Bab 58 : Kemenangan 3 saudara

12.1K 1.7K 51
                                    

Penghormatan terakhir untuk sang raja Octavain berjalan dengan sangat khidmat. Hingga kedatangan dua orang yang tidak pernah diduga masih hadir. Rasanya banyak hal yang bermunculan setelah kepergian sang raja. Kedua anak raja yang dianggap telah tiada karena tragedi pembersihan keluarga kerajaan. Sekarang pangeran pertama dan Putri pertama telah hadir di pemakaman sang raja.

"Bagaimana bisa keluarga kedua anak raja masih hidup. Bukankah mereka harusnya sudah dihukum mati." ucap salah satu bangsawan dari pihak Putra mahkota Derek. Mereka tidak bisa membiarkan kedudukan kerajaan ini kembali jatuh di tangan Giodest. 

"Bukankah kalian harusnya memberikan hormat pada putra mahkota yang sebenarnya?" tanya Zenith dengan senyuman mengejek pada orang -orang di hadapannya. Dia memberikan tatapan dingin pada para bangsawan yang membuat seluruh keluarganya mati. 

"Putra mahkota kerajaan Octavain adalah pangeran Derek bukan pangeran pertama yang sudah dianggap mati. Saya yakin orang yang dihadapan kita kali ini bukanlah pangeran pertama dan putri pertama." ucap seorang bangsawan bergelar Count dari kubu pangeran Derek.

Pangeran Max hanya menatap kedua orang yang baru saja datang membawa keributan di acara penghormatan raja. Sebenarnya dia juga malas mengikuti acara ini. Kalau bukan untuk menunda rapat para bangsawan untuk penerus raja selanjutnya. Sejak awal hubungan raja dan pangeran Max tidak sebaik itu. Dia hanya menjadi tangan dari ayahnya untuk memperluas kerajaan saja. Selain itu Max tidak ingin melihat rakyatnya menderita karena itu dia mengorbankan dirinya untuk menjaga rakyat yang sangat dicintai oleh sang ibu. 

Walaupun wanita yang merawatnya bukan ibu kandungnya. Tapi dia mendapatkan banyak ilmu dari wanita itu. Max juga tahu seberapa besar penyesalan ibu sambungnya pada ratu sebelumnya. Dia menemukan buku harian sang selir raja yang menceritakan semua kebenarnya. Hal itu juga yang membuat max percaya perkataan micky kalau dia adalah kakak kandungnya. 

Zenith menatap adiknya yang selama ini dianggap telah tiada sejak lahir di dunia ini. Ternyata adiknya masih hidup dan tumbuh menjadi pria kuat. Ada rasa penyesalan karena hampir saja menghabisi nyawa dari adiknya sendiri. Benar kata Anya kalau penyesalan selalu datang di akhir cerita. 

"Kita memang belum mati karena sang raja tidak pernah mengeluarkan perintah untuk membunuh kita. Walaupun seluruh keluarga dari Giodest telah tiada karena kalian semua. Tapi kalian lupa hanya keturunan Giodest saja yang memiliki hak untuk kerajaan Octavain." ucap Micky yang berjalan mendekati pria tua itu. Dia sudah membenci bangsawan itu sejak kecil. Karena pria tua itu keluarganya harus mendapatkan hukuman. 

Sahabat sang ibu yang mengkhianati keluarganya hanya karena kekuasaan yang ditawarkan oleh sang raja. Pria yang sudah mengambil kebahagiannya dalam sekejap. Bahkan pria itu tidak berkeinginan untuk meminta maaf atas perbuatannya. 

"Sejak keluarga Giodest di jatuhkan dari kerjaaan ini. Tidak ada lagi hak bagi keluarga Giodest untuk naik menjadi raja." ucap bangsawan yang bergelar viscount. Walaupun rasa takut mulai menghinggapinya karena berhadap langsung dengan kedua anak dari ratu terdahulu. Siapa yang tidak tahu kekuatan sihir yang dimiliki oleh keluarga Giodest sangat berbahaya. Hal itu juga yang membuat beberapa orang takut pada Max. 

Tentu saja para bangsawan tidak bisa ditipu hanya dengan perkataan sang selir. Tentu saja mereka bisa menilai sendiri dengan matanya siapa Max sebenarnya. Hanya keturunan Giodest saja yang memiliki rambut biru gelap. Apalagi kutukan yang tertidur di dalam tubuh Max adalah ketukan yang bersarang pada setiap raja dari keturunan Giodest. 

Kutukan sekaligus sebuah tanda bagi raja kerajaan ini. Seseorang yang lahir dengan kutukan sihir hitam memiliki hak untuk naik sebagai raja. Sebuah aturan yang sempat dilupakan karena raja sebelum ayah max tidak melahirkan anak dengan tanda seperti itu. Tapi beberapa bangsawan yang telah hidup puluhan tahun tentu saja tahu tentang tanda sang raja Octavain.

 "Kalian tentu tidak melupakan aturan mutlak di kerajaan octavain.  Keturunan raja yang memiliki kekuatan sihir hitam adalah orang yang berhak menjadi raja selanjutnya. Orang itu adalah pangeran Max bukan pangeran Derek. Kalian tidak bisa berdalih lagi. Selain itu kerajaan octavain pada dasarnya memang milik keluarga Giodest kalau kalian lupa. Kita bisa saja menghancurkan kerajaan ini kalau kita ingin." ucap Zenith bersamaan dengan api biru muncul membakar mayat raja sebelumnya.  Hal itu yang membuat orang -orang terkejut melihat kejadian itu. Hanya keturunan Giodest yang bisa mengeluarkan sihir api biru.

"Apa yang kamu lakukan pada jenazah yang mulia raja ." ucap Pangeran Derek yang membuat tawa Micky menggelegar. Sedangkan Zenith hanya tersenyum mengejek pada para bangsawan. Dia akhirnya bisa membalaskan dendamnya untuk memberikan pelajaran pada ayahnya itu. 

Max menatap kedua kakaknya yang ternyata tidak satupun yang bisa dihandalkan ke warasannya. Pada akhirnya dia yang harus turun tangan juga. Max menghilangkan api biru itu dengan sekali jentrikan tangan. Tentu saja hal itu membuat perhatian di ruangan itu mengarah padanya. 

"Berhenti membuat masalah kak." panggil Max untuk pertama kalian untuk kedua kakaknya. Tentu saja hal itu membuat orang -orang terkejut. Mereka tidak menyangka pangeran max mengetahui tentang rahasia yang disimpan baik oleh sang raja. 

"Kamu sangat mengganggu kesenanganku." protes micky yang tidak diperdulikan oleh max. Bagaimanapun raja adalah ayahnya. Dia tetap harus menghormatinya sebagai orang tua. Walaupun pria itu tidak jauh beda para penjahat yang sering dia habisi. Ayahnya hanya memikirkan dirinya sendiri dan kebahagiannya. Tanpa peduli orang -orang sekitarnya seperti anaknya yang harus berjuang sendiri untuk tetap bisa bertahan hidup dari kejamnya politik kerajaan.

"Kalian sudah mendengarkan penjelasan dari putra mahkota Zenith bukan? Aku lebih berhak untuk mendapatkan tahta ini. Walaupun aku tidak membutuhkan izin kalian karena aku dengan membunuh kalian sekarang juga." ucap Max bersamaan dengan munculnya sebuah api ditangannya. Api yang warnanya hitam dan terlihat menyeramkan di mata para bangsawan. Sayangnya sangat menarik di mata kakak perempuannya.

"Wow kamu sudah berbaikan dengan sisi gelapmu, bagaimana bisa? kamu bahkan sudah bisa mengendalikan seluruh sihirmu ini." ucap Micky yang tidak ada rasa takut. Sedangkan Zenith memilih berjalan ke salah kursi kosong. Dia ingin menikmati petunjukan sang adik. 

Perkataan Micky tentu saja memjadi sebuah peringatan bagi para bangsawan yang berniat memberontak padannya. Sekarang Max tidak lagi memiliki kelemahan. Seluruh kekuatannya telah kembali dan pria muda itu bisa menghancurkan kerajaan ini bila dia menginginkannya. 

Seluruh bangsawan memilih untuk tunduk. Tentu saja hal itu tidak bisa diterima oleh pangeran Derek. Tanpa ketiga saudara itu sadari kepergian pangeran Derek bersama dengan bayangannya. "Kita hanya perlu membuat pria itu tunduk tuan." ucap bayangan itu pada Derek.

"kamu benar, tangkap Sabrina dan bawa kehadapanku. Kita gunakan si pengkhianat itu. Kalau saja dia tidak menunda kematian tunangannya. Aku pasti sudah menjadi raja dengan mudah." ucap Derek dengan wajah kesalnya. Dia benar-benar ingin melampiaskan amarahnya pada wanita yang mengambil hatinya itu."Bagaimana reaksi kamu kalau tahu wanitamu itu sudah tidur bersamaku Max. Aku pastikan hal itu cukup untuk membalas semua tindakanmu hari ini." gumam Derek.

Pembacaku boleh dong follow ig brown: Journal_chocho  

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang