Terdengar teriakan dan rintihan dari seorang pria dari dalam ruangan besar tanpa ada pencahayaan. Tubuhnya dikelilingi oleh beberapa pria yang menatap tajam padanya. Beberapa badannya sudah terluka akibat cambukan dan pendang yang diarahkan padannya. Lukannya dibiarkan terbuka begitu saja. Bahkan darahnya terus mengalir dalam tubuhnya. Dia sudah sulit untuk bisa mengamati keadaan sekitarnya karena kurangnya pencahayaan.
"Bunuh aku." ucap pria itu yang sudah pasrah dengan nasibnya. Dia tidak kuat dengan siksaan yang diberikan oleh pria dihadapannya.
"Terlalu cepat untuk mengakhiri hidupmu. Kamu sudah membuat tunanganku terluka. Luka yang kamu rasakan tidak seberapa dengan Sabrina." ucap Max yang sekarang meremas muka pria di depannya. Pria itu ingin melampiaskan perasaanya selama ini. Rasa marah karena tidak bisa melindungi wanita yang dicintainya.
"Kalau kamu membiarkan lukannya seperti itu. Dia akan mati sebelum Thio menggunakan sihirnya." ucap Micky yang entah sejak kapan sudah berada di dalam ruang penyiksaan milik Max. Hanya Clovis, velix dan Thio saja yang tahu sisi gelap dari Max. Pria itu tidak pernah membiarkan musuhnya mati cepat. Penyiksaan adalah hukum yang tempat untuk para musuhnya. Hal itu juga yang membuat orang -orang tidak ingin membuat masalah dengan pangeran ketiga yang terkenal sangat kejam.
"Kamu bisa menyembuhkannya." ucap Max yang masih menatap pria di depannya dengan tajam. Seakan-akan tatapannya bisa memakan pria di hadapannya. Untuk kesekian kalinya pedang Max menusuk perut pria di depannya. Sedangkan orang -orang di ruangan itu hanya bisa membuang nafas kasar. Mereka lelah melihat kekejaman Max. Mungkin hanya satu orang yang menikmati kekejam Max. Orang itu adalah Zenith yang memang menyukai tontonan di hadapannya.
"Kak sembuhkan, aku sudah selesai membuat seni." ucap Max yang membuat kedua mata Micky melebar mendengar perkataan adiknya. Sebuah ukiran bunga di perus pria itu. Jangan lupa darah yang terus keluar. Kalau bukan karena sihir micky pria di hadapannya akan kekurangan darah.
"Kamu memang adik yang menyusahkan." ucap Micky yang langsung menggunakan sihirnya. Sihir yang hanya menunda kematian pria di hadapannya. Dia tidak berniat menggunakan sihirnya untuk menyembuhkan orang yang sudah menyakit tunangan adiknya. Tapi dia juga tidak akan bisa membiarkan informasi keberadaan Derek menghilang. " Thio lakukan sekarang. Kamu tidak perlu waktu lama bukan." ucap Micky yang membuat Thio menatap kesal pada ketiga saudara itu. Ketiganya sama-sama menyusahkan dan hanya bisa membuatnya tertekan saja.
"Tetap saja aku butuh waktu untuk bisa membaca semua ingatannya. " ucap Thio sebelum dia menutup mata dan mengeluarkan lingkaran sihir yang diarahkan pada pria yang akan dibaca ingatannya. Benar saja kata Thio kalau dia membutuhkan waktu untuk bisa membaca semua ingatannya. Bahkan darah mengalir dari hidungnya karena terlalu banyak menggunakan sihirnya. "Kalau aku mati sebelum menikah kalian yang harus disalahkan." ucap Thio yang baru saja membuka mata.
"Micky biarkan dia sadar beberapa saat. Aku ingin memberikan beberapa hal pada pria yang hampir saja membunuh Anya." ucap Zenith dengan senyuman tipisnya. Hal itu membuat bulu kuduk Micky berdiri. Kenapa dia memiliki kedua saudara yang sama-sama suka menyiksa orang lain. Dia tidak sadar kalau dirinya juga sama.
"Kalian bertiga memang 3 saudara yang sangat menyeramkan." ucap Thio yang dianggukkan oleh Clovis. Kedua pria itu memilih meninggalkan ruangan yang sangat beraroma darah. Sangat tidak nyaman untuk keduannya.
Sedangkan Max yang sudah keluar dari ruangan itu sejak tadi. Dia berjalan menuju tunangannya tapi velix langsung menghadangnya. Tentu saja hal itu membuat Max kesal bukan main. " Tuan sebaiknya membersihkan badan anda. Lihat badan anda penuh dengan darah." ucap Velix pada tuannya. Max baru sadar kalau penampilannya sangat buruk. Hampir saja dia bertemu dengan tunangannya dengan keadaan yang bisa membuat Sabrina memilih meninggalkannya.
"Kamu benar, aku harus terlihat tampan agar kekasihku tidak menatap pria lain. Apalagi Thio masih ada di istana." ucap Max sebelum meninggalkan Velix yang menahan senyumnya. Pria itu merasa senang bisa membuat tuannya mendengar perkataanya. Kapan lagi velix seperti seorang pemimpin yang memberikan komando pada tunangannya. Sayangnya Max kembali dengan tatapan tajam." Kamu menyuruhku, velix tunggu hukumanmu." ucap Max sebelum menghilang kembali. Hal itu membuat velix menekuk wajahnya.
"makannya jangan berani mengatur tuanmu velix." ucap Millie yang muncul dengan nampan berisi kudapan dan teh untuk nonanya. Sedangkan Velix menatap sebal pada wanita dihadapannya. " Bukakan pintu." perintah Millie yang tidak didengarkan oleh Velix. Pria itu masih kesal dengan perkataan wanita di depannya.
"Kamu marah?"tanya Millie yang tidak mendapatkan respon pria di depannya. Velix memang sedikit berbicara. Tapi beberapa hari ini sikap pria itu sudah mulai mencair. Millie menduga kalau pria dihadapannya sedang marah. "Hey bukakan pintu aku pegal membawa nampan ini." ucap Millie yang masih tidak diperdulikan. Hal itu membuat amarah Millie meningkat. Tanpa peduli respon pria di hadapannya. Dia menginjak kaki Velix dengan sekuat tenaga. "Itu hukuman untuk orang sepertimu." ucap Millie yang mencoba membuka pintunya dan meninggalkan velix yang merasakan kakinya berdenyut karena perbuatan Millie.
"sial." umpat Velix yang menatap tajam wanita yang malah meninggalkannya begitu saja. Saat dia ingin protes pintunnya malah tertutup dengan keras. Beruntungnya wajahnya tidak mengenai pintu. " wanita kalua marah kaya singa, tuan saja kalah." ucap Velix yang tidak sadar kalau Max sudah berdiri di belakangnya.
"Apa maksud kamu Velix?" tanya Max yang membuat velix terkejut bukan main. Beruntungnya dia tidak sampai teriak. Kalau hal itu sampai terjadi dia sudah tidak memiliki wajah untuk berhadapan dengan Millie. "Kamu kenapa?" tanya Max yang merasa aneh dengan tingkah bawahanya. Apakah lukanya membuat velix berubah menjadi saat ini.
"Tidak ada apa-apa tuan, saya baik-baik saja." ucap velix dengan senyuman lebar. Hal itu membuat max menatap aneh pada bawahannya. Seingatnya bawahannya ini tidak pernah tersenyum.
"Kamu tidak suka padaku kan? kalau ya hapus semua perasaanku. Hanya sabrina saja dihatiku." ucap Max dengan percaya diri yang membuat velix melongonya. Dia merasa pendengarannya rusak saat ini. Bagaimana mungkin dia tertarik dengan pria macam tuannya. Lebih baik Millie dibandingkan tuannya. Selain itu dia masih normal.
"Velix kamu suka sama Max?" tanya sabrina dengan tatapan penuh tanya pada ksatria. Hal itu membuat Velix terkejut untuk kedua kalinya. Kata siapa dia suka pada tuannya. Itu semua hanya kepercayaan tinggi yang dimiliki oleh tuannya ini.
"Tenang sayang aku hanya suka denganmu. Pria aku tidak tertarik apalagi velix." ucap Max yang entah mengapa perkataanya sedikit menyakitkan ya. walaupun dia juga tidak berminat menyukai tuannya. Tapi rasannya wajah tampannya ini sangat buruk untuk dipandang.
"Saya juga tidak suka..."
"Sudah Velix aku tidak perlu penjelasanmu. Aku sudah katakan orang yang aku cintai hanya Sabrina tidak ada orang lain. " ucap Max yang sekarang memeluk badan tunangannya dengan erat. Tatapannya tajam yang siap membunuh diarahkan pada velix.
"Sudah ayo masuk, Millie membawa kudapan. Masalah tentang velix bisa dibicarakan nanti." ucap Sabrina yang menarik badan tunangannya. Hal itu membuat velix frustasi menjelaskan pada kedua pasangan itu.
"Kamu suka sama tuan Max?" tanya Millie yang membuat kedua mata velix melebar. Dia tidak menyangka wanita dihadapannya tidak menyadari perlakuannya selama ini. Bukankah sudah terlihat kalau orang yang disukai olehnya adalah Millie.
"TIDAK AKU TIDAK SUKA TUAN MAX. AKU SUKANNYA KAMU. DASAR TIDAK PEKA." teriak Velix dengan keras yang membuat rona merah muncul di wajah Millie. Sedangkan Sabrina dan Max tertawa mendengar pernyataan Velix.
"Lihat dia lebih berani dari kamu." ucap Sabrina pada Max.
"Aku lebih berani velix. Kamu saja tidak tahu." ucap Max dengan kecupan mendarat pada dahi wanitannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...