Bab 35 : Orang baju hitam

19.1K 2.5K 26
                                    

Sabrina tidak berniat untuk langsung kembali setelah pertemuannya dengan Derek. Dia butuh waktu menenangkan diri setelah hampir beberapa kali mengalami serangan jantung. Ternyata perdekatan dengan Derek tidak baik untuk nyawanya. Dia selalu terbayang-bayangi dengan kematian yang sedang menantinya. 

Millie tidak tahu kalau Sabrina tidak langsung kembali ke dalam kereta kuda. Pelayannya masih menunggu tepat di depan kereta kuda. Dia sengaja mengantarkan pria itu menuju kereta kudanya. Agar Millie tidak menyadari saat dirinya pergi dari sekirar restauran. 

Alasannya tentu dia ingin menikmati waktu sendirinya. Bersama Millie atau Velix sama saja berjalan-jalan ditemani cctv tunangannya itu. Beruntungnya lagi Velix belum kembali dari tugas yang diberikan oleh Sabrina tadi pagi. 

Mungkin pria itu sedikit kesulitan untuk menemukan mata-mata yang dikirimkan putra mahkota sialan itu padanya. Dia masih kesal dengan kejadian di dalam rumah makan itu. Pria itu memang tahu cara menyiksa orang lain secara pelan-pelan. Caranya dengan makanan. Pria itu tidak memberikan makanan apapun keculi campuran rumput hijau yang dimakan oleh Sabrina. 

Karena itu Sabrina merasakan perutnya mulai melakukan demo untuk diisi segera. Beruntungnya tadi sebelum dia pergi sudah menyiapkan beberapa lembar uang. Sekarang dia bisa menikmati setiap makanan yang ada di pasar kota. Sungguh waktu yang sudah di nanti sabrina. 

Dia melangkahkan ke salah satu penjual kaki lima. Dia marasa kembali ke zaman kanak-kanak. Jika membeli permen gula yang di jual oleh pria di depannya. Tentu saja dia membelinya dengan bentuk tangkai bunga mawar. Setelah itu dia bergeser beberapa dari penjual permen itu. 

Seorang wanita Tua yang menjual kudapan manis yang menggugah mata Sabrina. Kuenya tidak kalah indah dengan kudapan yang dijual di toko-toko. Dia bisa memperkirakan seberapa enaknya kue itu saat bertemu dengan lidahnya. 

"Aku ingin pesan setiap jenisnya satu buah." ucap Sabrina yang membuat wanita tua itu terkejut. Dia tidak menyangka di hari pertamanya berjualan jualnya sudah hampir saja habis.

"Nona yakin?"tanya Wanita tua itu.

"Tentu saja saya yakin kalau anda mengijinkan saya untuk menyicipinya secara gratis untuk kue yang berwarna orange seperti jeruk ini." ucap Sabrina yang langsung dianggukkan oleh wanita tua itu. Sabrina mengambil kudapan itu dan mencobannya. Benar seperti dugaanya kue itu sangat cocok di lidahnya. 

"Enak sekali, seperti kamu sangat handal dalam membuat kue. Sayang sekali kalau kamu hanya menjualnya di pasar seperti ini. Bagaimana kalau kamu membuat sebuah toko kue di jalan utama. Aku yakin kue-kuemu ini akan sangat digemari oleh para bangsawan." ucap Sabrina yang tidak sadar sudah mengambil kue lain. 

Sedangkan Wanita tua itu tidak mempermasalahkan tindakan Sabrina. Karena dia sudah senang mendengar pujian dari wanita muda di hadapannya. Tapi seketika wajahnya murung saat mendengar ucapan Sarbrina. 

Dia bukan tidak ingin membuka sebuah toko kue, semua itu adalah impiannya. Tapi dia tidak memiliki banyak uang setelah kabur dari kediaman tuan mudanya di kerajaan Helmunt. Menjual kue-kue di pasar ini saja sudah sulit untuk dirinya bisa bertahan hingga hari ini.

"Tentu saja ingin memiliki toko di tempat strategis seperti itu. Sayangnya saya tidak memiliki banyak uang untuk bisa membayar sewa toko." ucap Wanita tua. 

Sabrina terdiam memikirkan sesuatu yang menarik. Dia berniat kabur jika sesuatu buruk di masa depan membahayakannya. Sebelum itu dia harus memiliki cukup uang untuk membiayai hidupnya selama itu. Bukankah membuat sebuah toko bisa membantunya untuk menambah finansialnya. Sebuah ide yang cermelang pikir Sabrina.

"Bagaimana kalau saya menyediakan toko dan berbagai kebutuhan anda untuk menjual kue-kue ini. Nanti hasil keuntungan kita bagi dua. Saya mendapatkan 70 % keuntungan dan anda 30 % keuntunga. Saya hanya akan mengambil keuntungan itu selama 3 bulan kedepan saja. Setelah anda bisa membayar uang sewa toko sendiri. Saya hanya akan mengambil keuntungan sebesar 50 %. Saat anda sudah bisa membiayai seluruh kebutuhan untuk pejualan kue ini sendiri. Saya akan melepaskan kerja sama kita. Bagaimana?"tanya Sabrina yang membuat wanita tua itu tidak bisa menahan air matanya. 

"Terima kaish nona yang sudah baik hati membantu saya. Entah harus dengan apa membayar kebaikan anda." ucap Wanita tua itu pada sabrina. 

Sabrina berjalan mendekati badan wanita tua itu. Dia memeluknya dengan sangat lembut dan penuh kehangatan. Orang-orang di sekitarnya menatap haru dengan kebaikan Sabrina. Penampilan Sabrina saat ini terlihat sekali kalau dia berasal dari keluarga bangsawan. 

"Anda bisa mendatangi kediaman marquess Valendric. Katakan saja anda ingin bertemu dengan Sabrina Valendric. Mereka akan mempertemukan anda pada saya." ucap Sabrina yang sudah melepaskan pelukannya. Sebelum meninggalkan wanita tua itu. Dia memberikan beberapa lembar uang untuk membayar semua kue yang  di bawa oleh wanita tua itu. 

"Ini terlalu banyak nona."

"Tidak apa-apa anggap saja itu sebuah hadiah atas kue enakmu ini." ucap Sabrina sebelum benar-benar menghilang dari depan mata wanita tua itu. 

Sabrina berjalan menuju kereta kuda dengan bahagia. Dia sudah bisa melupakan kekesalannya pada putra mahkota tadi. Namun senyumannya luntur saat dia melihat segerombolan pria baju hitam yang sedang berjalan menujunya. Mereka memang tidak akan terlihat mencurigakan karena berbaur dengan baik dengan orang -orang di pasar. Apalagi hari ini pasar kota terlihat sangat banyak orang. 

Tanpa pikir panjang Sabrina berlari sekuat tenaga dari orang -orang berbaju hitam itu. Dia masih ingat kenangan tentang penyerangan kereta kuda Sabrina saat pertunangannya dengan Max. Sekarang nyawa sabrina dalam bahaya. Entah motif apa dibalik penyerangan pada Sabrina. 

Beruntungnya keberadaan Sabrina bisa tertutupi oleh orang -orang disekitarnya. Dia terus berlari tanpa tentu arah. Dia tidak tahu langkahnya mengarah kemana. Sabrina hanya harus menemukan tempat persembunyian yang tepat. Agar para pembunuhnya itu tidak menemukannya. Sungguh hari yang sial. Sudah cukup sabrina dibuat kesal dengan putra mahkota. 

Baru saja dia senang karena mendapatkan hiburan. Ternyata dia harus dipertemukan kembali dengan sesuatu yang berbahaya. Tanpa sadar saat sabrian sedang melihat sekelilingnya. Sebuah tangan menariknya kedalam lorong gelap antara dua bangunan. Sabrina mencoba untuk melepaskan tangan orang itu dari mulut dan pinggannya. 

Keringat mulai membasahi badan sabrina, dia berpikir sudah tertangkap oleh para pembunuh yang sedang mengejarnya. Tanpa sadar air matanya ikut turun. Dia ketakutan saat tahu hidupnya bisa saja berakhir saat ini juga. 

Tanpa pikir panjang, dia menggigit tangan yang membekap mulutnya. Tentu saja hal itu membuat pria yang menangkapnya melepaskan tangan di mulutnya. Saat sabrina ingin berteriak, suara yang sangat familir terdengar di telinga Sabrina. 

"tenanglah, kamu bisa membuat mereka menemukan kita. Sebaiknya kita pergi dari tempat ini." ucap pria yang menggunakan jubah hitam dan tudung menutupi kepalanya. Tidak lupa sebuah kain menutupi wajahnya. Hanya matanya saja yang terlihat oleh sabrina. Dia sangat mengenal warna mata dari pria yang menyelamatkannya itu.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang