Burung Berkicau

6.3K 592 71
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Bulan sabit menggantung di langit barat. Tampak bersinar seorang diri berusaha menerangi langit yang begitu gelap, tanpa adanya bintang-bintang kecil yang menemani.

Pemandangan yang cukup indah, namun juga sedikit mengerikan jika terus menerus memperhatikannya.

Angin berhembus kencang, menggoyangkan helaian daun-daun di pepohonan. Bahkan daun yang layu dan kering terlihat berterbangan ke berbagai arah.

Rintik demi rintik hujan dari langit gelap mulai turun membasahi bumi.
Kicauan hewan malam terdengar sebagai pelengkap.

Langit malam gelap kini menangis, seolah ingin menemani kesedihan satu mahluk bumi yang setiap hari selalu mengeluarkan liquid bening dari kedua netranya yang indah namun tak pernah bersinar lagi.

*

Click.

"Markie, ini udah malam. Kenapa belum tidur?"

Markie yang sibuk mengetik di laptop menoleh pada Taeyongie yang berdiri di ambang pintu kamar. Pemuda itu memberikan senyuman kecil, lalu memperlihatkan tulisan di laptopnya.

Taeyongie ikut tersenyum, kemudian melangkah mendekati sang putra bungsu berada.

"Masih ada naskah cerita yang harus kamu selesaikan?" tanya Taeyongie.

Markie meraih buku kecil yang selalu ia bawa ke mana-mana. Pemuda itu terlihat menuliskan sesuatu di atas buku tersebut. Gerakan tangannya dalam menulis tampak sangat cepat. Dia hanya butuh waktu beberapa detik saja untuk menyelesaikan kalimat panjang yang ia tulis di buku.

"Kata editor, Markie harus menyelesaikan naskah cerita untuk pesanan novel baru hari ini karena besok sudah akan dicetak, lalu diterbitkan. Jadi, Markie mungkin tidur sedikit larut. Tidak lama, kok, Ma. Beberapa bab lagi selesai."

Taeyongie mengusap rambut Markie, lalu mengecup puncuk kepalanya.

"Jangan sampai terlalu pagi, ya? Besok Haechan mau jemput kamu buat milih baju pernikahan kalian," kata wanita itu.

Markie menunduk. Dia kembali teringat akan kejadian beberapa jam lalu di restoran. Markie tak pernah berpikir jika kedua orang tuanya akan menjodohkannya dengan seseorang yang mereka pilih. Tentu saja ia terkejut. Ingin sekali menolak, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa untuk menolak rencana kedua orang tuanya.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang