Bab 59 : Pesan untuk Max

11.9K 1.7K 33
                                    

Max duduk di salah satu sofa di ruang kerjanya. Tatapan tajamnya mengarah pada kedua kakaknya yang asik menikmati secangkir teh dan kudapan yang disajikan oleh pelayannya. Bagaimana bisa kedua kakaknya terlihat sangat santai. Padahal masalah dibuat oleh kuadannya membuat Max pusing sendiri. Apalagi hingga saat ini dia belum mendengar kabar tentang tunangannya. Dia hanya bisa berharap Sabrina dalam keadaan baik-baik saja. Walaupun hati kecilnya merasa tidak tenang sejak meninggalkan wanitanya itu. 

"Kenapa kamu terus menatapku seperti itu? kamu ingin mencoba teh yang aku minum." ucap Micky yang membuat Max semakin kesal. Sedangkan Zenith hanya bisa membuang nafas melihat tingkah kedua adiknya. Dia sangat senang bisa berkumpul lagi dengan keluarga kecilnya. 

Walaupun hubungannya dengan adik bungsunya tidak sebaik dengan Micky. Tentu saja karena mereka berdua tidak pernah bertemu. Jangan lupakan harga diri keduannya yang terlalu tinggi. Keduannya lebih memilih bersikap dingin dibandikan melakukan drama pertemuan keluarga.Sungguh harga diri mereka akan jatuh jika dilihat oleh wanita mereka. 

"Bukankah kakak harusnya menjelaskan tentang rencana kakak. Tidak mungkin kakak membunuh yang mulia raja tanpa ada alasan yang jelas. Balas dendam bukan gaya seorang micky."ucap Max pada kakak perempuannya. Walaupun dia tidak sedekat itu dengan kakak perempuannya. Tapi Max cukup memahami kebiasaan kakaknya itu. 1-3 tahun cukup untuk dirinya memahami sosok Micky yang sebenarnya. 

"Kamu memang adikku yang pintar. Sepertinya sulit untuk aku menipumu. Tentu saja aku memiliki alasan membunuh pria tua itu. " ucap Micky yang berhenti sesaat untuk menikmati tehnya. Hal itu membuat Max yang sedang menanti penjelasan kakaknya dibuat kesal. Sedangkan Zenith menahan tawannya saat melihat ekspresi kesal adik bungsunya. Dia akui micky selalu tahu cara untuk membuat orang lain kesal.

"Aku membunuh raja karena sihir abadinya telah gagal. Hal itu membuatnya berubah menjadi iblis secara perlahan. Tentu saja aku tidak akan membiarkan hal berbahaya itu tetap hidup.  Aku juga tidak memiliki cara lagi selain membunuh raja sebelum perubahannya sempurna." jelas Micky yang membuat Max terkejut. Dia pernah mendengar sihir terlarang itu yang membuat seseorang bisa hidup abadi. Tapi tidak ada yang pernah berhasil dalam menggunakan sihir itu. 

"Pria tua itu ingin hidup abadi dan menghancurkan seluruh kerajaan disekitarnya. Dia ingin menjadi seorang raja untuk seluruh dunia ini." jelas Micky yang berakhir dengan desahan. Dia tidak tahu alasan dari pria tua itu yang sayangnya adalah ayahnya sendiri. Dia masih ingat ayahnya adalah pria baik saat kecil. Ayah yang mencintai kedua anaknya dan ratunya. Tapi duniannya hancur saat kedatangan seorang wanita yang mengakui kekasih ayahnya. Tidak sampai disitu saja wanita itu juga membawa seorang anak laki-laki seusiannya. Sejak saat itu ayahnya berubah menjadi seperti saat ini. 

"Aku tidak akan membiarkan ayah kita mati seperti itu. Walaupun dia juga menjadi penyebab kematian ibunda. Tapi kenangan bersama pria tua itu membuatku tidak ingin membiarkannya berubah menjadi seorang monster." ucap Micky bersamaan dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya. Kenangan bahagia mulai bermunculan dibenaknya. Dia merindukan ayahnya yang selalu memperlakukannya seperti seorang putri. Tapi setelah kematian ibundanya dan kakaknya yang dinyatakan menghilang. Kebahagiannya silir menghilang dari hidupnya. ayahnya hanya menganggapnya alat untuk melaksanakan ambisinya.

"Sudahlah tidak perlu lagi kamu tangisi lagi itu semua." ucap Zenith yang tahu alasan dari adik perempuannya menangis. Dia tahu seberapa dekatnya Micky dengan ayahnya dulu. Tapi dunia mereka berubah begitu saja dan kebahagian mereka menghilang. 

"Kita harus menjaga kerajaan ini  agar tidak jatuh di tangan Derek. Pria itu sama seperti ibunya yang terlalu serahkah. Beruntungnya wanita ular itu sudah dibunuh oleh paman." ucap Zenith pada sang adiknya. 

Max tidak mengerti dari pembicaraan kedua kakaknya. Dia hanya tahu kalau derek adalah anak dari raja. selain itu dia hanya tahu kalau raja memiliki dua istri saja. Ratu sebelumnya dan ibu yang merawatnya. 

"Kamu pasti bertanya-tanya tentang wanita yang kita sedang bicarakan. Wanita itu adalah ibu yang selama ini merawatmu. Dia menggunakan kamu hanya untuk mempertahankan posisinya di kerajaan ini. Apalagi kamu lahir dengan sebuah kutukan dari keturunan Giodest. Keberadaanmu bisa membawanya menjadi seorang ibu suri." jelas Zenith yang membuat Max terkejut. Dia tidak tahu siapa yang harus dipercayanya. Karena wanita yang kedua kakaknya ceritakan tidak sama dengan kenangan yang dimilikinya. 

"Aku tidak memintamu percaya dengan perkataanku. Kita baru saja bertemu setelah bertahun-tahun terpisah. Tapi wanita itu adalah sumber masalah dari kehidupan kita." ucap Zenith dengan tatapan tajamnya pada sang adik. Sedangkan Max memilih untuk diam saja. Dia akan mencari semua bukti itu dibandingkan hanya mendengarkan perkataan dari kakak sulungnya. 

Pintu ruang kerja Max terbuka dengan keras. Tentu saja hal itu membuat ketiga saudara terkejut. Sedangkan orangnya langsung masuk tanpa sepatah kata pada pemilik dari ruangan itu. Sejak awal Max memang tidak menyukai wanita itu. Walaupun wanita berambut putih itu sudah menyelamatkannya tadi saat para bangsawan dari kubu putra mahkota memojokkanya. Bisa dibilang wanita itu berdiri di kubunya. 

"Kenapa kamu masih disini?"tanya Anya pada Max. Sedangkan yang ditanya tidak mengerti perkataan wanita itu. Anya membuang nafas kasar dengan tatapan kesal yang kentaran. "Tunanganmu dalam bahaya  dan kamu tidak tahu itu, Sabrina mendapatkan tusukan dari bayangan pangeran Derek." ucap Anya yang membuat keheningan di ruangan itu. Mereke terkejut mendengar perkataan Anya.

"APA?" teriak Max dengan wajah khawatir. Apa yang dirasakan memang benar. Tunangannya dalam bahaya dan dia malah duduk di ruang kerjanya. Dia memang tunangan yang bunuh. Max berniat untuk melakukan teleportasi. Namun dia ingat tidak tahu keberadaan kekasihnya itu.

"Kita tidak akan bisa menemukannya." ucap Micky dengan senyum tipisnya. Dia tidak menyangka kalau tunangan dari adiknya bisa menyembunyikan keberadaanya. Pasti ada orang yang memiliki sihir penyembunyi aura. "Sepertinya ada yang menyembunyikan aura tunanganmu, velix dan pelayannya." jelas Micky yang membuat wajah khawatir Max semakin menjadi.

"Tenanglah. Dia baik-baik saja." ucap Zenith yang membuat Max kesal. Dia menarik kerah baju kakaknya. Sedangkan Zenith tidak berniat melawan amarah dari sang adik. Biarkan adiknya itu meluapkan perasaan khawatirnya itu.

"MAX." Teriak Anya dan Micky bersamaan. Kedua wanita itu mencoba untuk melepaskan kedua adik kakak itu. Mereka takut Max tidak bisa menahan amarahnya saat itu. Terlihat dari pancaran matannya yang siap membunuh Zenith. Beruntungnya kedatangan Clovis membuat Max bisa sedikit tenang.

"Tuan, Velix memberikan saya kabar." ucap Clovis yang muncul di depan pintu. Beruntungnya pria itu bisa menghubungkan sahabatnya dengen teleparti yang dimilikinya. 

"Nona Sabrina meminta anda untuk tenang dan fokus untuk menyelesaikan masalah kerajaan. Velix mengatakan jika nona akan bersembunyi hingga keadaanya membaik. Jadi tuan harus bisa menahan amarah dan tenang saat ini." ucap Clovis yang membuat Max melepaskan cengkramannya di kerah baju kakaknya. Dia kesal dengan sikap tunangannya yang suka memutuskan sesuatu tanpa pendapatnya. Bohong kalau saat ini dia tidak khawatir. Apalagi dia tahu Derek akan menggunakan Sabrina sebagai pionnya untuk membuat Max mundur dari posisi raja.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang