Bagi Lukamu

4.4K 550 93
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Jaemin, Renjun dan Jeno telah sampai di Sekolah Taman Kanak-kanak Bunda Maria. Tempat di mana Markie pernah bersekolah.

Saat ini, ketiganya tengah berbicara dengan penjaga Sekolah tersebut untuk menanyakan apakah masih ada guru yang berada di Sekolah atau tidak.

"Duh, Mas. Kebetulan sekali kalau hari ini sekolah libur. Jadi, para guru gak datang," kata Pak Shindong. Nama penjaga tersebut.

Ketiga pemuda itu tampak mendesah kecewa. Pantas saja sepi, ternyata memang hari ini libur.

"Gitu, ya," gumam Jeno.

"Kalau Mamang boleh tau, ada keperluan apa ya, Mas?" tanya Shindong.

"Ya, ada sedikit urusan penting sama guru yang ngajar di sini, sih, Mang," sahut Renjun.

"Oh gitu. Gini aja, coba Mas datang lagi hari senin nanti," kata Shindong.

"Iya, Mang. Terima kasih, ya," ucap Renjun dan Jeno bersamaan. Sementara Jaemin diam memandangi sang penjaga Sekolah.

"Sama-sama," balas Shindong.

"Kalau gitu, kami permisi."

Shindong mengangguk. Renjun dan Jeno membalikan badan, sedangkan Jaemin masih pada posisi semula.

Jeno tersadar jika salah satu sahabatnya masih belum bergerak. "Heh, lu ngapa diem di sini, anjrit?! Ayo, cabut. Kita balik lagi hari senin," kata pemuda itu sedikit heran dengan sikap Jaemin. Begitupula dengan Renjun.

Shindong juga tampak bingung, karena sejak tadi Jaemin diam saja menatapnya.

"Ada apa ya, Mas?" tanya pria itu sedikit takut.

"Woy!" Jeno kembali bersuara, mencoba menyadarkan Jaemin dengan menepuk pundaknya. "Kesambet lu?"

Jaemin bereaksi. Dia menatap kedua sahabatnya yang tengah heran. Lalu, ia kembali memandangi Shindong.

"Kenapa, sih?" ucap Renjun heran.

"Maaf, Mang. Saya boleh nanya sesuatu gak?" kata Jaemin.

Shindong mengangguk. "Boleh, Mas. Nanya apa, ya?"

"Mamang di sini udah berapa lama?" tanya Jaemin.

"Duh, saya mah udah lama di sini, Mas. Sekitaran dua puluh tahunan. Maklum dari kecil udah kerja begini karena Mamang gak tamat sekolah. Hehehe," ucap Shindong bercerita dengan malu-malu.

"Kira-kira Mamang masih inget sama nama anak-anak alumni dua puluh tahun lalu itu?" tanya Jaemin lagi.

Renjun dan Jeno langsung tersadar maksud sang sahabat.

"Waduh, ingat gak ingat ya, Mas. Soalnya yang sekolah di sini itu banyak. Apalagi dua puluh tahunan lalu," sahut Shindong.

"Markie Arkha Adipura. Mamang kenal dia?" ucap Jaemin.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang