Bab 20 : Kedua pria

38.1K 4.3K 19
                                    

Setelah hampir satu hari penuh Sabrina bergelut dengan berbagai peraturan dan tata krama keluarga kerajaan. Akhirnya penderitaanya berakhir juga. Setelah ini dia ingin benar-benar kabur saja dari istana. Lebih baik tinggal di kediaman marquess. Sabrina tidak harus melakukan apapun selain menikmati hidup mewahnya. Dibandingkan di istana penyiksaanya tidak kunjung berhenti.

Apalagi dia belum berani bertemu dengan Max. Masih bisa teringat kejadian malam lalu saat Sabrina memilih untuk meninggalkan pria itu.  Dia tidak memberikan jawaban apapun dari pertanyaan pria itu. 

"Mengajarinya bahagia? aku saja belum yakin bisa bahagia." ucap Sabrina yang saat ini sedang duduk di salah satu bangku taman. Tentu saja dia tidak seorang diri. Tidak mungkin Max membiarkannya berkeliaran sendirian di tempat ini. Ada si pengawal tampan yang selalu menemaninya kemanapun Sabrina pergi. Bahkan saat dia berniat untuk kabur, pengawalnya hanya mengikutinya tanpa ada niat menahannya. Dia benar-benar seperti patung berjalan yang jarang mengeluarkan suara. 

"Kalau begitu izinkan aku untuk membahagiamu?" ucap seorang pria dari balik punggungnya. Dia langsung membalikkan badannya dan di sana ada orang yang sedang dihindarinya. Kenapa setelah malam itu dia selalu berkeliaran di sekitarnya. Pria itu tidak tahu kalau dirinya sedang mencoba untuk tidak bertemu dengannya. 

"Tidak terima kasih, Aku tidak ingin menyerahkan alasan kebahagianku pada seseorang. Itu terlalu berbahaya." ucap Sabrina yang langsung membalikkan wajahnya kembali. Dia tidak yakin bisa menahan pesona dari seorang Max. 

"Aku tidak memintamu untuk bersandar padaku.  Tapi Izinkan aku menjadi salah satu dari ribuan alasan yang membuat kamu bahagia." ucap Max pada wanita di depannya. Wanita itu lebih memilih untuk menatap wajahnya. Dia tidak mempermasalahkannya. Mungkin Sabrina belum bisa menerima perasaanya saat ini. 

"Yang mulia pangeran, kita sudah membuat kesempatan. Aku tetap akan berpisah setelah 6 bulan. Kita hanya perlu fokus dengan rencana kita." ucap Sabrina yang langsung berdiri dan meninggalkan taman itu. Padahal dia berniat untuk menenangkan pikirannya. Sayangnya takdirnya selalu mempertemukannya dengan pria itu. 

Sabrina tidak ingin mengambil resiko besar di masa depan. Dia tahu di masa depan pria itu akan mencintai wanita lain. Wanita itu adalah tokoh utama dalam cerita ini. Tidak ada satu orang pun yang bisa menghindar dari pesona tokoh utama itu.

"Aku ingin semuanya segera berlalu. Bebas dari semua masalah yang mengikatku dan menikmati kehidupanku sebagai sabrina." gumam Sabrina dalam hati.

Sayangnya dia harus bertemu dengan Derek saat menuju ke kamarnya. Entah apa yang terjadi pada dua pria itu. Tidak cukupkah mereka membuatnya selalu ketakutan akan takdir yang mengikat lehernya. Sekarang keduannya silih datang di hadapannya.

"Sabrina." panggil pria itu dari depan lorong menuju kamar pribadinya. Sayangnya sebelum pria itu mendekati Sabrina. Tubuhnya terasa di tarik oleh seseorang . Orang yang melakukannya adalah Max. Entah sejak kapan pria itu ada di dekatnya. Dia pikir pria itu sudah meninggalkannya. Ternyata pangeran ketiga itu punya hobby menguntit tunangannya.

"Ada apa seorang putra mahkota harus datang istana barat. Bukankah seorang putra mahkota sudah memiliki istana indahnya sendiri." sindir Max yang membuat wajah putra mahkota menatap tajam adiknya. Dia tidak suka kedekatan Sabrina dengan tunangannya. 

Sebenarnya dia datang untuk menanyakan tentang kejadian tadi malam saat pesta perayaan. Seharusnya Adiknya sudah meninggal dunia jika menggunakan racun yang diberikannya. Tapi tadi pagi dia malah mendapatkan kabar kalau pangeran ketiga sudah melewati masa kritisnya. Tentu saja hal itu membuat banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya. 

Tidak mungkin ada yang bisa selamat dari racun Hugwolt itu. Seharusnya dia mendapatkan kabar duka dari istana timur. Tapi bukannya kabar duka, dirinya mendapatkan informasi kalau adiknya meminta seorang pengajar untuk Sabrina. Secara tidak langsung pangeran ketiga berniat untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih tinggi lagi. apalagi kalau bukan pernikahan. 

Sabrina sedang disiapkan sebagai calon keluarga kerajaan. Hal itu yang membuat wanita itu harus mendapatkan banyak pengetahuan tentang kerajaan Octavain.  Derek tidak suka dengan kabar itu. 

Sejak pertemuan pertamanya setelah itu bangun dari pingsannya. Derek menaruh banyak ketertarikan pada Sabrina. Dia jadi ingin memiliki wanita itu untuk dirinya. Sekarang dia harus merebut lagi Sabrina dari tangan adiknya. Hanya ada satu cara yaitu membuat pangeran ketiga meninggalkan dunia ini untuk selamanya. 

"Aku tidak mempunyai urusan denganmu." ucap Putra mahkota yang sudah berdiri di hadapan Max. Dia berniat untuk melepaskan pegangan tangan Max dan Sabrina. Tapi adiknya itu langsung menepisnya dengan kasar.

"Bukankah seorang putra mahkota tidak seharusnya berdekatan dengan tunangan adiknya. Kalau hal itu dibiarkan akan menyebabkan rumor di kerajaan ini. Hal itu bisa membahayakan anda dan tunangan saya, kak." ucap Max dengan senyuman tipis. Dia tidak suka pria di depannya berdekatan dengan Sabrina. Sejak tadi malam dia sudah menyatakan kalau Sabrina adalah wanitanya. Dia tidak akan membiarkan pria manapun mendekati Sabrina. 

"Aku memiliki hal penting dengan tunanganmu, jadi kamu tidak perlu ikut campur." ucap Putra mahkota yang langsung menarik badan Sabrina dari adiknya.

"Yang mulia  sangat tidak sopan jika kita menghabiskan waktu hanya berdua. Sedangkan saya sudah memiliki tunangan." ucap Sabrina dengan sopan. Sebenarnya dia sedang tidak ingin bertemu dengan kedua pria ini. 

"Sabrina. kita harus bicara." ucap putra mahkota yang langsung menarik tangan Sabrina. Tapi langsung ditepis oleh wanita itu.

"Saya harap yang mulia memahami keadaan saya saat ini. " ucap Sabrina yang membuat putra mahkota membuang nafas kasar. dia tidak suka penolakan dari wanita ini. Selama ini Sabrina tidak pernah menolaknya. Bahkan saat dia memintanya untuk bertenunangan dengan adiknya. Tapi hari ini dia harus mendapatkan penolakan dari wanita di hadapannya. 

"apakah kamu sudah memiliki perasaan pada adikku itu? aku tidak akan membiarkanya. Kamu hanya bisa menjadi milikku tidak pria lain di dunia ini." gumam Derek dalam hati dengan tatapan tajam mengarah pada Sabrina. Hal itu membuatnya sedikit gugup. Sejujurnya ada rasa takut yang menghinggapi hatinya saat mendapatkan tatapan tajam dari putra mahkota. 

Pria itu mendekati telinga Sabrina dan membisikkan sesuatu. Keduannya terlihat sangat dekat dan mesra di mata Max. Dia tidak bisa menerima pendangan di depannya. Tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun saat ini. terlalu berbahaya untuknya ikut campur. 

Apalagi Sabrina harus menjaga kepercayaan putra mahkota. Agar dia bisa mendapatkan banyak informasi dari pria itu. Jadi Max hanya bisa mengepalkan tangannya untuk menahan amarah di hatinya. Sedangkan velix hanya menatap sendu saat melihat wajah tuannya. Dia tahu kalau tuannya sedang menahan amarahnya. 

Setelah selesai menyampaikan beberapa hal pada Sabrina. Pria itu meninggalkan Sabrina begitu saja. Sedangkan Sabrina menatap kepergian itu dengan tatapan ketakutan. Dia tidak menyangka kalau pria itu mengetahui tentang rencananya. Putra mahkota mengetahui kalau dirinya sudah mengganti jenis racun pada minuman pangeran ketiga.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang