Markie dan Arron

4.5K 549 141
                                    

Ps: di sini Markie bakal cerita semuanya, tapi aku pake adegan flashback, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps: di sini Markie bakal cerita semuanya, tapi aku pake adegan flashback, ya. Word 3K.

.
.
.
.

Jeno kembali ke ruang inap Jaemin dengan membawa beberapa cemilan dan minuman. Ia melihat kedua sahabatnya tengah mengobrol.

"Nan, gue bawa makanan, nih. Lo dari tadi belum makan apa-apa, kan?" kata pemuda itu seraya meletakkan kantung plastik berisi makanan yang ia bawa di atas meja.

"Makanan apa?" tanya Renjun sembari membuka kantung plastik. "Eh, mekdi," gumamnya.

"Makan, gih. Lu belum makan," ujar Jeno. "Lo mau juga gak, Na?"

Jaemin menggeleng. "Gue tadi udah makan," sahutnya.

"Lagian Nana belum bisa makan sembarangan," ujar Renjun.

Jeno tertawa. "Iya juga, sih."

"Oh, ya, Je. Dirga ada ngehubungi lo lagi gak?" tanya Jaemin.

Jeno menggeleng. "Enggak ada. Terakhir yang tadi gue bilang," sahutnya.

"Semoga aja dia gak terganggu dengan berita dari kita," ucap Renjun.

Jaemin dan Jeno mengangguk. "Iya."

"Btw, tante Tasya mau dipindahin," kata Jeno.

"Sekarang?" tanya Renjun.

"Iya, tadi gue ngelihat mobil dari rumah sakit keluarga Derova udah dateng," sahut Jeno.

"Nama rumah sakitnya apa? Gue penasaran," ujar Jaemin.

"Haechan," balas Jeno.

"Hah?" Jaemin dan Renjun tampak bingung.

"Rumah sakit keluarga Derova namanya Haechan," jelas Jeno.

"Eh, berati nama depannya Dirga, dong?" kata Renjun.

Jeno mengangguk. "Kata Bunda, rumah sakit itu didirikan saat Dirga lahir. Jadi, sengaja diberi nama Haechan, dan seharusnya rumah sakit itu buat Dirga," ucapnya. "Tapi, karena bidang kawan kita bukan di dunia kedokteran, jadi masih dipegang si Kakek dower."

"Heh, sembarangan lu!" ujar Renjun sembari menjitak kepala Jeno. Sahabatnya yang satu ini memang hobi sekali menyebut seseorang dengan panggilan cukup tidak sopan atau aneh.

Pemuda itu hanya memberi cengiran bodoh.

"Gue masih gak nyangka keluarga Derova setajir itu," gumam Jaemin.

"Sama, sih. Gue cuma tau mereka punya beberapa cabang perusahaan doang di tiga Negara," kata Renjun. "Dirga yang cerita ke kita."

"Tapi, gue penasaran akan satu hal," celetuk Jeno.

"Soal apa?" tanya Renjun.

"Kira-kira Dirga udah ngerasain malam pertama belum, ya?" balas Jeno dengan wajah menyebalkan.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang