Hanya Masa Lalu

5.4K 561 70
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

"Kamu kenapa kaya kaget gitu waktu Mama nyebutin nama Haechan Dirga Derova?" tanya Taeyongie yang heran melihat wajah anak pertamanya tampak terkejut.

Winnar segera beranjak untuk mengambil sesuatu di laci kamar. Lalu menunjukkan sesuatu tersebut pada Ibundanya.

"Apa Haechan Dirga Derova yang Mama maksud itu dia?" tanya Winnar.

Kening Taeyongie mengkerut. Tampak bingung. Ia mengambil sesuatu yang merupakan photo itu dari tangan putranya.

"Loh, kenapa kamu bisa punya photo Dirga, Win? Kamu kenal sama dia?" ujar Taeyongie.

"Jadi, Haechan yang Mama maksud itu seseorang yang ada di photo ini?" balas Winnar dengan jantung berdetak tak menentu.

Taeyongie mengangguk. "Benar. Itu Haechan suami Markie. Apa ada masalah atau kamu emang kenal sama suami Adikmu?"

Raut wajah Winnar berubah. Pemuda itu duduk di sisi tempat tidur. Kesedihan terlihat jelas, bahkan matanya berkaca-kaca. Membuat Taeyongie kebingungan dan juga khawatir.

"Winnar, kenapa kamu nangis, sayang?" tanya wanita itu.

Winnar tak menjawab pertanyaan itu. Air matanya justru sudah menetes menuruni pipi. Taeyongie tampak semakin bingung melihat sang anak sulung yang menang setelah mengetahui jika suami Markie bernama Haechan.

"Kamu kenapa? Jangan bikin Mama khawatir tiba-tiba nangis gini," ucap Taeyongie seraya merengkuh tubuh putranya untuk ia peluk. "Bilang sama Mama, apa yang bikin kamu nangis?"

"Mama....."

Winnar bersuara dengan sedikit bergetar. Taeyongie menanggapi dengan berkata 'apa?'.

"Kenapa Markie bisa menikah sama Dirga?" tanya Winnar sembari memandangi Ibundanya.

Taeyongie menyeka air mata di pipi Winnar dengan perlahan. "Mama dan Papa yang menjodohkan mereka berdua," sahut wanita itu dengan tenang tanpa menyadari jika sang putra tengah terkejut mendengar perkataannya.

"Ma...."

"Apa kamu khawatir jika Dirga itu bukan orang baik untuk Markie?" ucap Taeyongie memotong perkataan Winnar. "Kamu gak perlu khawatir soal itu, sayang. Kami ngerasa kalau Markie cocok jika bersama Dirga. Dia lelaki yang baik, penyayang dan pekerja keras. Kami gak mungkin salah memilih orang. Dia orang yang tepat untuk Markie. Terlebih lagi Dirga itu merupakan anak sahabat Mama," lanjutnya.

Winnar menggelengkan kepalanya. Air mata pemuda itu kembali mengalir. "Ma, bukan soal itu."

Taeyongie bingung. "Lalu?"

Winnar tak langsung menjawab. Ia tampak tengah mengatur dirinya sendiri.

"Winnar?"

"Dirga itu pacarku, Ma," ucap Winnar hingga membuat Taeyongie sontak terkejut.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang