The Last Chapter

3.2K 240 68
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Markie menaburkan bunga di atas kuburan Winnary Arron Adipura dan Taeyongie Belsa Almaika secara bergantian, setelahnya ia meletakkan dua buket bunga Lilly putih di dekat batu nisan. Markie duduk, lalu memejamkan mata untuk mengirimkan do'a. Beberapa saat kemudian, lelaki itu kembali membuka matanya.

Tangan kanan Markie mengusap batu nisan Arron dengan pelan, bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman tipis.

"Kakak, Mama... Dede datang."

Semilir angin berhembus sedikit kencang, menerbangkan debu serta dedauan kering dari ranting pohon. Tiga anggota Fiery Devil yang bertugas untuk menjaga Markie terlihat siaga melindungi sang Tuan.

"Maaf karena Dede jarang datang berkunjung ya, Ma, Kakak...."

Tangan Markie kembali mengusap batu nisan Arron. Kini senyuman di wajahnya berubah sendu.

"Gak kerasa udah tiga tahun kalian pergi ninggalin Dede, ya," gumam Markie pelan. "Dede ngerasa kaya baru kemarin."

Markie terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan perkataannya.

"Dede berharap kalian bahagia di rumah Tuhan, ya. Dede selalu berdo'a buat Mama dan Kakak biar diberi jalan yang mudah oleh Tuhan."

Markie mengigit bibirnya untuk menahan isakan tangis yang ingin keluar.

"Dede selalu sayang Mama dan Kakak. Dede gak pernah membenci kalian."

Semilir angin kembali berhembus, kali ini terasa lebih menyejukan.

"Dede pulang dulu ya, Ma, Kak... Dede gak bisa lama-lama di sini, tapi Dede pasti bakal datang lagi."

Markie terus, lalu mengusap batu nisan Arron beberapa kali, kemudian berpindah ke sisi kuburan Taeyongie dan mengusap batu nisan sang Ibu sambung.

"Sampai jumpa, Mama, Kakak...."

Setelahnya Markie beranjak menjauh dari kuburan Arron dan Taeyongie dengan langkah pelan. Tiga anggota Fiery Devil mengikuti dari belakang.

Markie berhenti sejenak, lalu menoleh menatap kedua kuburan keluarganya.

Mama Taeyongie... terimakasih karena udah bantu Papa buat ngerawat Markie dari kecil. Walau selama ini Mama gak sayang sama Markie, tapi Markie sayang banget sama Mama. Markie gak pernah benci Mama, kok. Karena bagi Markie, Mama Taeyongie tetap Ibunya Markie.

Kak Arron... walau hubungan saudara di antara kita cukup buruk, tapi Dede sayang sama Kakak. Dulu kita juga pernah ngelakuin hal yang bahagia, kan, Kak? Walau sedikit, tapi kenangan itu gak pernah hilang dari pikiran Dede. Bagi Dede Kak Arron adalah Kakak terbaik! Dede seneng banget punya Kakak kaya Kak Arron. Kalau ada kehidupan kedua bagi kita, semoga nanti kita jadi saudara lagi, ya! Tapi, kali ini harus saling menyayangi satu sama lain. Dede sayang Kakak. Selalu!

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang