Bab 5: Perintah

48.7K 5.4K 18
                                    

Sabrina tidak suka dengan tatapan putra mahkota memandangnya. Entah apa yang membuat pria itu menatapannya sangat intens. Padahal dia sudah menggunakan pakaian sederhana dan tanpa makeup untuk tidak banyak mengambil perhatian banyak dari pria ini. Sepertinya langkah ini salah diambil olehnya. 

"Apakah ada yang aneh dengan penampilan saya yang muliah putra mahkota?"tanya sabrina yang membuat putra mahkota gugup karena ketahuan memandangi wanita di hadapannya. Benar saja kata mata-matanya kalau sabrina berubah setelah bangun dari pingsannya. 

Dia pikir berita tentang sabrina yang terkena amnesia hanya bohongan semata. Apalagi wanita ini tahu kalau ada yang akan dibicarakan dengannya. Tapi dia malah merasa wanita di hadapannya sangat berbeda dari biasanya. Entah apa yang terjadi pada Sabrina sebenarnya, namun putra mahkota tidak menyukai sikap wanita ini. Wanita di hadapannya seperti pedang dengan dua sisi mata potong. Sangat berbahaya dan bisa kapan saja menyerangnya jika membuat wanita kesal.

Tapi putra mahkota mencoba untuk membuang pikiran itu. Bagaimanapun Sabrina adalah wanita yang naif dan sangat mencintai dirinya. Tentu saja lupa ingatan tidak akan merubah perasaan seseorang bukan. Sayangnya orang-orang tidak tahu kalau sabrina sekarang bukanlah orang yang sama. Lebih tepatnya jiwa yang mengisi badan ini bukanlah sabrina sebenarnya. 

"Aku hanya sedikit heran saja dengan penampilanmu saat ini. Terlihat lebih sederhana dari biasanya." ucap putra mahkota yang membuat sabrina ingin mengumpat kebodohan dirinya. 

"Bagaimana aku lupa cara berpakaian sabrina asli sangat nora dan seperti tante-tante. Tentu saja penampilku yang sederhana akan membuat pria ini curiga. Sial." umpat Sabrina dalam hati. 

"Ah benarkah, mungkin karena badanku masih belum sehat. Berpakaian seperti biasanya sedikit membuatku tidak nyaman yang mulia. "

"kamu benar juga, penampilanmu sebelumnya memang terlalu berlebih dan akan membuat badanmu tidak nyaman. aku suka dengan penampilanmu sekarang."

"Terimakasih atas pujiannya yang mulia, saya tidak ingin berlama-lama yang mulia. Bisakah kita berbicara langsung pada intinya?Berhubung badan saya masih belum sepenuhnya bugar seperti sedia kala." ucap Sabrina pada putra mahkota yang terdiam saat mendengarnya. Biasanya Sabrina selalu tidak suka pembicaraanya langsung pada intinya. Karena wanita itu selalu ingin menghabiskan waktu bersamanya. Sangat aneh melihat wanita itu menjadi seperti saat ini. 

"Baiklah, maaf telah membuat kamu sedikit kurang nyaman dengan sambutan yang buruk seperti tadi. "

"Tidak masalah yang mulia, saya tahu anda marah karena pangeran ketiga akan kembali." ucap Sabrina yang sengaja mengungkit kepulangan tunangannya dari medan perang. 

Besok Pangeran ketiga akan kembali ke kerajaan ini membawa kabar bahagia tentang kemenangannya. Pada malam hari akan diadakan pesta untuk merayakan kemenangan itu. Tidak sampai di situ saja, pangeran ketiga akan diberikan penghargaan oleh raja dan kepercayaan untuk memegang seluruh pasukan di kerajaan ini. Tentu saja hal itu akan membuat putra mahkota marah. Karena pemberian kekuasaan dalam bidang militer. Sama saja memberikan jalan untuk pangeran ketiga menjatuhkan putra mahkota dari posisinya sekarang. 

"Sepertinya akibat kecelakaan itu, kamu semakin tanggap sabrina." ucap putra mahkota yang membuat sabrina gugup. Karena secara tidak langsung pria itu menganggap ada yang aneh dengan dirinya. Tapi dia tidak ingin memikirkannya. Toh sekarang badan sabrina sudah menjadi miliknya. Entah kemana pergi jiwa asli dari sabrina. Dirinya tidak ingin memikirkannya. sekarang hal yang penting adalah menjaga takdir kejamnya agar tidak terjadi. 

"benarkah? sepertinya yang mulia saja yang baru menyadari kalau saya cepat tanggap." ucap Sabrina yang  mencoba mengalihkan perkataan pria di hadapannya.

"Aku senang kalau kamu seperti ini."

"jujur aku tidak suka kamu menyadari perubahan dari sabrina." gumam Sabrina dalam hatinya. sungguh berbicara dengan putra mahkota sangat berbahaya. Bagaimana bisa sabrina dulu berani mendekati pria ini. Apalagi dia berani bergelayut manja di tangannya. 

"Kamu sudah menjadi tunangan dari pangeran ketiga. Secara tidak langsung kamu akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan pria itu. Pastika pangeran ketiga meminum  ini. kamu bisa meletakkan di minuman atau makan pangeran." ucap putra mahkota sambil menyodorkan sebuah tabung  kecil. Sabrina sudah menduga hal ini akan terjadi. Sebuah langkah yang akan memudahkannya untuk berkerja sama dengan tunangannya itu.

"Kamu harus segera melakukannya agar kita bisa menikah dan hidup bersama. semasih ada pria itu hidup kita tidak akan tenang . kamu mengerti sabrina." ucap putra mahkota yang hanya dijawab anggukan kepala oleh sabrina.

"Dia pikir aku bodoh seperti pemilik tubuh asli ini. Kamu tidak akan sudi menikah denganku. Karena sejak awal kamu hanya ingin menggunakan aku sebagai boneka dan melemahkan kekuatan ayahku di kerajaan ini. Apalagi saat itu kamu tahu ayahku berada di pihaka musuh. Tentu saja setelah kematian pangeran kamu tetap akan menjeraku dan ayah ke dalam kematian." ucap Sabrina dalam hati sambil menatap pria itu. Dia mencoba untuk tidak menunjukkan amarah yang terpendam di hatinya.

"Akan aku lakukan, tapi kamu yang mulia tidak lupa dengan janji kita bukan. Aku tidak pernah ingin bersama dengan pangeran ketiga yang memiliki kutukan itu." ucap Sabrina pada putra mahkota dengan wajah sengaja dibuat sedih. Hanya dengan ini pria itu akan sedikit percaya kalau Sabrina tidak berubah.

"Tenang saja kita akan menikah setelah tunanganmu meninggalkan dunia ini."

"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Aku akan sangat merindukanmu yang mulia." ucap Sabrina sebelum meninggalkan ruangan itu. Sungguh Sabrina jijik sendiri dengan akting yang dibuatnya. Tentu saja dia tidak akan membiarkan malaikat penyelamatnya mati. Bukankah orang yang harus meninggalkan dunia ini adalah sang penjahat. 

Sedangkan putra mahkota merasa sedikit senang melihat Sabrina yang masih mencintainya. Padahal biasanya dia sebal dan jijik melihat sikap wanita itu. Tapi hari ini dia merasa sangat senang dan tidak sabar menunggu pertemuan mereka setelah ini. 

Sabrina keluar dari istana dengan wajah yang tidak terlihat senang. Hal itu membuat pelayan pribadinya bertanya-tanya apa yang sudah membuat perasaan nonanya buruk. Padahal nonanya bertemu dengan pujaan hatinya. 

"Sepertinya sedang kesal, apakah ada hal yang membuat anda kesal nona?"tanya Millie saat mereka sudah ada di dalam kereta kuda mereka. 

Sabrina menatap pelayan pribadinya di depannya. Kenapa bisa sabrina asli suka dengan pria jahat macam putra mahkota. Bukan secara jelas pria itu hanya memanfaatkan wanita yang mencintainya untuk menjadi kambing hitam dalam rencananya. Dengan sabrina yang memberikan racun pada pangeran. secara langsung dia bisa menghancurkan tiga orang sekaligus. pangeran ketiga yang menjadi saingannya memperebutkan tahta, marquess Valendric yang memiliki pengaruh besar terhadapa ekonomi kerajaan ini dan wanita yang mengganggunya. Ketiga orang itu akan mati karena tindakan sabrina yang meracuni salah satu anggota keluarga kerajaan. 

"Aku hanya tidak menyangka bisa mencintai pria jahat macam putra mahkota." ucap sabrina dengan suara pelan diakhir. Sedangkan millie terkejut mendengar perkataan nonanya. Dia sudah sangat tahu seberapa besar cinta nonanya pada putra mahkota. Tapi sekarang nonanya seperti diberikan pencerahan akan kesalahannya dalam mencintai seorang putra mahkota.

The Fiance' of Villain Cursed (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang