Sabrina menaiki kudanya setelah melihat kepergian rombongan Max meninggalkan istana. Max membawa beberapa pasukan untuk membekuk Vernand. Tentu saja pasukan yang dibawa max buka sebarang ksatria. Mereka semua orang-orang yang dilatih secara langsung oleh Max.
Sabrina akan pergi bersama dengan Velix, Zenith, dan Anya. Micky dan Millie tidak akan ikut bersama dengan Sabrina. Awalnya keduannya menolak permintaan Sabrina untuk tidak ikut bersamanya. Tentu ada alasan kenapa dia tidak mengajak kedua wanita yang sudah dianggap kaka bagi sabrina. Dia tidak bisa membiarkan kerajaan tanpa ada pengawasan. Sabrina yakin Micky dan Millie bisa menjaga istana dari serangan yang tidak terduga.
Bagaimana nasib duke Thio? Pria itu juga tidak ikut dalam dua rombongan itu. Dia harus menjaga kerajaan dan ruang rahasia di istana. Tugas yang tidak pernah bisa dia tinggalkan selama dirinya menjabat sebagai duke kerajaan Octavain. Berbeda dengan Micky dan Millie yang masih berharap diajak. Pria itu malah senang karena tidak perlu ikut dalam berperang.
Bukan karena dia tidak mempunyai keahlian dalam berpedang. Tapi pria itu terlalu malas dalam berpergian. Selain itu dia juga harus menjaga kedua wanita yang dititipkan oleh Sabrina. Walaupun Sihir Thio tidak bisa membantunya dalam melawan musuh. Setidaknya pria itu bisa mengaktifkan sihir rahasia di dalam istana dalam keadaan genting. Sesuatu hal yang baru diketahui oleh sabrina dan yang lain. Tentu saja semua itu rahasia awalnya, Namun mulut duke Thio yang lemes dengan santainya membocorkan rahasia yang semestinya tidak diberi tahukan pada siapapun.
"Aku pergi, segera hubungi aku jika terjadi sesuatu hal yang buruk." ucap Sabrina pada Micky yang langsung dianggukkan. Wanita yang lebih tua beberapa tahun dari sabrina itu berjalan mendekati sang kakak. Entah apa yang wanita itu bicarakan. Tapi satu hal pasti keduannya sedang membicarakannya. Sabrina bisa menebak dari tatapan zenith padannya. Pria itu hanya menganggukkan kepala mendengar perkataan adiknya.
"Hati-hati Sabrina. Kamu jangan lupa pesan Max tadi malam." ucap Micky sebelum sabrina meninggalkan istana dengan menunggang kudannya. Sebuah kuda pemberian dari Max. Kuda berwarna hitam dengan porsur tubuh yang gagah untuk seekor kuda petarung. Sebenarnya kuda itu selalu digunakan oleh max selama dia berperang. Kesempatan kali ini max meminta sabrina untuk menggunakan kudannya. Beruntungnya kuda itu sepertinya menyukai sabrina seperti sang pemiliknya.
Sabrina berhenti di depan sebuah hutan yang tertutup oleh tanaman menjalar. Hal itu membuat mereka tidak bisa masuk ke dalam hutan secara langsung. Zenith turun dari kudannya, dia berjalan mendekati tanaman menjalar itu. Tangannya diarahkan pada tanaman itu. Tiba-tiba pemandangan di depan berubah. Hutan menyeramkan dihadapan sabrina berubah menjadi hamparan bunga indah di hadapannya.
"Jangan lengah sabrina. Derek memang tidak sekuat Max. Tapi pria itu sangat pintar dalam membuat ilusi. Jangan sampai kamu tertipu dengan ilusi yang dibuatnya." ucap Zenith bersamaan dengan pemandangan di depannya menjadi hamparan kuburan. Hal itu membuat Sabrina terkejut melihatnya.
"Bagaimana bisa tadi hamparan bunga indah itu menjadi kuburan." ucap Sabrina yang membuat Zenith membuang nafas kasar. Pria itu berjalan mendekati Anya. Wanita itu mengerti arti tatapan temannya itu.
"Sabrina hamparan bunga itu hanya kamu yang melihatnya. Sejak awal dibalik tanaman menjalar itu adalah kuburan keluarga Yurnema. Tadi kamu terpengaruh oleh ilusi yang terpasang di hutan ini. Kamu tidak boleh menurunkan kewaspadaanmu. Karena Derek menargetkan kamu untuk bisa melemahkan kekuatan Max." ucap Anya yang dianggukkan oleh Sabrina.
"Sepertinya kamu banyak melupakan tentang diriku Sabrina." ucap seseorang yang muncul dari sebuah asap di tengah kuburan itu. Sabrina sangat mengenali suara itu. Siapa lagi kalau bukan Derek. Tapi dia tidak akan tertipu untuk kedua kalinya. Pria dihadapannya hanya sebuah ilusi yang dibuat oleh Derek. "Ah kamu menyadarinya? ilusi ini hanya ingin memberikan sambutan untuk wanitaku." ucap Derek dengan senyum tipisnya. Sabrina sudah meletakkan tangannya pada pedangnya. Dia sudah siap menebas jika tiba-tiba sebuah serangan datang.
"Tenanglah sayang, perjalanan kamu masih cukup jauh. Aku menanti kedatanganmu. Tentu saja aku berharap kamu tidak mati dalam perjalanan menemuiku." ucap Derek bersamaan badannya menghilang seperti sebuah debu. Anya khawatir dengan keadaan Sabrina yang terdiam meskipun dirinya memanggil terus.
"Sabrina." panggil Anya yang langsung direspon oleh Sabrina. Zenith sudah menduga target dari ilusi yang dipasang Derek adalah tunangan adiknya. Sejak awal dia sudah menolak keberadaan Sabrina dalam rombongannya. Tapi wanita itu tetap memaksanya yang membuat dirinya tidak bisa menolak perminataan Sabrina.
"Kamu melihat Derek? Itu illusi yang hanya bekerja padamu. Mulai saat ini kamu harus fokus sabrina dan jangan percaya dengan hal yang kamu lihat dengan mudah. Kamu juga jangan percaya dengan wajah kita semua." ucap Zenith sebelum Anya membuat sebuah perlindung yang membuat pembicaraan mereka tidak bisa terdengar. Sebuah sihir yang diajarkan oleh Millie sang pelayan Sabrina. Dia saja masih tidak menyangka bisa membuat perlindung ini. Padahal elemen sihirnya berbeda.
"Kita akan membuat sebuah tanda. Hanya dengan seperti ini kamu yakin kalau orang yang nanti kamu temui adalah kita." ucap Zenith pada Sabrina yang dianggukkan oleh Velix dan Anya. Zenith, Anya dan Velix melukai telapak tangan mereka dengan bentuk bintang. Sabrina terkejut dengan tindakan yang mereka lakukan. Apalagi darah yang terus mengalir dari telapak tangan mereka. "Derek memang bisa membuat sebuah illusi yang menyerupai kita. Tapi dia hanya bisa membuat sesuatu sesuai ingatannya. Dia tidak tahu luka ini. Jadi kamu bisa membedakan dengan luka ini. " jelas Zenith yang dianggukkan oleh Sabrina.
"Tenanglah luka ini akan segera sembuh. Micky sudah memberikan obat untuk mempercepat penyembuhan." Ucap Anya yang membuat Sabrina bisa bernafas lega mendengarnya.
"Baiklah kita akan melajutkan perjalanan kita. Kalian semua tahu cerita tentang kuburan Yurnema. Aku berharap kalian tidak tenggelam dalam illusi meskipun itu indah." Peringatan Zenith bersamaan dengan perlindung berhilang begitu saja. Mereka mengikat kuda pada batang pohon. Karena mulai dari sini merkea harus berjalan kaki.
Sabrina selalu memegang pedangnya yang berada di pinggangnya. Saat dia baru saja berjalan beberapa langkah ke dalam kuburan itu. Dia kehilangan teman-temannya. Sebuah Asap muncul membuat sabrina sulit untuk melihat jalan di depannya. Sebuah tarikan tangan membuatnya berteriak. Tapi suarannya seakan hilang begitu saja. Entah apa yang terjadi padanya maupun ketiga temannya lagi. "Aku berharap kita bisa bertemu kembali." gumam Sabrina saat merasa badannya tertarik terus oleh sesuatu yang melilit kakinya.
Max memacu kudanya dengan sangat cepat. Dia ingin segera menyusul sang tunangannya. Tentu saja dia sangat khawatir dengan keadaan sabrina. Meskipun Derek tidak sekuat dirinya maupun Velix. Tapi sihir illusinya tidak bisa dianggap remeh. Kekuatannya bisa membuat seseorang membunuh dirinya sendiri karena illusi dibuatnya.
"Kita akan bertemu lagi apapun keadaanya." gumam Max bersamaan perasaan khawatir yang menghinggapinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...