Bab 87 : Selalu menunggunya.

10.4K 1.1K 8
                                    

Pria tampan dengan setelan kerajaannya sedang menunggu kedatangan pujaan hatinya. Dia tidak menyangka hari ini akan tiba juga. Para tamu sudah mengisi ruangan tempat dua anak manusia akan disatukan dalam satu janji suci. Berbagai kalangan ikut merayakan hari bahagia dari seorang pria tampan yang menatap cemas pada pintu masuk. Rasanya dia ingin membawa sang kekasih hati langsung kehadapannya. Tapi dia tidak bisa melakukannya. Bagaimanapun dia adalah raja dari kerajaan ini. Adat harus tetap dilakukan meskipun dia ingin melanggarnya untuk kali ini. 

Wanita cantik dengan gaun putih indah yang melekat ditubuh rampingnya. Hal itu membuat seluruh orang di dalam ruangan itu terpesona dengan kecantikan sang mempelai wanita. Bahkan mempelai pria sudah tidak bisa menahan air mata bahagiannya. Seluruh tamu tahu bagaimana kedua orang itu harus menanghadapi beberapa rintangan hingga akhirnya keduannya bisa bersama ditempat ini. 

Keduanya saling menebarkan senyuman. Wanita cantik itu tersenyum lebar melihat ketampanan sang tunangan yang sebentar lagi berubah menjadi suaminya. Perasaan bahagia yang tidak bisa ditahan dari keduannya. 

Ayah dari wanita cantik itu memberikan tangan sang anak pada pria tampan itu. " Saya titip anak perempuan saya, yang mulia. Saya berharap anda bisa membahagiakan anak saya." ucap ayah dari wanita cantik itu. Air jatuh dari mata pria ayah dari wanita itu. Hal itu juga terjadi pada wanita yang sedang memberikan senyuman pada sang ayah. Meskipun dia hanya bisa merasakan dalam waktu singkat kasih sayang ayahnya. Tapi semua itu sudah menjadi hadiah terbesar baginya. Rasa rindu pada keluarganya yang sudah meninggalkannya duluan terbalas dengan kehadiran kedua orang tua dari pemilik tubuhnya ini.

"Tentu saja, Sabrina adalah segalanya untuk saya. Saya akan selalu membahagiankannya." ucap pria itu yang membuat perasaan lega muncul di hati ayah dari mempelai wanita. 

Sekarang keduanya berjalan menuju tempat mereka akan berjanji bersama selamanya. Rasanya keduanya merasa semua ini hanya mimpi. Bagaimanapun pria tampan itu hampir saja kehilangan wanita yang dicintainya. Tapi takdir memberikannya kesempatan untuk bisa merasakan kembali kehangatan wanitanya. 

Flashback.

Max kembali ke istana dengan membawa sabrina yang tidak sadarkan diri. Detak jantungnya semakin melemah seakaan hidupnya tidak lagi bertahan lama. Air mata  pria itu tidak kunjung berhenti. Dia memeluk erat sang kekasih berharap wanitanya tidak akan meninggalkannya.

Thio dan Zenith terkejut melihat keadaan dari tunangan Max. Tanpa pikir panjang, Zenith langsung memukul adiknya agar sadar dari kesedihannya. Sedangkan Thio langsung merebut tubuh lemah Sabrina dari Max. Hal itu membuat Max marah besar tapi Zenith langsung menahan tubuh sang adiknya.

"Berpikirlah secara jernih Max, Sabrina masih bisa tertolong. Kamu harus kuat dan percaya wanitamu tidak akan meninggalkanmu." ucap Zenith pada adiknya yang langsung luruh. Pria gagah itu terduduk dengan kedua tanganya menutup wajahnya. Terdengar rintihan yang memilukan dari pria itu. 

"Percayalah Thio dan Micky pasti bisa menolongnya.Bertahanlah demi Sabrina. Kamu harus kuat saat seperti ini max. Wanitamu sedang berjuang untuk bisa bersama denganmu." ucap Zenith. Max menghapus air matanya, perkataan dari kakaknya benar. Dia tidak memiliki waktu untuk bersedih saat ini. 

Velix membawa tubuh Derek yang lemah. Pria itu tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Pada akhirnya Derek harus menerima nasibnya. Dia tidak akan lagi bisa hidup seperti manusia normal. 

"Apa yang terjadi padanya?"tanya Zenith melihat keadaan Derek yang sangat menyedihkan. 

"Ceritanya panjang kakak, kita bisa membahas ini nanti." ucap Max yang sudah bisa menenangkan hatinya. Dia berjalan menuju ruangannya tempat tubuh sabrina dibaringkan oleh Thio. Tapi langkahnya terhenti.

"Aku tahu cara untuk menyelamatkan Sabrina." ucap Derek yang membuat mereka menatap pria itu. Mereka menatap curiga pada Derek. Bagaimanapun beberapa kali pria itu mencoba mencelakakan sabrina. "Aku tidak akan melukai sabrina. bagaimanapun aku mencintai wanita itu." ucap Derek yang membuat Max menatap tajam pria itu. Dia tidak suka dengan pernyataan cinta Derek pada tunangannya. 

"Max tenanglah, sebaiknya kita mendengarkan perkataanya dulu." ucap Zenith sambil menahan tubuh sang adiknya. Dia yakin adiknya itu ingin sekali membunuh Derek. Sebagai seorang pria pasti adiknya tidak rela wanitanya dicintai oleh pria lain. "Jelaskan." perintah Zenith yang dianggukkan oleh Derek. 

"Bisakah aku duduk terlebih dahulu. Posisi ini sangat tidak nyaman." ucap Derek yang dianggukkan oleh Zenith. Velix langsung berjalan menuju kamar tuannya. Max dan Zenith mengikuti di belakangnya. Derek diletakkan di sofa kamar Max.

"Mungkin ini sebuah keberuntungan karena di dalam tubuh sabrina terdapat sebagaian energi sihir Max. Hal itu juga yang membuat sabrina bisa bertahan selama ini. Karena itu Max adalah kunci untuk menyelamatkan sabrina. Max hanya perlu mengalirkan sebagian energi sihirnya untuk menetralkan energi sihir sabrina di dalam tubuhnya. Meskipun hal itu cukup beresiko tapi  tidak ada cara lain untuk menyelamatkan sabrina." jelas Derek yang membuat max menatapnya. 

Seluruh menatap max yang masih diam saja. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu. "Bagaimana kamu tentang itu?" tanya Max. 

"Kutukan yang aku tanam dalam sabrina adalah cara untukku melihat keadaan sabrina sebenarnya dan memberikannya beberapa potongan masa depan." jelas Derek yang membuat orang -orang di dalam kamar max terkejut mendengarnya. Sedangkan Max hanya membuang nafas kasar. 

"Apa yang dikatakan sabrina memang benar tentangmu." ucap Max yang langsung berdiri dari posisi duduknya. Dia berjalan menuju sabrina yang sedang terbaring. Nafasnya semakin pendek dan detak jantung hampir saja menghilang. Max menatap sendu keadaan kekasihnya. 

"Apa kamu yakin max?" tanya Micky pada sang adiknya. "Kamu tahu mengalirkan energi sihir yang berbeda sama saja dengan membunuh secara cepat. Energi sihir yang berbeda akan saling bertabrakan dan akhirnya saling menghancurkan satu sama lain." jelas Micky yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh Max. 

"aku mengetahuinya. Tapi tidak ada pilihan selain ini." ucap Max bersamaan dengan warna matanya berubah menjadi merah dan rambutnya menjadi putih. Dia memegang tangan sang kekasih dan mengalirkan energi sihirnya. 

Tubuh sabrina mengalami kejang-kejang. Hal itu membuat Mereka menatap khawatir pada sabrina. Max tidak berhenti dia terus mengalirkan energi sihirnya kedalam tubuh sabrina. Perlahan namun pasti tubuh sabrina tidak lagi pucat. Detak jantung kembali normal. Saat itu Max melepaskan tangannya bersamaan dengan rambutnya kembali seperti semula. Tubuhnya terasa sangat lemas karena sudah memberikan sebagian energi sihirnya pada sabrina. Hampir saja dia terjatuh kalau zenith langsung menopangnya.

"Max, kamu berhasil." ucap Micky yang melihat keadaan sabrina kembali membaik. 

"Kita tidak bisa senang dulu, Sabrina membutuhkan waktu lama untuk sadar dari komanya. Energi sihir Max memang bisa menetralkan efek dari sihir pengendali darah. Tapi kita tidak tahu kapan sabrina sadar kembali." ucap Derek yang membuat Velix langsung menarik kerah baju pria itu. Pria yang selalu berada di samping sabrina itu marah mendengar perkataan Derek. 

"Lepaskan Velix, apa yang dikatakan oleh Derek benar. Sabrina membutuhkan waktu menyembuhkan luka akibat penggunaan sihirnya. Aku akan selalu menunggunya kembali sadar dari tidur panjangnya.


The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang