Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . Jaehyun, Johnny dan Tennesya sudah pulang. Kini hanya tinggal Markie, Haechan, Renjun, Jeno dan Jaemin yang masih berada di rumah sakit.
Markie masih merindukan Ibu kandungnya, sehingga ingin menemani sang Ibunda. Haechan akan selalu setia di samping istrinya. Sementara ketiga sahabat pemuda itu sudah disuruh pulang, tapi menolak dengan alasan malas.
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Mereka semua sudah makan malam di restoran depan rumah sakit. Yutha tengah beristirahat setelah tadi makan dan minum obat.
Sejak tadi tatapan Markie tak lepas dari wajah Ibu kandungnya. Bahkan ia tidak ingin menjauh dari sang Bunda. Haechan sudah menyuruh untuk beristirahat, tapi Markie menggeleng. Jadi, pemuda itu hanya bisa menurut dengan duduk di samping sang istri.
Renjun dan Jaemin tengah mengobrol hal random, sesekali Haechan akan menimpalin atau hanya sekedar tersenyum tipis.
Sedangkan Jeno sejak tadi terlihat fokus pada ponsel di tangannya. Wajah pemuda itu tampak datar. Namun, belum ada yang menyadari. Sampai kemudian ia berdecak, sang sahabat baru menoleh.
"Ada apa, Je?" tanya Jaemin.
Jeno tidak langsung menjawab karena pemuda itu masih fokus mengetik sesuatu di ponsel. Ketiga sahabatnya saling lirik.
"Je_"
"Nan, lo sama Nana masih mau di sini, kan?" tanya Jeno memotong perkataan Jaemin.
"Emang kenapa?" balas Renjun bingung. Begitupula dengan Haechan. Sementara Jaemin menghela napas dan Markie masih fokus menatap sang Bunda.
"Gue pinjem mobil lo bentar buat balik ke rumah dulu. Abis itu ke sini lagi," kata Jeno seraya berdiri.
"Tumben?" gumam Renjun. Tidak biasanya Jeno mau pulang ke rumah. Jaemin dan Haechan terlihat mengerutkan kening.
"Ada apa di rumah?" tanya Jaemin.
"Dia nyuruh balik. Katanya Nyokap sakit dan pengen ketemu gue," sahut Jeno. Sahabatnya terlihat cukup terkejut. "Bentar doang, Nan. Abis setor muka, gue langsung ke sini lagi."
Tanpa membalas perkataan Jeno, Renjun memberikan kunci mobilnya pada sang sahabat. Jika sudah seperti ini, tidak ada yang bisa mereka katakan lagi.
"Lo hati-hati di jalan. Mau gue temenin gak?" ucap Haechan menawarkan diri.
"Gak usah, Dir. Lo di sini aja temenin Markie," sahut Jeno yang tengah memakai jaket karena tadi sempat dilepas.
"Gue aja yang nemenin ya, Je?" Kali ini Jaemin yang bersuara.
"Gak usah elah. Gue bisa sendiri. Lo di sini aja. Temenin Nanda. Kalau Dirga nanti fokus ke Markie, Nanda gak ada temennya," ujar Jeno.
"Tapi, Je_"
"Gue pergi dulu," kata Jeno memotong perkataan Jaemin yang sekarang terlihat menarik napas.
"Hati-hati. Lo kabarin kita kalau terjadi sesuatu," ucap Haechan.