Bab 19 : Sihir Tampan

39.8K 4.5K 38
                                    

Sabrina merenungkan pembicaraanya dengan Max. Dia tidak menyangka Max akan mengatakan seperti itu. Karakter pangeran ketiga benar-benar tidak sama dengan dijelaskan oleh Novel yang dibacanya. Max bukanlah orang yang suka menyandarkan dirinya pada orang lain. Bahkan saat sang tokoh utama wanita menyelamatkannya dari kurukan yang bersarang di tubuhnya. Pria itu tidak benar-benar terbuka padanya. Dia hanya ingin memiliki sang tokoh utama untuk selalu berada di sisinya saja. 

Seakan-akan keberadaan Sabrina lebih tinggi dari sosok pemeran utama. Dia tidak menyangka niatnya untuk menyelamatkan dari takdir kematiannya.  Ternyata membuat kedua karakter di dalam novel berubah sangat drastis. Jangan bilang sang tokoh wanita akan berubah menjadi jahat padanya. Sabrina tidak bisa membayangkannya jika itu terjadi. 

"AAAAAAAAKKHHHHHHH." teriak sabrina penuh frustasi. Dia sampai mengacak-ngacak rambutnya. Sekarang penampilannya terlihat sangat hancur. 

Millie hanya menatap nonanya dengan ketakutan. Dia takut nonanya akan memberikan hukuman padanya. Dulu Sabrina suka menyiksa para pelayan saat suasana hatinya sedang buruk. Hal itu membuat Millie sangat ketakutan melihat nonanya.

"Kamu tidak perlu takut Millie, aku tidak akan menerkammu." ucap Sabrina yang sadar dengan tatapan pelayannya. Dia membuang nafas kasar. Ternyata sulit merubah imej Sabrina. Sudah berbubah menjadi baik juga bukannya mendapatkan keburuntungan. Sabrina malah mendapatkan kesialan saat tahu kedua tokoh pria menaruh hati padannya. 

Tentu saja Sabrina bukan orang bodoh yang tidak menyadari kalau Derek maupun Max suka pada dirinya. Padahal tidak ada hal bagus yang dimiliki Sabrina. Apalagi kedua adik kakak itu sama-sama memiliki obsesi gila pada benda yang menarik hati mereka.  Sepertinya hidupnya setelah ini tidak akan tenang.

"Sepertinya aku akan seperti dalam sangkar emas Millie." ucap Sabrina dengan wajah frustasi menatap pelayannya. Sedangkan Millie tidak memberikan respon apapun. Dia sedang mencoba mencerna perkataan nonannya. 

"Apakah aku perlu untuk kabur dari semua ini? tapi banyak rantai yang mengikat seluruh badanku untuk pergi. " gumam Sabrina sambil merebahkan badannya di tempat tidur. 

Hari ini banyak yang terjadi dalam hidupnya. Saat dia pikir akan lepas dari pria bernama Derek. Dia bisa menikmati hidupnya karena Sabrina tahu pria itu tidak memiliki ketertarikan padanya. Sayangnya semua itu hanya keinginannya. Ternyata perubahan dalam dirinya membuat pria itu tertarik pada dirinya. 

Sedangkan Tunangan tampannya sepertinya mulai mencoba menarik perhatiannya. Namun Sabrina sudah bertekad untuk menjauh dari kehidupan rumit kerajaan. Dia ingin menikmati hidup keduannya. Mungkin dia akan berkeliling dunia setelah perjanjiannya selesai dengan Max. Dia ingin melaksanakan impiannya di masa lalu. 

"aku harap mereka tidak benar-benar tertarik padaku." gumam Sabrina yang pelahan terlelap. Dia merasakan badannya dan pikirannya sangat lelah dengan berbagai masalah yang selih berdatang setelah Sabrina menemukan solusinya. Sepertinya masih banyak kejutan di masa depan yang membuat Sabrina akan lelah dengan kehidupan keduannya. 

Millie keluar dari kamar nonanya saat tahu Sabrina sudah terlelap. Beberapa saat setelah itu, seorang pria yang  menggunakan jubah untuk menutupi seluruh badannya. Dia bukannya tudung yang menutupi wajahnya. Pria itu berjalan mendekati Sabrina yang sudah terlelap. Pakaiannya sudah berganti dengan piama tidur. Tentu saja hal itu dilakukan oleh Millie saat nonanya terlelap. 

Pria itu duduk di tepi tempat tidur Sabrina. Tangan besarnya mengelus pipi wajah wanita di depannya. Tatapan sendu tergambar di kedua mata berwarna biru laut itu. Sungguh sebuah ciptaan yang sangat menggoda iman.

"Kamu sangat cantik saat tidur, terlihat seperti putri tidur." gumam pria itu sambil mengelus pipi Sabrina. Hal itu membuat Sabrina mendekati tangan pria itu. Entah apa yang sedang dimimpikan wanita di depannya. 

Sekarang pria itu harus mengatur detak jantungnya berdetak sangat cepat dengan tindakan Sabrina.  Wanita itu menggerakkan pipinya pada tangan pria itu. Seperti Anjing yang sedang bermanja pada pria itu.

"Aku rindu mama." ucap wanita itu dengan lirih. 

"Kamu selalu tahu cara untuk membuatku gugup. Sabrina. Aku harap kamu tidak akan pernah meninggalkanku. Aku tidak ingin lagi tanpa wanita yang aku cintai." ucap Pria itu sebelum meninggalkan Sabrina. Sebelum dia meninggalkan kamar yang digunakan wanita itu. Dia mengeluarkan sebuah sihir untuk menjaga keberadaan wanita itu dari putra mahkota. 

Karena dia menyadari pria itu mulai menaruh ketertarikan pada Sabrina. Hal itu malah membahayakan keberadaan Sabrina. Dia tahu seberapa gila kakaknya dalam menginginkan suatu hal. Dia tidak akan melepaskannya hingga benar-benar menjadi miliknya. 

Sabrina sengaja bangun lebih awal. Dia berniat untuk kembali kediamannya tanpa bertemu dengan Max.  SAyangnya semua itu cuman menjadi rencana saat melihat tunangannya sudah berdiri di depannya. Kalau tahu begini dia tidak perlu bangun pagi-pagi. Apalagi cuaca pagi ini sangat cocok untuk bergulung di tempat tidur yang empuk itu.

"Kamu mau kemana?"tanya Max pada wanita di depannya. Sabrina membuang nafas kasar.

"Pulang." ucap Sabrina yang memilih menundukkan kepalanya dibandingkan harus melihat pria tampan di depannya. Dia selalu khilaf kalau sudah terkena sihir tampan milik Max. 

"Kamu tidak perlu kembali kediaman marquees  Valendric, Tunangan pangeran harus tinggal di kerajaan. Ada beberapa pelajaran yang harus kamu ikuti sebelum menjadi istri dari keluarga kerajaan." ucap Pangeran ketiga itu pada Sabrina. Sedangkan wanita yang diajak bicarannya melebarkan mata dan menatap tajam pria di depannya. Dia tidak berniat untuk menjadi istri dari keluarga kerajaan. Bukankah kesepakatannya akan berakhir 6 bulan lagi. Setelah itu dia tidak perlu berhubungan dengan Max lagi.

"aku tahu arah pikiranmu itu, kamu tidak ingin membuat putra mahkota curiga bukan. Kamu harus tetap di istana Timur. Tidak ada bantahan. Oh iya nanti siang kelasmu sudah dimulai." ucap Max yang langsung meninggalkan Sabrina. Sedangkan wanita itu masih tidak menyangka mendengar perkataan pria itu. Sepertinya benar hidupnya akan berada di sangkar emas.

"SIALAN KAMU MAX, AWAS SAJA." teriak Sabrina yang membuat orang-orang yang beradi sekitar wanita itu bergetar. Dia tidak menyangka tunangan dari pangeran ketiga akan seberani itu pada tuan muda mereka. Tentu saja mereka sedang menenangkan pikiran yang sudah berkeliaran keman-mana. Mereka masih ingin hidup sayangnya tunangan dari pangeran ketiga itu tidak menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya.

"Kenapa sayangku, jangan merajuk kamu seperti anjing kecil kalau seperti itu." balas Max dengan senyuman mengejek. Sedangkan Sabrina terkejut mendengar perkataan tunangannya yang menyebalkan itu. Sepertinya Sabrina tidak sendirian.Millie dan beberpaa ksatria yang berjaga di istana terkejut mendengar godaan seorang pangeran ketiga. Pria itu tidak marah dengan teriakan yang dilakukan oleh tunangannya.

"Jangan suka marah-marah nanti cepat tua dan keriput. Aku tidak ingin punya tunangan yang terlihat tua dibandingku. Semangat belajarnya sayang." ucap Max sebelum melanjutkan jalannya. Sedangkan Sabrina terdiam beberapa saat. Sungguh efek dari pria tampan memang berbahaya. Apalagi pria itu tersenyum lebar sambil memanggilnya sayang.

"Gak boleh tergoda, gak boleh gak boleh. aaaaaaaaaaaakh." ucap Sabrina kembali berjalan menuju kamarnya. Dia butuh menenangkan detak jantungnya bergerak sangat cepat. Sialan pria itu membuatnya salah tingkah seperti ini. 

guys update lagi sabar ya para pembaca yang aku cintai.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang