Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
"Gue gak nyangka, anjir!"
Jeno mengacak rambutnya kasar. Pemuda itu duduk di kursi sebelah Haechan yang tengah menunduk menatap lantai dengan kedua tangan saling bertaut.
"Kenapa kejadiannya bisa kaya gini, sih?"
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Jeno. Semua terdiam dengan isi pikiran yang berkecamuk tak menentu.
Saat ini Haechan, Jaemin, Jisung, Renjun, Natalie, Arga dan beberapa polisi, anggota Tiger serta Fiery Devil tengah berada di salah satu rumah sakit Bogor. Mereka membawa Winnary Arron Adipura yang selamat dari kebakaran Villa Widuri. Padahal seluruh tubuh pemuda itu hangus terbakar, namun entah mengapa dia masih bisa mengeluarkan suara kesakitan.
"Gue gak habis pikir."
Setelah beberapa saat dalam keheningan, Jisung ikut bersuara.
"Kenapa Arron masih selamat dalam kebakaran itu?"
"Emang sangat mustahil bagi seseorang yang masih bisa selamat saat tubuhnya udah hangus terbakar oleh kobaran api," sahut Jaemin. "Tapi, kita lihat sendiri, kan? Arron mampu selamat dari kematian."
"Mungkin Tuhan gak semudah itu membiarkan Arron kembali ke sisi-nya karena masih ada yang harus diselesaikan," kata Renjun.
Pemuda itu mendapat tatapan dari beberapa orang.
"Apa?"
"Gue gak tau," jawab Renjun. "Kita tunggu kabar dari Dokter mengenai kondisi Arron."
"Suara teriakkan Arron kedengeran sampai ke sini," gumam Jeno. "Agak mirip lolongan burung gagak."
"Burung gagak spesies apa yang melonglong, Je?" Jaemin mengerutkan kening.
Suara Arron yang mengerang kesakitan memang terdengar cukup jelas sampai keluar dari ruangan UGD. Bahkan beberapa orang tampak saling berbisik.
"Pasti kerasa sangat sakit." Jeno melanjutkan perkataannya. "Tapi itu belum seberapa dibanding dosa-dosa Arron selama ini."
"Dunia aja sampai gak bisa nerima dia," gumam Jisung.
"Begitulah nasib seseorang kalau selama hidupnya selalu berbuat kejahatan. Dia akan nerima ganjaranannya sepuluh kali lipat dari apa yang pernah dia lakukan ke orang lain," ujar Renjun.
Tak ada yang membalas perkataan pemuda itu. Semua terdiam mendengarkan suara Winnary Arron Adipura yang terus berteriak kesakitan.
Jaemin melirik Haechan. Sang sahabat tampak menunduk dengan kedua tangan mengerat dan mata terpejam. Ia menepuk pundaknya.
"Lo kelihatan kacau," ucap Jaemin sedikit pelan, tapi masih bisa didengar.