Sabrina menatap rombongan di depannya dengan wajah sedih. Dia tidak menyangka tunangannya harus kembali turun ke medan perang. Terjadi penyerangan di daerah perbatasan yang membuat Max harus turun untuk mengecek keadaan desa perbatasan. Dia juga harus mempersiapkan pasukannya jika tiba-tiba terjadi penyerangan oleh musuh.
"Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?" ucap Max yang baru selesai memberikan pengarahan pada bawahannya. Dia mendekati tunangannya yang sejak tadi malam tidak mengeluarkan sepatah kata.
Sejujurnya dia juga ingin menolak perintah raja untuk turun ke medan perang. Bukan karena takut dia berakhir di tempat itu. Karena dia tahu keberadaan Sabrina sekarang dalam bahaya. Dia tidak tahu kapan musuhnya itu menyerang tunangannya. Sabrina menjadi target dari musuh yang tidak diketahui oleh max sosoknya.
"Jangan mendiamkan aku seperti ini. Aku akan berangkat ke medan perang. Entah berapa lama aku disana. Aku pasti merindukan kamu jadi jangan diam seperti ini." ucap Max sambil mengelus pipi Sabrina dengan lembut.
"huh aku hanya berpikir kalau semua ini sangat mencurigakan. Desa di selatan kerajaan adalah tempat yang paling aman di Octavain. Bukankah semua itu hanya cara seseorang mengirimkanmu ke perbatasan kerajaan. Kamu tidak bisa terlalu dekat dengan hutan Elphan." ucap Sabrina yang membuat Max terkejut mendengar penjelasan dari tunangannya. Bagaimana bisa Sabrina mengetahui rahasia itu.
Hutan Elphan merupakan hutan sihir. Inti dari hutan itu memiliki sihir pemurni. Hal itu yang menjadi sebuah bencana untuk Max. Kalau dia masuk ke dalam hutan, segala segel yang terpasang di dalam badannya akan terlepas akibat sihir pemurni. Jika dibiarkan kutukannya akan membuat max tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
"Bagaimana kamu bisa tahu semua itu?"tanya Max pada tunangannya. Sedangkan Sabrina membuang nafas kasar. Tentu saja dia tahu, semua itu dijelaskan dalam cerita. Saat Max masuk ke dalam hutan, sang tokoh utama wanita akan membantunya. Anya membantu max untuk membersihkan kutukan pria itu menggunakan sihirnya.
"Jangan bilang semua itu dijelaskan di dalam buku yang kamu baca?"tanya Max yang dijawab dengan anggukkan kepala.
"Anya akan membantumu." ucap Sabrina dengan lirih. Pada saat itu Max perasaannya pada Anya akan semakin berkembang. Sabrina tidak ingin hal itu terjadi pada pria yang sudah berhasil merebut hatinya.
"Aku ikut bersamamu."
"Tidak, tempat itu terlalu bahaya, aku bisa membuat dalam bahaya." ucap Max pada Sabrina yang membuatnya kesal. Dia tidak bisa diam di istana dan menunggu kabar kalau tunangannya itu jatuh cinta dengan wanita lain. Sungguh nasib yang menyebalkan kalau hal itu terjadi padannya.
"Aku tidak suka diatur dan ditolak, kamu tidak mengizinkanku. Aku bisa menyusulmu setelah kamu pergi." ucap Sabrina dnegan tatapan tajam. Sedangkan Max hanya bisa membuang wajahnya. Bukan karena takut dengan tatapan sabrina. Tapi dia tidak ingin terbujuk rayuan kekasihnya itu. Sabrina sudah tahu cara membuat seorang Max tidak bisa membatah permintaanya.
"Max." panggil Sabrina tidak dihilaukan. Pria itu memilih untuk pergi meninggalkan Sabrina begitu saja.
"Max kamu gak dengar aku. Kalau kamu nolak permintaanku berarti pertunangan kita..." ucapan Sabrina langsung terhenti saat melihat tatapan tajam yang dilemparkan oleh Max. Keberaniannya langsung ciut begitu saja. Pria itu sepertinya sedang dalam mode siap menerkamnya jika Sabrina melajutkan perkataannya.
"Kamu boleh ikut tapi tidak boleh jauh dari velix selama aku tidak ada di sana. Jangan pernah lengah. kita tidak sedang berwisata." ucap Max bersamaan pria itu menghilang dari hadapannya. Senyuman di wajah sabrina muncul saat mendengar permintaanya dituruti. Segera dia kembali ke kamarnya, dia membutuhkan beberapa pakaian yang memudahkannya bergerak.
"Kamu sudah menyiapkannya?"tanya Millie yang sudah selesai memasukkan beberapa baju kedalam sebuah koper kecil. Pelayan pribadi Sabrina menjawab dengan senyuman.
"Yang mulia pangeran ketiga sudah meminta saya untuk menyiapkan beberapa pakaian yang anda gunakan saat berlatih." ucap Millie yang membuat Sabrina terdiam. Jangan bilang kalau dirinya sedang dikerjai oleh kekasihnya itu. Jika benar, dia tidak akan membiarkan max setelah ini. Dia sudah memohon-mohon pada tunangannya itu. Pada kenyatannya dia memang ikut pergi ke medan perang.
"Sialan." umpat Sabrina yang membuat Millie bingung dengan perkataan aneh nonannya itu.
Sedangkan di ruang kerja max, tunangan Sabrina sedang tertawa keras diteman oleh tangan kanannya dan sahabatnya. Kedua orang itu untuk kesekian kalinnya terkejut dengan perubahan pangeran ketiga. Kalau dulu untuk senyum saja seperti sebuah barang langka di dunia ini. sekarang mereka bisa melihat pria dingin itu tertawa lepas hanya karena bisa menjaili tunangannya itu.
"Hati-hati max, seorang wanita tidak mudah memaafkan pria yang membohonginya. Apalagi kamu dengan tegannya membuat tunanganmu memohon untuk ikut. Padahal kamu pasti tidak akan membiarkannya tinggal di istana ini sendirian." ucap Thio pada sahabatnya itu yang sudah berhenti tertawa.
"aku selalu senang membuat Sabrina kesal. Jadi aku tidak taku dengan perkataanmu. Tunanganku itu wanita yang sangat pemaaf. " ucap Max yang membuat Clovis membuang mukannya. Tentu saja perkataan tuannya itu tidak benar. Nona Sabrina adalah wanita pendemdam sayangnya tuannya tidak peka saja.
"Kita lihat nanti saat tunanganmu saat tahu fakta sebenarnya. Aku yakin dia tidak akan memaafkanmu semudah itu." ucap Thio pada sahabatnya.
*****************
Sabrina menatap tajam tunangannya. Hal itu membuat orang-orang memilih mengalihkan tatapan tajam dari tunangan pangeran. Karena wajah Sabrina terlalu menyeramkan apalagi aura yang dikeluarkannya membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"Sayang." panggil Max yang tidak diperdulikan oleh Sabrina. Wanita itu memilih berjalan menuju sebuah kuda berwarna hitam. Dia menaikinya tanpa memperdulikan orang -orang sedang menatapnya takut.
Max berniat untuk naiki kuda yang sama dengan Sabrina. Tapi segera ditolak oleh tunangannya itu.
"Aku ingin menunggangi kudannya sendiri." ucap Sabrina tapi tidak diperdulikan oleh max. Pria itu langsung naik ke kuda itu tanpa peduli wajah tunangannya yang kesal.
"Kamu marah ?" tanya Max yang sekarang memeluk perut wanitannya. Tentu saja hal itu membuat para ksatria harus menahan perasaan iri yang mulai muncul.
"Bisa tidak yang mulia tidak memamerkan kemesraan diantara para pasukan yang harus menyiapkan hati untuk berperang." gumam salah satu ksatria yang berada di barisan belakang.
"Aku lebih baik melihat yang mulia seperti ini dibandingkan sebelum bertemu dengan nona sabrina. Beliau seperti algojo yang siap memenggal kepala siapa saya yang membuatnya kesal. Setidaknya sekarang kepalaku akan tetap aman." ucap ksatria lainnya.
"Kepala kalian aman kalau bisa menjaga pandangan. Ketahuan membuat nona Sabrina mengagumi kalian. Yang mulia Max pasti akan memenggal kepala kita juga." ucap velix yang entha sejak kapan berada di samping mereka.
"Jangan sampai nona sabrina menatap wajah kalian. Tuan sangat pencemburu." peringatan velix. Dia ingat perkataan tuannya sebelum keluar dari ruang kerjannya.
"Aku tidak marah."
"Kenapa tidak mau melihat wajahku."
"Bosan." ucap Sabrina dengan wajah masih menatapa ke depan. Sekarang mereka baru saja keluar dari istana.
"Apa yang kamu bilang?"tanya Max dengan wajah merah padam. Tidak lupa matanya menatap tajam pada kekasihnya.
"AKu sepertinya harus mencari pemandangan indah lain di antara para ksatria yang kamu bawa." ucap Sabrina membuat para ksatria yang ikut di pasukan Max harus menelan ludah dengan kasar. Nyawa mereka dalam bahaya karena perkataan tunangan atasannya.
"kalian semua tidak boleh ada yang mengangkat kepala saat bertemu dengan tunanganku." teriak Max yang membuat para ksatria langsung menundukkan kepala. Saat Sabrina mencoba mencari pria tampan di sekitarnya.
"Kamu memang harus dihukum sayang." ucap max yang membuat Sabrina membuang nafas kasar.
# guys siapa yang fansnya Jeno NCT Dream? Ada kabar gembira loh. Mau tahu gak kabar gembirannya apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...