Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
"Ikbal, oh Ikbal." Jeno bersenandung.
"Eky, oh Eky." Jaemin membalas.
Jeno mendelik tidak suka. "Gosah ngikutin, anjir!"
"Hahaha." Jaemin hanya tertawa saja.
"Tai. Gue serius manggil, nih," kata Jeno.
"Apaan," sahut Jaemin.
"Kenapa Nanda belum pulang, ya, Na?" ucap Jeno. "Gue khawatir."
"Gue juga khawatir," balas Jaemin. "Udah nyoba hubungi belum?"
Jeno menggeleng. "Gue terlalu kaget denger berita soal Yangyang di televisi tadi. Terus tau-tau perasaan gak tenang. Mikirin Nanda."
"Gue hubungi Nanda dulu," kata Jaemin seraya mengambil ponselnya di saku celana.
"Semoga Nanda baik-baik aja," gumam Jeno cemas.
. . .
Haechan yang tengah berbaring di sofa sembari menonton televisi, langsung terperanjat bangun. Perasaan pemuda itu mendadak tidak tenang. Dia memikirkan Renjun.
"Ini ada apa lagi, sih?" gumam Haechan cemas.
Jika perasaan Haechan sudah mulai tidak tenang seperti ini, berati sedang terjadi sesuatu yang buruk pada orang terdekatnya. Ikatan batin pemuda itu memang kuat terhadap seseorang yang sangat berati baginya.
Ketika Haechan ingin menghubungi Renjun, nomor tak dikenal lebih dulu menghubunginya. Ternyata nomor kurir pengantar makanan. Sang kurir berkata jika dia sudah ada di depan Apartment.
Haechan mengenyahkan pikiran tak tenang terhadap Renjun untuk sejenak. Pemuda itu berdiri dari sofa.
"Sayang, Mas ke bawah dulu, ya. Makanannya udah dateng," ucap Haechan pada Markie yang masih berada di dapur.
Haechan menuruti perkataan sang istri. Dia melepas masker yang melekat di wajahnya. Ia mengambil tisu basah di atas meja untuk mengelap bekas masker tersebut, kemudian setelah dirasa tak lengket lagi, pemuda itu beranjak keluar dari Apartmennya.
Hanya butuh waktu tak lebih dari lima menit untuk Haechan sampai di depan Apartment. Dia berjalan mendekati seorang kurir yang berdiri di pos penjaga. Setiap ada penyhuni Apartment yang memesan barang online atau delivery, kurirhanya diperbolehkan sampai di pos. Tidak bisa masuk.
"Mas Dirga, ya?" kata kuris bernama Yanto ketika Haechan tiba di dekatnya. "Ini pesanannya, Mas."
Haechan menerima dua kantung plastik yang diberikan oleh Yanto. "Totalnya jadi berapa, Bang?"
"Dua ratus tiga puluh tiga ribu, Mas," sahut Yanto.
Haechan memberikan dua lembar uang seratus ribu dan satu lembar lima puluh ribu pada kurir.