Bab 30 : Serpihan ingatan

24.3K 3K 29
                                    

Seorang wanita muda di dalam sebuah kereta kuda.  Tidak ada wajah kebahagiaan yang tergambar di wajahnya. Padahal malam ini dia baru saja melangsungkan pertunangan dengan pria yang paling diincar di negeri ini. Alasanya karena dia tidak mencintai tunangannya. Wanita itu melakukannya untuk membantu pria yang dicintainya.

"Nona." panggil seorang wanita yang menggunakan pakaian pelayan di depannya. 

"Ada apa Millie? aku tidak ingin berbincang." ucap wanita itu yang memilih menatap langit malam yang terlihat lebih gelap dari biasanya. 

Dia tidak menduga malam ini akan terjadi gerhana bulan. Biasanya dia sangat menyukai melihat gerhana bulan. Sayangnya hari ini hanya ada rasa sakit yang tersisa di hatinya. Apalagi saat pria yang dicintainya terlihat tidak peduli padanya. 

"Nona anda harusnya bahagia."

"Kamu gila Millie, Aku menikahi pria itu bukan karena cinta. Semua ini aku lakukan untuk putra mahkota. Aku pikir pria itu akan menatapku sayangnya semua itu hanya sebuah mimpi saja." ucap Wanita itu dengan wajah sendunya. Dia tidak bisa membayangkan hidup dengan pria yang tidak dicintainya. 

Millie menatap sedih wanita di hadapnnya. Dia lebih suka melihat nonanya marah-marah dibandingkan seperti ini. Setidaknya dengan mengeluarkan segala amarahnya nonanya bisa membuang beban yang tertinggal di hatinya. 

Ketika keduannya sibuk dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba kereta kuda berhenti secara tiba-tiba. Millie sadar ada yang tidak beres. Dia mengintip dari jendela dan Millie terkejut melihat orang-orang berbaju hitam sedang menyerang pasukan dari keluarga Valendric. 

Tanpa pikir panjang Millie membuka pintu lainnya dan menarik nonanya. Sabrina ingin protes dengan tindakan pelayannya. Tapi dia terkejut saat melihat banyak dari pengawalnya sudah berbaring dengan luka dan  darah yang mengalir. 

"Millie apa yang terjadi?"tanya Sabrina pada nonanya sambil berlari. Sesungguhnya dia susah sekali untuk bergerak dengan gaun yang digunakannya. Apalagi korset membuat sulit bernafas sekarang. Dia ingin berteriak meratapi nasib buruknya. 

"Nona anda harus tetap pergi ke dalam hutan dan cari tempat aman untuk bersembunyi. saya akan menahan kedatangan mereka. Saya bisa sedikit sihir." ucap Millie yang membuat Sabrina terkejut. dia langsung menggelengkan kepala.

Sabrina tidak bisa menggunakan sihir dan  beladiri. Dia tidak yakin bisa melindungi dirinya sendiri. Karena dia tidak ingin meninggalkan pelayannya. 

"Saya mohon nona, saya tidak akan bisa menahan lama mereka semua. Jadi nona harus menemukan tempat berlindung. untuk kali ini nona harus mengikuti perkataanku. saya mohon nona." ucap Millie yang sesekali melihat keberakang. Dia khawatir orang-orang itu sudah mengejar. Walaupun dia sudah menggunakan sidikit sihir yang dipunya. Setidaknya sihir itu bisa menghabat orang-orang berbaju hitam itu. 

"Millie."

"Saya mohon nona." ucap Millie yang mulai tidak bisa menahan sihirnya. Dia khawatir keberadaan mereka akan diketahui.

"Kamu harus selamat Millie." ucap Sabrina sebelum berlari. Wanita itu berlari ke dalam hutan. Dia berharap menemukan seseorang yang bisa membantunya. Tapi hanya hutan yang semakin rindang saja. 

Sabrina semakin frustasi. Apalagi kakinya sudah merasakan sakit karena beberapa kali terkena batang pohon. Gaunnya juga sudah tidak berbentuk. Pada akhirnya Sabrina harus merobek gaun yang paling disukainnya selama ini. Semua itu demi menjauh dari orang -orang yang mengejarnya.

Sabrina berhenti saat melihat sebuah tebing di depannya. Dia terkejut melihat tidak ada lagi jalan untuknya kabur. Apalagi orang -orang berbaju hitam itu sudah ada di depannya. Dia tidak tahu cara untuk kabur lagi. 

"Kemarilah nona, kamu tidak perlu mati sekarang." ucap salah satu dari mereka. Sabrina menatap tebing di belakangnya. Entah sebuah keburuntungan untuk Sabrina. Karena di belakangnya terdapat sungai yang memiliki aliran deras. Kalau dia meloncat dari tebing ini masih ada kemungkinan untuk Sabrina selamat. 

Tanpa pikir panjang sabrina meloncat ke dalam sungai itu. Badannya terbawa oleh aliran sungai itu. Bodohnya Sabrina lupa kalau dirinya tidak bisa berenang. sekarang dia hanya bisa pasrah dengan nasibnya. Karena tidak bisa berenang pada akhirnya Sabrina tenggelam begitu saja. Dia merasa paru-parunya sakit bersamaan dengan kesadarannya menghilang. 

"Akhir yang menyedihkan." ucap Sabrina sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya. 

Sabrina terbangun dari tidurnya dengan keringat bercucuran. Dia bermimpi tenggelam dalam sungai. Badannya gemetaran mengingat kejadian di dalam mimpi. Sabrina terkejut saat melihat orang -orang mengelilinginya. 

Sabrina belum mengerti situasi di depannya. Tiba-tiba Max langsung memeluk badan Sabrina dengan sangat irat. Bersamaan dengan air mata yang membasahi baju Sabrina. Wanita itu tidak paham kenapa orang di sekelilingnya menatapnya penuh Khawatir.

"Kenapa kamu menangis Max?"tanya Sabrina sambil mendorong badan pria itu. Sayangnya tenaganya tidak cukup kuat untuk melepaskan pelukan Max. Pria itu enggan untuk melepaskan pelukannya. 

"jangan tinggalkan aku seperti itu lagi, jangan buat aku khawatir." ucap Max disela-sela tangisannya. Orang -orang yang ada di kamar Sabrina memilih untuk memberikan waktu untuk keduannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi Max? aku hanya tidur dan tidak pergi kemana-mana." ucap Sabrian dengan santai. 

Max akhirnya melepaskan pelukannya. Dia menatap mata indah milik tunangannya yang sudah dirindukan beberapa hari ini. 

"Kamu tidur selama 5 hari.Sabrina. Kamu membuatku takut. Jangan seperti ini lagi. " ucap Max yang kembali memeluk tubuh tunangannya. Selama 5 hari Max tidak pernah meninggalkan kamar milik sabrina. 

Entah apa yang menjadi penyebab Sabrina tertidur selama itu. Tidak ada masalah apapun setelah dilakukan pengecekan oleh para tabib. Bahkan Tabib istana sengaja datang hanya untuk mengetahui kondisi Sabrina. Tapi hasilnya tetap sama, tunangannya hanya tidur seperti biasa. 

Hingga beberapa saat yang lalu badan sabrina mengalami kejang-kejang dan detak jantung berhenti beberapa saat. Hal itu membuat Max dan orang -orang dikediaman Valendric dilanda rasa khawatir. Bagaimanapun juga Sabrina hampir saja pergi meninggalkan mereka. 

Sedangkan Sabrina terdiam mencoba untuk memahami situasi yang terjadi padanya. Tadi dia bermimpi tentang tragedi kecelakaan Sabrina sebelum Kayla masuk ke dalam tubuh ini. Dia tidak menyangka ada kejadian seperti itu. Padahal di novel yang dibaca, Sabrina hanya akan dalam bahaya saat sang tokoh utama wanita mulai muncul. 

Bukankan jarak dari pertunangan Sabrina hingga pertemuan Max dengan Anya terbilang masih jauh. Tapi Sabrina mendapatkan penyerangan saat dalam perjalanan menuju kediaman Valendric. 

Dia menaruh curiga pada potongan ingatan setelah Sabrina tenggelam dan tidak sadarkan diri. Siapa yang menyelamatkan badan Sabrina dari sungai. Banyak pertanyaan yang muncul di benak Sabrina. 

"aku hanya bermimpi tentang ingatanku sebelum amnesia." ucap Sabrina yang membuat Max terdiam sesaat mendengarnya.  Pria itu kembali melihat wajah tunangannya. 

"Kamu tidak perlu mengingatnya jika itu membuatmu sakit. Jangan lakukan lagi hal yang berbahaya." ucap Max pada Sabrina. 

Sedangkan Sabrina berpikir ada alasan ingatan tubuh asli ini muncul di mimpinya. Apakah jiwa sabrina asli sedang memberikannya pesan sesuatu tentang penjahat dari kematiannya. Sebenarnya apa yang terjadi pada Sabrina asli setelah dia tenggelam.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang