Rasa Khwatir

6.2K 618 80
                                        

Setelah dari Tuileries Gardens, Haechan dan Markie pergi ke alun-alun Place de la Concorde

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
Setelah dari Tuileries Gardens, Haechan dan Markie pergi ke alun-alun Place de la Concorde. Letaknya tidak begitu jauh dari taman Tuileries Garden.

Alun-alun Place de la Concorde berbentuk oktagonal yang dibatasi oleh parit.

Para pengunjung akan menemukan objek berupa Obelisk Mesir dengan ketinggian 23 meter yang berada di tengah Place de la Concorde.

Di tempat itu juga terdapat karya seni berupa patung-patung yang sangat luar biasa untuk diabadikan.

Selain itu, para pengunjung akan menemukan dua air mancur yang menghiasi bagian dari Place de la Concorde. Yakni; La fontainer des Mers dan Elevation of the Maritime.

Selama dalam perjalanan (berjalan kaki), Haechan tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada tangan Markie. Sesuai janji, ia akan selalu menjaga istrinya.

"Capek?" tanya Haechan sembari menatap Markie. "Kita cari tempat duduk, ya."

Markie menggeleng. Jujur saja dia belum lelah. Ia sangat menikmati pemandangan di tempat ini. Apalagi air mancur serta patung-patung tersebut.

"Mas gak mau ambil photo di sini?" tanya Markie dari tulisan di ponsel.

"Photo berdua? Boleh," sahut Haechan.

Markie geleng-geleng kepala. Maksud dia bukan itu.

"Ambil photo pemandangan di sini?" ucap Haechan seolah mengerti isi pikiran Markie. Istrinya itu mengangguk. "Tapi, kayanya lebih indah kalau kita berdua yang photo. Sebagai kenang-kenangan," lanjutnya. "Kita photo dekat air mancur di sana, ya."

Markie sempat ragu karena dia malu jika harus berphoto dengan suaminya. Tapi, apa kata sang suami mungkin benar. Mereka harus memiliki kenang-kenangan di tempat ini yang meski mereka abadikan.

Haechan menarik Markie mendekat dengan lembut. Sebelah tangannya berpindah memeluk pinggang sang istri yang tampak terkejut.

"Jangan tegang, sayang. Kaya mau diapain," kata Haechan sembari terkekeh yang membuat Markie merengut. Bibirnya mempout lucu.

"Coba kamu peluk Mas balik," ucap Haechan.

Markie menurut. Perlahan tangannya bergerak untuk memeluk Haechan. Terlihat cukup kaku.

"Rileks, sayang. Biar hasil photonya bagus," kata Haechan yang sudah bersiap dengan kameranya.

Markie mengangguk. Dia mencoba untuk tenang, tidak perlu tegang. Pelukkannya di tubuh sang suami mulai terasa lebih nyaman, tak setegang yang pertama.

"Lihat kamera, terus senyum natural. Biar keliatan cantik," ucap Haechan.

Markie menurut, ia menoleh menatap kamera, kemudian tersenyum manis. Bahkan Haechan sampai tertegun dalam beberapa saat. Sebelum  pemuda itu menoleh, memandangi sang istri, lalu mencium pipi istrinya hingga bunyi suara kamera terdengar.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang