Sabrina merasakan sebuah pergerakan di dekatnya. Tapi dia tidak berniat untuk membuka matanya. Tangannya sudah bersiap menarik pedangnya jika dugaanya benar. Suara langkah kaki yang terdengar sangat jelas. Karena suasana malam ini sangat hening bahkan tidak ada suara para serangga malam.
Krek
Sabrina langsung menarik pedangnya saat merasakan sesuatu benda yang mendekatnya. Seperti dugaanya orang itu mengincar dirinya. Beruntungnya indra pendengaran sabrina sangatlah baik. Dia melihat teman-temannya yang sepertinya juga menyadari kedatangan para tamu yang tidak diundang.
"Seperti yang tuan katakan, anda memang sangatlah berbahaya. Tapi malam ini akan menjadi terakhir untuk anda bisa menghirup udara lagi." ucap pria itu dengan senyuman tipisnya. Sabrina membalas senyuman pria itu. Hampir saja pria itu terpesona dengan kecantikan wanita dihadapannya.
"Benarkah? Sepertinya malam ini akan menjadi akhir untuk hidupmu. Kamu terlalu mempercayai keahlianmu." ucap Sabrina bersamaan dengan sebuah serangan beruntun yang sangat cepat diarahkan pada pria itu. Tentu saja hal itu membuat pria yang tadi berpikir bisa mengalahkan sabrina kewalahan. Dia tidak mendengarkan perkataan tuannya. Sebuah senyuman lebar muncul di wajah pria itu saat sudah berhasil mundur beberapa langkah dari sabrina.
"Anda memang wanita yang sangat menawan. Tidak hanya cantik tapi juga sangat tangguh. Sepertinya kita bisa menjadi pasangan yang sangat baik." ucap pria itu dengan senyuman tipisnya. Sayangnya pria itu tidak bisa membuat seorang Sabrina bergetar seperti saat bersama dengan Max. Meskipun dia memiliki wajah yang tidak kalah tampan dengan tunangannya.
"Sayangnya saya sudah memiliki pasangan dan sebentar lagi kami akan menikah." ucap Sabrina dengan nada santainnya. Padahal dia sedang berbincang dengan musuhnya. Hal itu juga membuat ketiga temannya membuang nafas kesal melihat tingkah sabrina. Mereka cukup kesulitan menghadapi orang -orang yang bersama dengan pria yang sedang berbincang dengan Sabrina. Sepertinya wanita itu tidak berniat membantu mereka. Velix saja yang handal dalam menggunakan pedangnya sedikit kewalahan dengan musuhnya.
"Sepertinya saya telah bertemu dengan anda. Tapi anda akan sendirian kembali saat pria itu mati bukan?" ucap pria itu dengan senyum mengejeknya. Sabrina tidak membalas perkataan pria itu dengan senyuman. Wanita itu menatap tajam pada pria asing dihadapannya. Dia tidak suka perkataan itu tentang tunangannya. "Saat itu kita bisa menjadi pasangan terbaik di kerajaan octavain." ucap pria yang tiba-tiba muncul dihadapan sabrina. Bahkan pria itu dengan beraninya mengelus pipi sabrina dengan tangannya. Tentu saja sabrina langsung menepisnya.
" Kamu memang wanita tangguh bahkan tidak terpengaruh oleh sihirku. Kamu membuatku semakin tertarik saja."bisik pria itu tepat ditelinga sabrina. Tidak ada rona merah seperti saat bersama sabrina. Dia sedang menahan kesal pada pria misterius itu. Sabrina menarik pedangnya dan berniat menebas pria itu. Tapi pria itu kembali bisa menghindar dari serangannya. "Sampai jumpa lagi, aku harus menghabisi priamu itu. Sehingga aku bisa memilikimu." ucap pria itu yang tiba-tiba menghilang bersama 3 orang yang menyerang teman-teman sabrina.
"Sabrina apa yang pria itu katakan padamu?"tanya Anya yang berada dihadapan sabrina. Wanita itu sangat penasaran dengan perkataan pria misterius yang tiba-tiba datang dan pergi begitu saja. Pria yang sama berbahayanya dengan Derek. Tentu saja pria itu bukan derek karena mereka memiliki warna rambut yang berbeda. Selain itu Derek tidak bisa menggunakan sihir teleportasi seperti yang pria itu lakukan.
"Target Max." ucap Zenith yang masih ingat wajah pria itu. Sudah bertahun-tahun berlalu tapi wajahnya sama sekali tidak mengalami perubahan. Orang yang dulu zenith anggap sebagai paman. Sayangnya pria itu adalah sumber kehancuran keluarganya. "Vernand Hult Jiovandre." ucapnya yang membuat suasannya berubah menjadi hening. Mereka terkejut dengan nama pria yang muncul beberapa saat lalu.
"Kenapa kamu tidak bilang? tahu begitu aku langsung membunuhnya." ucap Sabrina yang masih kesal dengan perkataan pria itu tentang Max. Dia tidak akan membiarkan tunangannya meninggalkannya. Siapa juga yang ingin menjadi pasangan pria tua itu. Walaupun dia memiliki wajah tampan yang membuat sabrina sedikit terpesona. Tapi tidak membuat hatinya ikut berdetak seperti akan loncat dari tempatnya.
"Dia bukan orang sembarang yang bisa kamu kalahkan dengan mudah. Kamu juga bisa menyadarinya buka. Pria sialan itu berhasil menggunakan sihir hitam untuk membuat dirinya abadi. Terlihat dari wajahnya yang sama sekali tidak berubah. Tidak hanya itu auranya sama gelap dengan Max saat sisi gelapnya mengendalikannya." jelas Zenith yang membuat rasa khawatir muncul dalam hati sabrina. Dia tidak bisa menunda perjalannnya. Sabrina harus segera menyusul max. Dia merasa akan terjadi sesuatu pada kekasihnya.
"Kita harus segera menangkan Derek." ucap Sabrina yang dianggukkan oleh ketiga orang lainnya. Mereka berpikir sama dengan sabrina. Kedatangan pria itu di tempat ini bisa menjadi sebuah pertanda telah terjadi hal buruk pada Max.
Sebuah hutan lebat, terdapat sebuah tenda darurat yang baru saja didirikan. Seorang pria sedang terbaring lemah dengan luka yang tidak kunjung berhenti mengeluarkan darah. Orang yang sedang berbaring adalah Max. Pria itu mendapatkan luka tusuk akibat serangan Vernand.
"Kita harus segera menyusul pria itu. Dia berencana membunuh sabrina." ucap Max yang mencoba berdiri tapi Clovis langsung menahan tubuh tuannya."Lepaskan aku Clovis, sabrina sedang membutuhkan kita. Dia tidak akan bisa menghadapi derek dan Vernand secara bersamaan." jelas Max tapi rasa sakit diperutnya kembali datang bersamaan dengan aliran darah yang belum berhenti.
"Kita harus merawat luka anda. Selain itu anda tidak ingin bukan membuat nona sabrina khawatir dengan kondisi anda yang seperti saat ini." jelas Clovis yang membuat Max membuang nafas kasarnya. Dia kesal sama dirinya sendiri yang bisa-bisa kehilangan fokus saat sedang dalam pertarungan.
Seorang wanita masuk ke dalam tenda. Wanita itu adalah tabib yang dicarikan oleh bawahan Max. Wanita cantik yang membuat para ksatria memuja kecantikannya. Sayangnya hal itu tidak berpengaruh pada Max. Mungkin otak pria tampan itu hanya berisi sabrina sehingga tidak akan berpengaruh dengan kecantikan wanita lain. Meskipun tunangannya memiliki banyak hal buruk seperti sangat malas dan selalu suka kabur. Tapi Max mencintainnya melebihi apapun di dunianya. Bahkan jika dia harus menukarkan seluruh hal yang dimilikinya untuk sang tunangan. Dia akan melakuknya.
"Selama malam tuan." ucap wanita itu dengan suara lembutnya. Tapi tidak membuat suasana di dalam ruangan itu nyaman. Bahkan sebuah aura gelap yang membuat Clovis sulit menelan ludahnya sendiri. Sekarang dia merasakan kematiannya akan tiba lebih cepat. Rasannya dia ingin menangis karan belum bisa menikah dengan wanita pujaanya.
"Clovis kamu tahu kesalahanmu malam ini. Sebaiknya kamu menyelesaikannya secepatnya atau hari ini akan menjadi hari kematianmu." ucap Max yang langsung mengambil sebuah kain perban dan berjalan meninggalkan Clovis yang menatap khawatir dengan kepergian tuannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...