Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
"Oy, Dirga! Mau pake gaya apaan buat ntar, nih?" tanya Jeno melalui sambungan video call bersama Haechan, Jaemin, dan Renjun.
Setelah makan malam, Haechan menyuruh Markie untuk istirahat di kamar. Sementara pemuda itu membersihkan segala peralatan dapur yang tadi dipakai memasak oleh Markie serta piring bekas mereka makan. Lalu, saat semua sudah rapi, Haechan menghubungi keempat sahabatnya terlebih dahulu sebelum ikut beristirahat bersama sang istri.
"Eky kalau nanya suka gak mikir, anjing!" kata Renjun sedikit emosi.
"Emang otak Eky paling ngeres di antara kita berempat," timpal Jaemin.
"Gue setuju," sambung Haechan. Dia sendiri sampai speechless saat mendengar pertanyaan dari Jeno. Bisa-bisanya sang sahabat bertanya seperti itu.
Sementara Jeno tengah tertawa tanpa dosa.
"Yaelah, orang udah nikah itu yang ditunggu pasti malam pertamanyalah, bro. Sampe udah dipikirin sejak sebelom sah mau make gaya apaan biar bisa dapet kenikmatantiada tara," ujar Jeno dengan tawa belum menghilang.
"Itu berlaku buat elu doang ya, kambing! Dirga bukan lu yang otaknya jorok mulu." Renjun membalas sambil mendengus.
"Otak cowok rata-rata gitu semua sih, Nan. Gak beda jauh," sahut Jeno membela diri.
"Ya, emang, sih. Tapi, yang frontal kaya gini cuma lo doang," kata Jaemin.
Jeno mendramastis dan ketiga sahabatnya sontak tertawa.
"Tapi, Eky ada benernya juga sih, Dir. Ya, walau kalimatnya salah," kata Jaemin. "Lo kenapa ngehubungi kita? Bukannya lagi enak-enakan bareng istri lo."
"Nah, itu maksud gua tadi," ucap Jeno.
"Halah!" Renjun mencibir.
Haechan tertawa. Pemuda itu mengubah posisi duduknya agar lebih nyaman.
"Ya, gimana, ya? Rasanya belum bisa aja kalau harus ngelakuin aktivitas kaya suami istri gitu. Terlebih kalian tau sendiri kalau pernikahan ini bukan karena emang punya rasa cinta dan sayang, tapi dijodohin," ucap Haechan. "Masih segan."
"Oh, gue ngerti maksud lo apa, Dir," ucap Jaemin sembari mengangguk. "Berati lo gak bakal nyentuh dia buat sekarang ini, kan?"
Haechan mengangguk. "Iya. Gue juga gak bisa sembarangan ngelakuin hal itu ke Markie saat gue sendiri gak tau gimana perasaan dia sebenarnya mengenai pernikahan ini. Salah-salah dia jadi benci ke gue."