Rencana Baru

6.5K 626 102
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Markie langsung menutup kembali pintu kamar Hotel, namun Winnar dengan sigap menahannya.

Kedua pemuda itu saling dorong untuk mempertahankan agar pintu tertutup, serta membuat pintu terbuka. Hingga akhirnya Winnar yang menang.

Akibat dorongan kuat tersebut, membuat Markie terjatuh ke lantai. Ia meringis. Winnar tampak tersenyum licik.

"Lo gak bisa menang ngelawan gue," kata pemuda itu.

Markie berdiri, lalu tanpa disangka dia membalas mendorong Winnar sampai kini giliran sang Kakak yang tersungkur hampir jatuh. Tapi, sebagai ganti kepalanya terbentur ujung pintu.

"Aw!"

Winnar meringis, antara sakit dan terkejut menjadi satu. Dia jelas terkejut karena Markie berani membalasnya.

"Kurang ajar! Berani banget lo ngedorong gue," kata Winnar sembari mengatur posisi berdirinya.

"Pergi!" ucap Markie.

Kedua mata Winnar melebar kala mendengar Markie bersuara.

"Lo barusan bicara?" kata pemuda itu seraya berjalan mendekat.

Wajah Markie tampak berubah. Dia terlihat ketakutan.

"Pergi!" Ia kembali teriak.

"Lo udah lupa buat tetap jadi bisu?" ucap Winnar dengan nada dingin.

Markie berjalan mundur, tubuhnya sedikit gemetaran.

"Aku gak bisa selamanya nurut sama kamu."

Pemuda itu berucap dengan terbata-bata di setiap jeda satu kalimat. Winnar tersenyum sinis.

"Karena aku gak bisu."

Markie menangis dan Winnar tertawa. Pemuda itu melebarkan langkahnya, lalu menarik rambut sang Adik tiri yang memang sedikit panjang. Adik tirinya langsung menjerit kesakitan.

"Lo itu bisu. Ngerti. Jangan pernah bicara atau gue paksa lo minum cairan kimia itu lagi," kata Winnar.

"Mas Dirga!"

Markie berteriak disela ia meringis dan menangis ketakutan. Winnar tampak terkejut, lalu melepaskan cengkramannya di rambut Markie.

Tiba-tiba Winnar menjatuhkan tubuhnya sendiri ke lantai bersamaan dengan pintu kamar mandi yang terbuka.

"Aws, Markie, sakit," ucap Winnar pura-pura meringis kesakitan.

Haechan tampak terkejut ketika melihat ada sang mantan kekasih di dalam kamar Hotelnya bersama Markie.

"Arron?" kata pemuda itu.

Markie menoleh pada sang suami. Matanya memerah karena menangis. Sementara Winnar terus berpura-pura jika dia kesakitan.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang