman. Tapi pikirannya menjelajah mencari jawaban dari perkataan Anya. "Siapa Zenith? tidak ada tokoh itu di dalam cerita." gumam sabrina dalam hati. Dia ingin menceritakan tentang pertemuannya dengan Anya. Tapi dia ingat larangan pria itu untuk tidak menemuinya.
"Kenapa kamu ada di sini? tidak bisa tidur?"tanya Max yang sekarang menatap wajah sabrina. Wanita itu menatap pria tampan yang sedang memeluknya. Ketampanan max meningkat 1000 kali saat ini. Sungguh dia ingin menyulik tunangannya di dalam kamar. Agar dia bisa memeluknya dan menikmati wajah tampannya. Tapi dia tidak berani melakukannya takutnya jantungnya lepas nanti.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Aku tahu kalau aku tampan. Jadi jawab pertanyaanku." ucap Max yang sekrang mengelus rambut panjang Sabrina. Sebuah perlakuan yang sangat sabrina sukai. Sepertinya sabrina harus berterima kasih pada Anya dan sabrina asli yang sudah membawanya ke dunia ini. Sehingga bisa bertemu dengan pria baik seperti Max.
"ya kamu tampan sayangnya terlalu possesif. aku tidak bisa tidur jadi berjalan-jalan berharap ngantukku kembali." ucap Sabrina yang langsung melempar wajahnya kesamping. Dia tidak ingin pria di depannya melihat wajahnya yang sudah merona. Wajahnya sudah semerah tomat.
"hahahhaha kalau aku tidak seperti itu kamu pasti sudah menduakanku." ucap Max yang membuat sabrina menatap tajam. Dia memang menyukai pria tampan tapi Sabrina adalah orang yang setia. Apa masalahnya menikmati keindahan dunia ini.
"Aku orang yang setia, hanya suka mencuci mata saja tidak masalah." ucap Sabrina yang mendapatkan cubitan pada pipinya. Hal itu membuat Sabrina menatap sebal dengan pipi dikembangkan. Sedangkan Max menatap gemas melihat tingkah marah tunangannya. Rasannya dia ingin mengarungi dan menyembunyikan wajah menggemaskan kekasihnya.
"mencuci mata pakai air bukan melihat seorang pria. kamu ada-ada ajah." ucap max kesal sekaligus gemas pada tunangannya ini. Hanya sabrina saja yang bisa membuatnya merasa nyaman berinteraksi dengan lawan jenis.
"mencuci pakai air tidak sesegar menatap pria tampan." sanggah sabrina yang membuat max menatap tajam kekasihnya itu." kalau begitu kamu hanya perlu menatapku setiap saat." ucap Max yang langsung dianggukkan oleh Sabrina. Tentu saja hal itu membuat sebuah senyuman muncul di wajah Max.
"kamu hanya boleh menatapku tidak pria lain ingat." ucap Max yang langsung dianggukan dengan antusias. Sekarang sabrina memeluk badan tunangannya. "Ya aku cuci mata lihat wajah tampan max saja. Sayangnya velix lebih menggemaskan dibandingkan max." ucap Sabrina dengan pipi dikembungkan.
"Velix sepertinya kamu harus menggunakan topeng selama menjadi pengawal tunanganku." ucap Max yang membuat sabrina terkejut mendengar perintah tunangannya. Bersamaan dengan muncul velix seperti hantu. Sejak kapan pria itu mengikutinya. Jangan bilang penjaganya itu mengetahui pertemuannya dengan anya. "OMG." gumam sabrina dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...