Setelah keduannya saling terbuka tentang rahasia yang selama ini mereka jaga. Hal itu membawa angin segar pada hubungan keduannya. Sabrina tidak lagi merasa dirinya tidak pantas berada di samping tunangannya itu. Mungkin masih bisa dikatakan tunangan dari tubuh yang digunakannya.
Tapi perkataan Max membuat hati Sabrina seperti sedang berpesta kembang api. Wanita mana yang tidak senang saat pria yang setampan pangeran ketiga itu menyatakan perasaanya. Perasaan untuk dirinya buka sabrina asli. Tentu saja Sabrian bahagia bukan main.
Flash back
Max memegang tangan Sabrina. Dia menatap wajah di hadapannya, cantik tapi semua itu tidak berguna kalau bukan jiwa kayla yang mengisinya. Bisa dibilang dia terlalu munafik jika mengatakan tidak tergila-gila karena wajah cantik milik Sabrina. Tapi dia memang jatuh cinta karena perubahan dari sabrina.
"Aku mencintaimu kamu, bukan karena kamu sabrina. Aku tidak yakin kalau bisa mencintai sabrina asli. Tapi setelah kamu datang ke dunia ini. aku merasakan ketertarikan yang tidak pernah aku dapatkan saat bersama Sabrina asli. Aku harap kamu akan tetap di sampingku, sesungguhnya aku mencintai jiwa yang menempati tubuh Sabrina." ucap Max yang membuat Sabrina tidak bisa menahan air matanya. Selama ini dia tidak pernah merasakan dicintai oleh orang lain. Mungkin hanya kedua orang tuannya, sayangnya dia harus kehilangan di saat muda.
Sekarang dia menemukan orang lain yang bisa menerimannya. Bukan karena dia menjadi seorang sabrina. Tapi pria mencintai dirinya sebagai Kayla. Sebuah kebahagiaan yang tidak pernah dia pikirkan akan datang padanya.
"Sabrina, tidak seharusnya aku memanggil nama itu. Kalau boleh tahu siapa nama aslimu sayang." ucap Max dengan kedua tangannya mengelus pipi wanita yang dicintainnya. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan wujud asli dari wanita yang sudah mencuri hatinya itu.
"Kayla, namaku di kehidupan sebelumnya. Aku juga memiliki wajah yang sama dengan sabrina.hanya dulu rambutku tidak sepanjang ini hehehhe." ucap Sabrina dengan tawa kecil di akhirnya. Max menyimpan semua wajah wanita di depannya dalam ingatannya. Dia tidak menyangka akan sebesas ini saat saling terbuka.
"Kayla, apakah kamu juga mencintaiku?"tanya max pada wanita di hadapannya. Sebuah senyuman terbit di wajah Sabrina. Dia tidak bisa membohongi hatinya kalau perlahan namun pasti perasaan nyaman ini berubah menjadi cinta. Mungkin yang orang -orang rasakan ketika menemukan seorang pria yang tepat.
"Aku belum yakin perasaan ini rasa cinta tapi aku sangat nyaman di sampingmu Max." ucap Sabrina yang membuat senyuman terbit di wajah Max. Dia tidak akan meminta lebih pada wanita di hadapannya. Biar dia yang berusaha untuk mengejar cinta dari tunangannya itu.
"Aku sangat senang mendengarnya." ucap max bersamaan dengan tarikan dari pria itu kedalam pelukannya.
Flashback End.
Sabrina tidak bisa melupakan kenangan beberapa jam yang lalu. Entah sudah berapa kalian tertawa, berteriak dan memukul bantalnya. Millie saja sudah tidak tahan melihat tingkah gila majikannya itu. Nonannya itu seperti orang gila setelah kembali dari ruang kerja tunangannya itu. Apakah terjadi sesuatu hingga Sabrina seperti ini.
"Aku tidak kuat, jangan cabut nyawaku dulu. rasanya aaaaaaaaaaakkkkkkkkkh." ucap sabrina yang berakhir dengan teriakan melengking. Bahkan Millie harus menutup teringannya karena teriakan nonanya itu bisa merusak gendang teringannya. Karena tidak kuat melihat tingkah aneh Sabrina. Millie mendekati nonanya dengan segara keberanian yang sudah dia kumpulkan terlebih dahulu.
"Nona." panggil Millie yang membuat Sabrina terkejut bukan main.
"Ayam." umpat Sabrina yang membuat Millie melebarkan matannya. Dia berpikir kalau nonannya sedang lapar hingga memanggil nama hewan itu.
"Apa nona lapar? makannya dari tadi terus berteriak." ucap Millie yang membuat Sabrina terkejut mendengarnya. Bahkan dia tidak sadar sudah melebarkan mulutnya. Karena kaget dengan pertanyaan pelayannya.
"Aku tidak sedang lapar."
"lalu kenapa nona tadi terus berteriak, anda seperti pasien rumah sakit gila." ucap Millie yang tidak sadar sudah menghina majikannya.
"APA?"teriak sabrina yang membuat keberania Millie ciut. dia mengumpat kebodohan dirinya dan bibir lemesnya yang dengan tidak sadar mengejek nonannya itu.
"Maaf nona saya tidak sengaja." ucap Millie yang langsung menundukkan kepala. Sedangkan Sabrina hanya menggaruk leher belakangnya. Dia malu mengingat kegiatannya beberapa saat lalu seperti oran gila. Sabrina tidak marah hanya baru sadar dengan tingkah anehnya.
"kamu tidak usah minta maaf, aku yang harus berterima kasih karena sudah menyadarkanku. Aku tidak bisa membayangkan kalau tadi Max ada disini dan mengetahui sikap aneh aku." ucap Sabrina sayangnya entah sejak kapan Max sudah menonton sikap aneh Sabrina.
"Sayangnya aku sudah melihatnya, aku tidak menyangka kamu akan sebahagia itu." ucap Max sambil berjalan mendekati Sabrina. Sedangkan Millie langsung berjalan keluar dari kedua majikannya. Dia tidak ingin hati menangis mengingat nasibnya yang masih sendiri hingga hari ini.
Sabrina langsung menarik selimut dan menyelimuti dirinya. Dia tidak mau menatap wajah tunangannya. Sabrian sangat malu kalau mengingat momen beberapa saat lalu. Sungguh dia sama dengan pasien rumah sakit. Tertawa, berteriak dan bergumam sendiri. Jangan lupakan saat sabrina berguling-guling ditempat tidur. Sungguh dia tidak memiliki harga diri untuk bertemu dengan tunangannya.
"Hey kenapa kamu malah bersembunyi dariku. AKu ingin lihat tunanganku yang sepertinya sangat bahagia hari ini. Apalagi sampai berguling-guling seperti anak kecil." ucap Max yang mencoba menarik selimut yang menutupi badan Sabrina. Butuh banyak usaha untuk Max bisa melepaskan selimut dari tubuh Sabrina.
Sekarang sabrina memilih membuang wajahnya. Dia tidak ingin menatap tunangannya yang duduk di sampingnya. Sedangkan Max hanya tersenyum melihat tingkah Sabrina yang sedang merajuk. Sebenarnya tidak beda jauh dengan Sabrina. Max juga berperilaku aneh saat di ruang kerja. Hal itu juga membuat tangan kanannya dan sahabatnya terkejut bukan main dengan sikap sang pangeran yang terkenal sangat dingin.
Max hampir tidak bisa menghilangkan senyumannya dari wajahnya. Bahkan pikirannya saja mengarah pada sabrina. Pada akhirnay setelah menahan rasa rindunya pada tunangannya itu. Dia bisa menemuinya dan melihat tingkah menggemaskan dari tunangannya itu. Sungguh hadiah yang besar setelah berkutat dengan pekerjaan yang sangat banyak.
Tanpa sabrina sadari ada sebuah panah yang mengarah padannya dari jendela yang terbuka. Beruntungnya Max segera menarik badan tunangannya sebelum panah itu mengarah tepat di jantung wanita itu.
Sabrina langsung ditarik ke belakang Max. Velix langsung masuk ke dalam kamar nonannya. Dia melihat keadaan balkon kamar Sabrina. Tidak ada yang mencurigakan. Sepertinya orang yang memanah sabrina sudah pergi sebelum Velix melihatnya.
Sabrina merasakan dadanya berdetak sangat kencang. Hampir saja dia mati tadi kalau tidak ada Max yang menariknya. Dia tidak tahu alasan dari penyerangan itu. Max mengambil panah yang tadi hampir menyerang tunangannya. Ada sebuah surat kecil pada panah itu. Max membacanya isi surat itu. Max mengepalkan tangannya dengan sangat kencang hingga panah yang dipegangnya terbelah menjadi dua.
Sabrina langsung mengambil surat itu dan membacanya. Kedua matanya melebar saat membaca isi surat itu.
'Aku yakin wanitamu selamat, kamu harus menjaganya dengan baik atau dia akan mati seperti ibumu'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)
Fantasy# 2 Edisi Novel Transmigrasi #Season 2 Warning '16+++ [Follow sebelum membaca ya 🙏] Kayla yang masuk ke dalam tubuh seorang wanita dari anak marquess di kerajaan Octavain. Tentu dia senang saat tahu akan hidup bahagia. Karena kedua ora...