Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ps. Maafin kalau ada salah kata. Aku belum edit ulang.
. . .
"Markie udah lepas segel belum, Dir?"
Renjun langsung terbatuk ketika mendengar pertanyaan dari Jaemin. Sementara Haechan tampak terkejut. Tak menyangka sang sahabat akan bertanya seperti itu di tempat keramaian. Sebuah Kafe yang berada di depan rumah sakit.
"Heh, lo kalau nanya kira-kira, dodol!" ucap Renjun keki. "Beneran mirip Eky. Gak disaring dulu."
"Wajar ajalah, Nan. Isi pikiran dia sama Eky itu sejalan," kata Haechan setelah berhasil mengatasi keterkejutannya.
Jaemin hanya tertawa tanpa dosa. "Gue penasaran," ujar pemuda itu.
"Gak masalah kalau lu penasaran, tapi lihat situasi jugalah. Kita lagi ada di tempat keramaian gini," sahut Renjun masih kesal.
"Iya, sorry." Jaemin kembali tertawa.
Renjun mendengus, sementara Haechan menghela napas. Mencoba mengabaikan pertanyaan 'gila' Jaemin. Sebaiknya ia tak perlu menjawab. Ya, untuk apa?
"Ini pelayannya mana, sih? Lama amat bungkus makanan doang." Renjun menggerutu sebal.
"Sabar, Nan. Ini bukan restoran cepat saji. Jadi, meski masak dulu," ujar Jaemin.
"Gue males. Di sini panas. Ac nya kurang," kata Renjun seraya mengambil segelas kopi yang dia pesan.
Tiga sekawan tersebut sudah selesai sarapan. Hanya tinggal menunggu makanan untuk Markie. Haechan sempat menyuruh sang istri makan bersama, tapi istrinya menolak. Jadi, dibungkus saja.
"Btw, lu sama Markie kapan pulang?" tanya Jaemin.
"Markie sempet gak mau pulang, sih. Dia masih mau di sini nemenin Mama Tasya. Tapi, setelah dibujuk kemungkinan pas Bunda, Ayah atau Papa datang ke sini, kita baru pulang," sahut Haechan.
"Kira-kira jam berapa mereka datengnya?" Jaemin kembali bertanya.
"Entahlah. Gue juga kurang tau," balas Haechan. "Kenapa?"
"Rencananya kalau agak pagi gitu, kita berdua numpang di mobil lo buat balik. Terus nyuruh Jeno biar gak perlu ke sini. Langsung aja ke rumah Nanda," kata Jaemin yang diangguki oleh Renjun.
"Ntar gue tanya sama mereka kapan mau ke sini," ucap Haechan.
Jaemin dan Renjun kembali mengangguk.
"Oh, ya. Tadi Jeje bilang dia mau ngenalin seseorang ke kita," kata Jaemin.
"Siapa?" tanya Haechan dengan alis terangkat sebelah.