Bab 45 : Penyesalan

15.6K 1.9K 10
                                    

Sabrian merasakan sesuatu yang tidak nyaman setelah tiba di desa Quevint. Tapi dia mencoba menyembunyikan perasaan itu dari tunangannya. Awalnnya dia ingin melupakan perasaan tidak nyaman itu. Tapi semakin malam Sabrina merasakan hal tidak nyaman disekitarnya. Dia melihat sekelilingnya tidak sesuatu hal yang mencurigakan. 

Millie sudah tidur di tempat tidur lain di sampingnya. Malam ini Sabrina dan Max harus menumpang di salah satu bangsawan di desa ini. Tentu saja itu semua bukan permintaan Sabrina. Sebenarnya hati kecilnya tidak nyaman saat bisa tidur di tempat seperti ini. Sedangkan dia tahu kondisi sebenarnya yang terjadi di desa ini. 

Tapi Sabrina tidak bisa menolak permintaan orang tua. Pemilik dari rumah ini sudah berusia lansia. Beliau menawari dirinya dan pangeran ketiga untuk beristirahat di kediamannya. Tidak hanya itu alasan Max menerima tawaran bangsawan baik hati itu. 

Barak ksatria terlalu bahaya untuk Sabrina yang sedang dikejar oleh orang-orang berbaju hitam. Sedangkan di kediaman bangsawan, orang -orang itu akan sulit untuk masuk. Karena ada sebuah sihir yang dipasang di kediaman bangsawan dari desa Quevint. Apalagi sihir yang terpasang bukanlah sihir biasa yang digunakan oleh para bangsawan di ibukota. 

Sihir pelindung yang berasal dari batu sihir hutam Elphan. Cukup berguna untuk menutup akses orang asing untuk masuk ke dalam kediaman bangsawan baron Quevint. Sayangnya Sabrina merasa ada sesuatu yang mencurigakan saat berada di kediaman ini. 

Sabrina memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya tanpa berniat membangunkan pelayan pribadinnya. Dia merasa kasih melihat Millie yang sudah terlelap dalam mimpinya. Hari ini memang sangat melelahkan untuk seluruh rombongan. 

Sabrina membawa sebuah lampu dengan sumber cahaya dari batu sihir. Sepertinya batu sihir di desa ini dianggap barang biasa. Tapi berbeda untuk ditempat lain seperti ibukota Octavain. Batu sihir adalah barang mewah yang memiliki harga tinggi. Mungkin hal itu yang membuat desa ini lebih makmur dari desa lain di kerajaan Octavain.

Kediaman baron Ulyed memang sangat besar untuk tingkatan bangsawan serendah itu. Tapi Sabrina tidak bisa akui walaupun pemilik dari kediaman ini hanya memiliki gelar baron. Kekayaannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Mungkin itu semua karena bisnis batu sihir keluarga Ulyed terbilang sangat cermelang. 

Tetap saja ada beberapa hal yang terlihat ganjil dari kediaman ini. Seluruh desa mengalami kerusakan besar tapi hanya kediaman ini saja yang terlihat baik saja-saja. Kalaupun semua ini karena sihir perlindung. Tetap saja tidak akan bertahan lama dalam penggunaan sihir ini. Selain itu musuh pasti tidak akan membiarkan pengusaha batu sihir tetap berdiri. Kalau targetnya adalah merebut hutan Elphan. 

Sekarang dia sudah berada di taman kediaman Ulyed. Terlihat indah meskipun tidak sebesar taman di istana timur milik Max. Tapi cukup untuk memberikan ketenangan bagi Sabrina. Sebuah suluet yang mengalihkan perhatian Sabrina. Dia terkejut melihat seseorang yang dikenalinnya sedang berjalan menuju keluar kediaman Ulyed. 

Tanpa pikir panjang Sabrina mengikuti orang itu secara diam-diam. Dia penasaran tujuan orang itu pegi. Apakah sesuai dengan yang dipikirkannya saat ini. Sesekali dia menggesekkan kedua tangannya saat merasakan terpaan angin malam. Sungguh penyesalan selalu datang di akhir. Sabrina lupa tidak menggudakan baju hanya. Hanya piama tidur berwarna putih. Beruntungnya kain piamannya tidak terlalu tipis. Meskipun dia masih bisa merasakan angin dingin mengenai kulitnnya. 

"Bodoh sekali keluar di malam musim gugur tanpa baju hangat." umpat sabrina dalam hati. Dia tidak sadar kalau orang yang diikutinya sudah tidak ada di depannya. Entah pergi kemana sosok yang membuat penasaran padahal bahaya sedang mengancamnya. Apalagi saat ini dia tidak membawa apapun untuk menjaga dirinya. 

Sabrina tersadar kalau orang yang diikutinnya sudah menghilang. Dia melihat sekelilingnya adalah pohon-pohon besar. Beruntungnya ada bulan yang menyinari malam ini. Saat batu sihirnya mati begitu saja.Setidaknya tidak begitu gelap, sabrina masih bisa melihat sekitarnya. 

Fokus Sabrina teralihkan saat mendengar suara langkah dan semak di belakangnya. Dia sudah dalam posisi jika orang yang datang adalah para berbaju hitam. Entah itu sebuah keburuntungan atau kesialan saat melihat sosok wanita di depannya. Sabrina juga tidak mengerti kenapa bisa wanita itu berada di depannya.

"Kamu tidak handal dalam mengikuti orang lain." ucap Anya pada sabrina yang masih pada posisi bertahannya. Dia tidak boleh lengah kalau wanita di depannya menyerangnya. Walaupun sabrina ini berbincang dengan Anya. Tapi dia ingat sabrina asli mati ditangan wanita di depannya.

"Tidak perlu takut padaku, aku tidak akan melukaimu. Kamu pasti bertanya-tanya kemana pergi jiwa sabrina asli?"tanya Anya yang membuat kedua mata Sabrina melebar. Bagaimana wanita di depannya tahu kalau sabrina asli. Wanita di depannya bisa menjadi petunjuknya sekaligus bencana untuknya." Aku akan menjelaskan semua hal yang ingin kamu ketahui. Aku berada di pihakmu. Kita harus bekerja sama untuk merubah masa depan kerajaan octavain ini." ucap Anya yang berjalan mendekati Sabrina. 

"Bagaimana kamu bisa ada di sini? " tanya Sabrina. Dia tidak menurunkan ke waspadaanya. Bisa saja wanita di depannya akan menyerangnya atau merupakan komplotan yang sama dengan yang menyerangnya.

"Tenang saja, aku akan jelaskan alasan kamu berada di dunia ini. Kayla." ucap Anya yang membuat mata Sabrina melebar mendengarnya. Dia tidak pernah mengatakan nama aslinya selain pada Max. Karena hal itu membahayakan dirinya. Selain itu tunangannya memintanya untuk tidak mengatakan kepada siapapun. Tidak ada yang  bisa diyakini dalam situasi saat ini.

"Apa maksudmu? aku sabrina jangan berbicara yang aneh." ucap Sabrina mencoba mengalihkan topik pembicaraan tentang Sabrina asli dan nama aslinya. Dia tidak tahu apakah wanita ini memang berhubungan dengan kedatangannya ke dunia ini atau wanita ini hanya mencoba menggali informasi darinya. 

"Tidak ada yang perlu kita sembunyikan lagi Kayla. Kamu tidak perlu berpura-pura menjadi Sabrina. Karena kalian berbeda satu sama lain dan aku sangat mengenal sosok Sabrina yang sebenarnya. Dia tidak akan sebaik dirimu atau setangguhmu." ucap Anya yang seperti belatih menusuk jantung Sabrina. 

Apa cuman pikiran sabrina saja kalau Anya sepertinya memiliki hubungan yang baik dengan jiwa asli dari tubuh ini. Tapi Kayla ingat kalau cerita novel itu tidak memperjelaskan tentang hubungan keduannya. Sabrina dan Anya seperti dua orang yang tidak saling mengenal. Karena itu para pembaca berpikir kalau keduannya memiliki hubungan yang buruk. 

"Sabrina adalah sahabat kecilku, kita sudah seperti saudara. Sayangnya aku harus pergi dari ibukota karena tugas ayahku. Kita memang menjaga hubungan kita tetap rahasia. Karena itu kita terlihat seperti tidak memiliki hubungan baik di mata orang -orang . Sayangnya sahabatku mati ditangan pria yang dicintainnya. Tentu saja aku tidak bisa membiarkan kematian sahabatku begitu saja. Karena itu aku membalas kematian Sabrina dengan menjadi ratunnya. Aku berniat untuk memberikan hukuman pada pria itu. Sayangnya Derek mengetahui rencanaku. Dia memang menjadikan aku ratu dan terlihat sangat mencintaiku. Tapi semua itu hanya di depan orang -orang saja. Aku hidup dengan penuh penyiksaan hingga aku hamil anak pria itu. Tidak sampai di situ saja penderitaanku. Dia menggunakanku alat untuk melebarkan kekuasaanya. Semua itu membuatku muak hingga aku memilih kabur di waktu kerajaan octavain diserang." jelas Anya yang membuat Sabrina terdiam sesaat. Dia tidak menyangka kejadian sebenarnya seburuk itu. Jauh dari cerita manis yang dijabarkan oleh penulis. 

"Aku menyesal saat melihat keluargaku ikut dibantai oleh kerajaan Helmunt. Sebuah penyesalan yang menghinggapiku karena sudah memilih jalan yang salah. Hingga aku kembali lagi disaat semua kejadian belum terjadi. Aku berharap bisa menyelamatkan sabrina dan orang -orang yang aku sayangi dari nasib buruk. Sayangnya sabrina tetap memiliki akhir yang sama. " jelas Anya dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Dia sangat terguncanng mengingat kejadian yang menyayat hatinya bila dikenang kembali.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang