Dua Hati

4.6K 540 92
                                    

Ps: di cerita ini setting waktu di tempat Haechan dan Markie itu berbeda sama yang di Indonesia, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps: di cerita ini setting waktu di tempat Haechan dan Markie itu berbeda sama yang di Indonesia, ya. Aku ga ngasih keterangan di tiap adegan mereka kaya sebelumnya. Kaya Paris, 7 pagi gitu. Intinya Indo-Paris beda 6 jam. Indo lebih cepet, ya.

Btw, setelah ini aku izin hiatus beberapa hari. Ada keperluan penting di rl. Hehehe. Aku pasti kembali. ^^

.
.

Rasanya tubuh Renjun berubah jadi jeli ketika melihat sahabatnya tengah terbaring tak sadarkan diri di ruang ICU.

Jeno memegang tubuh Renjun agar pemuda itu tidak kembali pingsan seperti tadi.

"Nana, Je. Nana," ucap Renjun pelan.

"Nanda, tenang, ya. Nana pasti baik-baik aja," kata Jeno berusaha menenangkan.

Pemuda itu sendiri terkejut ketika melihat bagaimana keadaan Jaemin saat ini. Tapi, dia harus bisa kuat. Karena dia harus menjaga Renjun. Menjadi penenang sang sahabat yang sedang tak baik.

Tennesya mengusap bahu Renjun. "Dengerin Eky, ya. Kamu harus tenang," ucap wanita itu. Dia menatap dua orang polisi yang berada di dekat mereka. "Maaf, Pak. Ini gimana kronologinya Ikbal bisa sampai kecelakaan?" tanyanya.

"Jadi, begini, Bu. Awalnya saudari Ikbal mengejar sebuah mobil sampai ke jal tol. Hingga kemudian dia tertabrak oleh mobil itu. Tubuhnya tertimpa motor," sahut salah satu polisi menjelaskan. Namanya Jamal. "Dan ternyata mobil yang dikejar oleh saudari Ikbal merupakan seorang penculik. Sampai ia nekat, dan membahayakan dirinya sendiri."

"Oh, Tuhan," ucap Tennesya terkejut, begitupula dengan Renjun dan Jeno.

"Nana. Astaga!" Jeno berdecak.

"Na," lirih Renjun.

"Kita menunggu Dokter selesai memeriksa keadaan saudari Ikbal. Semoga dia baik-baik saja," ucap Bobby. Nama polisi yang satunya.

"Mengenai wanita yang diselamatkan oleh saudari Ikbal, beliau ada di ruang UGD. Karena kata Dokter kondisinya sangat kritis," tambah Jamal. "Dan kata saudari Ikbal, beliau merupakan Ibu dari temannya. Apa itu Ibu salah satu dari kalian berdua?" Ia berbicara dengan Renjun dan Jeno.

Tennesya yakin yang polisi itu maksud merupakan Yutha.

"Dia teman saya, Pak. Wanita itu teman saya," ucapnya. "Dia ada di ruang UGD karena kondisinya kritis?"

Pak Jamal dan Bobby mengangguk. "Benar. Bahkan detak jantungmya melemah. Itu kata Dokter sebelum beliau diperiksa oleh mereka."

"Tasya," gumam Tennesya. Dia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Yutha. Tapi, ia juga harus memastikan jika wanita itu memang Yutha.

"Terima kasih atas bantuannya, Pak," kata Tennesya lagi. Sementara Renjun dan Jeno sejak tadi hanya diam saja. Pikiran mereka sedang dipenuhi oleh keadaan Jaemin.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang