Max harus kembali ke istana karena banyak pekerjaan yang telah dia tinggalkan selama menemani Sabrina. Tentu saja hal itu yang diharapkan oleh Sabrina. Terbebas dari tunangannya yang tiba-tiba berubah menjadi bayi besar. Bukan dirinya yang dirawat oleh pria itu. Tapi Sabrina yang harus merawat pria itu selama beberapa hari ini. Jangan lupa tingkah manjanya yang semakin menjadi saja.
"Akhirnya aku bisa bersantai." ucap Sabrina yang sekarang sedang menyandarkan badannya di sofa. Tidak lupa berbagai kudapan manis sudah ada di mejanya untuk menikmati pagi ini. Rasanya sudah lama Sabrina tidak menikmati makan-makanan manis ini.
Selama Sabrina sakit, Max mengatur makanan yang harus dimakannya. Dia hanya diperbolehkan makan sayur, daging dan buah saja. Tidak ada kudapan manis untuk cucimulutnya. Rasanya lidahnya sudah merindukan kudapan yang memanjakannya itu.
Sedangkan Millie dan Velix hanya bisa meratapi nasib keduannya. Tunangan dari nona mereka sudah memberikan peringatan untuk tidak memberikan kudapan manis beberapa minggu kedepan. Sayangnya kekuatan Sabrina saat Max tidak ada lebih besar dibandingkan peringatan berupa kata-kata saja.
"Nona jangan makan terlalu banyak nanti, yang mulia pangeran ketiga akan marah kalau beliau tahu. " ucap Millie yang mencoba menghentikan nonanya.
"Dia tidak akan marah kalau tidak ada yang memberi tahunya bukan. Jadi kalian harus tutup mulut. Biarkan aku memanjakan diriku. Selama ini dia selalu ingin dimanjakan sedangkan aku tersiksa." ucap Sabrina sambil mengingat kegiatannya beberapa hari yang lalu.
Sabrina tidak menyangka seseorang bisa berubah 180 derajat hanya karena jatuh cinta. Rasanya terlalu mengerikan jika seluruh orang di dunia ini seperti itu. Ya dia belum merasakan cinta pada Max. Walaupun sedikit rasa nyaman yang mulai tumbuh dan membuatnya tidak rela kalau hal itu hilang.
Sebuah ketukan pintu mengalihkan fokus ketiga orang itu. Millie berjalan mendekati sumber suara. Dia membuka pintu kamar nonanya. Seorang pelayan wanita memberikan sebuah surat padannya.
"Surat untuk nona, katanya penting harus segera di baca." ucap pelayan wanita itu sebelum meninggalkan Millie.
Millie melangkahkan kakinya mendekati nonanya yang masih sibuk dengan kudapan di depannya. Tidak pernah mulut Sabrina berhenti memproses setiap kue yang masuk. Dia terlalu menikmati setiap kue di hadapannya. Sebelum tunangannya kembali dan melarangnya untuk memamakan kudapan lagi.
"Nona." panggil Millie yang membuat Sabrina berhenti sesaat. Dia menatap wajah pelayannya. Tergambar jelas wajah khawatir sambil menyodorkan sebuah surat padanya.
Sabrina tidak tahu alasan pelayannya itu menatapnya khawatir. Selain itu surat apa yang diberikan oleh Millie. Rasanya dia tidak memiliki teman selama dirinya menempati badan Sabrina. Jadi tidak mungkin ada yang mengirimkan surat pada Sabrina. Karena semua teman bangsawan yang menjadi teman Sabrina dulu tidak lagi mengganggunya dengan undangan minum teh.
"Siapa yang mengirimkannya?"tanya Sabrina yang tidak berminat membuka surat di tangannya itu. Dia pikir surat itu berisi ajakan minum teh atau pesta bangsawan. Kegiatan yang sangat melelahkan dan membosankan. Cukup untuk Sabrina mengunjungi pesta kerajaan. Dia tidak ingin lagi mengikuti pesta-pesta lainnnya.
"Yang mulia putra mahkota." ucap Millie dengan lirih yang membuat Sabrina menyemburkan tehnya. Beruntungnya Velix dengan cepat menghindar dari semburan nonannya atau dia akan berakhir mengenaskan. Tidak terbayangkan sebarapa besar harga dirinya yang diinjak oleh Sabrina karena perlakuan itu.
"Kamu tidak salah lihatkan?"tanya Sabrina pada Millie yang dijawab dengan gelengan kepala.
Sabrina menatap surat di depannya seperti sebuah undangan kematian saja. Sejujurnya dia tidak ingin membukannya dan berharap surat di depannya tidak pernah sampai dikediamannya. Sayangnya keberanian Sabrina tidak sebesar itu dalam mengangkan bendera perang pada Derek.
Rencannya sudah banyak yang gagal total. Sabrina harus kembali menjalin hubungan baik dengan Derek. Sebelum dirinya mendapatkan cara untuk menghancurkan pria itu. Sekarang dia hanya harus menahan diri sambil mencari kelemahan Derek. Setidaknya hal itu berguna untuk menyelamatkan dirinya di masa depan.
Sabrina membuka surat itu dengan wajah cemas. Entah apa isi dari surat putra mahkota untuknya. Dia yakin bukan surat cinta. Walaupun dia menyadari pria itu sudah mulai menaruh ketertarikan padannya. Tapi rasanya tidak mungkin Derek menunjukkan secara langsung bukan.
Hallo My Lovely Sabrina.
Satu kalimat pertama yang membuat Sabrina enggan untuk melanjutkannya. Dia tidak percaya pria itu mengirimkan surat cinta padannya. Dia sudah menduga isi dari surat itu kalau bukan ajakan untuk bertemu.
"Sepertinya putra mahkota masih mengamatiku. Dia tahu kalau Max tidak ada di sampingku. Jadi dia dengan berani mengirimkan surat padaku." ucap Sabrina yang belum melanjutkan lanjutan dari surat itu.
"Velix kamu tahu yang harus dilakukan setelah ini bukan?"tanya Sabrina yang langsung dianggukkan kepala oleh Velix. Beberapa saat kemudian pria itu menghilang seperti ditelan bumi. Tentu saja hal itu membuat Millie terkejut. Hampir saja pelayannya itu pingsan kalau Sabrina tidak segera menjelaskannya.
"kamu tidak perlu terkejut, dia bisa menggunakan sihir teleportasi. Jadi tidak aneh kalau tiba-tiba Velix menghilang seperti itu." ucap Sabrina dengan santai. Dia masih menatap surat yang diletakkannya di atas meja.
"Bagaimana nona tahu itu? bukankah dia sangat berbahaya untuk anda." ucap Millie yang terlihat sangat khawatir dengan keamanan nonanya. Hal itu membuat Sabrina senang melihat pelayannya sangat peduli padannya.
"Aku tahu itu dari tunanganku. Dia tidak mungkin mengirimkan seorang ksatria yang lemah. Salah satu kelebihan Velix bisa menggunakan teleportasi. Dia juga yang selama ini selalu mengamati kita dari balkon kamar." ucap Sabrina dengan santai yang membuat Millie tegang bukan main. Ternyata perkataan nonanya waktu itu benar kalau ada yang mengamati gerak-gerik dari Sabrina. Padahal saat itu Millie berpikir nonanya sedang melantur. Tidak mungkin ada yang bisa melewati sihir perlindung di kediaman Marquess. Kecuali orang itu bisa berpindah tepat di dalam kediaman Valendric.
"Sudah kamu tidak perlu terkejut seperti itu. Aku sudah tahu sejak lama. Tidak banyak orang yang bisa menggunakan sihir teleportasi. Karena sihir teleportasi berasal dari keluarga bangsawan di kerajaan Helmunt. Sayangnya sihir ini tidak selalu di dapatkan oleh seluruh keluarga bangsawan itu. Hanya beberapa orang yang memiliki keburuntungan bisa memiliki sihir teleportasi. " ucap Sabrina
Bagaimana dia tahu itu, tentu saja dari sang penulis. Karakter Max dan Velix menjadi musuh yang sulit di kalahkan oleh Derek. Karena sihir tersembunyi itu. Max dan Velix bisa kabur dari kejaran putra mahkota. Hingga akhirnya keduannya mati setelah tertangkap di perbatasan Helmunt. Itupun terjadi karena kondisi keduannya sudah kehabisan tenaga. Selain itu nyawa Max sudah berada di ujung usiannya. Kutukannya memakannya di malam penangkapan pria itu.
Max harus mati dengan keadaan tidak terhormat. Padahal sudah banyak jasa yang dilakukannya selama hidupnya. Sayangnya semua kehormatannya hilang saat kutukannya mengendalikan seluruh tubuh Max dan menghancurkan hampir seluruh kerajaan Octavain. Pria itu dijatuhkan sebagai pejahat di kerajaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...