Psychopath

6.6K 514 86
                                        

Ps: di sini ga ada DirgaMarkie dulu, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ps: di sini ga ada DirgaMarkie dulu, ya. Hanya ada kumpulan orang jahatnya dulu hahahaha.

Next chapter dipublis kalau ga sehabis buka, ya sehabis tarawih atau menjelang sahur.

Btw, sebenarnya aku udah masukin tag angst dan gore. Tapi, kayanya ga masuk, ya?

.
.
.

Taeyongie tengah mengepak semua barang-barang miliknya ke sebuah koper berukuran besar. Wanita itu sudah memutuskan untuk pergi sebelum Jaehyun pulang. Karena ia yakin jika tak ada lagi kesempatan baginya dalam berkelit. Semua sudah tahu tentang perbuatan jahat yang pernah ia lakukan di masalalu.

"Jika emang rencanaku selama ini akan rusak di tengah jalan, aku harus pergi dan melakukan rencana yang lain," gumam Taeyongie. "Aku gak akan ngebiarin keluarga Derova dan Adipura bahagia," ucapnya lagi seraya memasukkan barang terakhir.

"Soal Winnar, aku gak perlu ngasih tau mengenai kepergianku. Biarin dia ada di sini. Karena Winnar bisa jadi senjataku untuk menghancurkan keluarga Derova dan Adipura," kata Taeyongie. "Jaehyun gak mungkin ngusir putraku, kan? Dia cuma tau kalau aku yang jahat di sini, bukan Winnar."

Taeyongie tersenyum puas dengan pemikirannya. Setelah semua selesai, wanita itu segera beranjak pergi dengan langkah lebar. Hingga tanpa sadar ia meninggalkan sesuatu yang cukup penting.

.
.
.

Lyorra memberikan dua lembar photo pada seorang pria bertubuh tinggi tegap. Pria tersebut memiliki wajah cukup menyeramkan dengan selalu memakai pakaian serba gelap.

"Saya mau kalian lakuin sesuatu sama dua orang yang ada di photo ini. Terserah kalian mau berbuat apa ke mereka, yang jelas saya ingin agar keduanya menerima ganjaran karena udah berani mengusik ketenangan saya," kata Lyorra.

Pria bernama Rangga tersebut menerima photo di tangan Lyorra. Sementara sekitar lima anak buah pria itu hanya memperhatikan tanpa berani mengeluarkan suara.

"Dibunuh?" tanya Rangga seraya melihat dua photo di tangannya.

"Terserah apa yang ingin kalian lakuin terhadap mereka. Saya hanya ingin mendengar kata pembalasan dendam saya berhasil, bukan gagal," sahut Lyorra.

"Siapa nama mereka?" Rangga kembali bertanya. Ia memasukkan photo di tangannya ke saku jaket.

"Renjun dan Jeno. Keduanya merupakan photographer," jawab Lyorra.

Rangga mengangguk. "Baiklah. Ibu tidak perlu khawatir. Kami pasti akan menjalankan tugas ini dengan baik."

"Itu yang saya mau," ucap Lyorra seraya mengeluarkan amplop coklat berisi uang. "Ini hanya sebagai uang muka. Jika kalian berhasil, saya bisa menambah lebih besar lagi."

Rangga terlihat puas, begitupula kelima anak buahnya. "Tenang saja, pasti akan berhasil. Kami permisi dulu."

"Kabari saya kalau kalian udah mulai bertindak," kata Lyorra.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang