Penyelidikan

1.5K 231 54
                                    

pe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pe.

Haaaay.....

Kangen gak?

Hahahahaha.

Happy Reading!

.
.

"Minum dulu."

Jaemin menerima segelas air putih yang diberikan oleh Jeno. Pemuda itu terlihat duduk di sampingnya.

"Sorry."

Jeno menoleh saat Jaemin bersuara. "Buat?"

"Gue udah bikin lo takut," ucap Jaemin pelan.

Jeno mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gak masalah. Gue ngerti karena emosi lo lagi gak stabil."

"Gue gak nyangka, Je," gumam Jaemin sembari memegang gelas dengan erat. "Gue pikir kepergian Farel murni karena kecelakaan, tapi ternyata dibunuh sama si bangsat Arron."

"Gue juga kaget," kata Jeno. "Gue bingung kenapa Arron bisa sampai ngebunuh Farel."

"Yang tau jawabannya cuma Marvel," ujar Jaemin seraya menarik napas dalam. "Tapi waktu gue coba hubungi dia, nomornya udah gak aktif lagi."

"Kita tunggu aja. Mungkin dia sibuk," balas Jeno. "Sekarang ini gue kepikiran tentang rencana Dirga," lanjut pemuda itu. "Nanda gak ngasih izin kita buat ikut pergi."

"Gue tau dia khawatir," sahut Jaemin. "Gue ngerasa bersalah." Ia bergumam pelan. "Nanti kita bisa tanya mereka kalau udah pulang."

"Iya," ucap Jeno.

Jaemin memandangi pemuda itu yang terdiam menatap kaca jendela.

"Je....."

"Hm."

Jeno menoleh dan netranya beradu dengan mata Jaemin yang menatapnya lekat.

"Kenapa?" tanya Jeno.

Jaemin tidak menjawab, pemuda itu malah mendekat dan tangannya menarik tengkuk Jeno, lalu kedua bibir mereka saling menempel untuk kedua kalinya.

Dalam beberapa saat tak ada yang bergerak. Kedua pemuda itu hanya memandang netra masing-masing seolah mengunci lawan dalam pesonanya. Sebelum kemudian Jaemin mulai menggerakkan bibir dan Jeno membalas. Tangannya terlihat memegang sisi pinggang Jaemin.

Hingga beberapa menit berlalu, mereka melepaskan ciuman tersebut.

Tangan kanan Jaemin bergerak untuk menyingkirkan anak rambut yang sedikit menutupi kening Jeno.

"Sorry....," gumam Jaemin pelan.

"Apa?" tanya Jeno. Mereka masih saling memandang.

Jaemin tersenyum singkat. "Gue mau jujur sama lo, Je."

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang