Jaemin

4K 500 87
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Pasien yang tadi pagi dibawa sama temen saya udah dipindahin, Sus?" ucap Jeno dengan ekspresi wajah terkejut. Dia dan Renjun sudah sampai di rumah sakit.

"Iya, Mas. Tapi, ternyata orang yang mengaku keluarga pasien itu penipu dan sekarang lagi dikejar sama Mas Ikbal," jawab Suster Michelle. Suster yang tadi berbicara dengan Jaemin.

"Gimana bisa kaya gitu sih, Sus? Apa kalian gak periksa lebih teliti lagi gitu?" ucap Tennesya tidak habis pikir.

"Maaf, Bu. Soalnya mereka membawa beberapa data diri pasien yang kami kira memang benar seperti itu," sahut suster Michelle dengan nada bersalah.

"Astaga!"

"Kami minta maaf, Bu. Karena kurang hati-hati dan bertindak gegabah. Semoga Mas Ikbal berhasil mengejar dua orang yang membawa Ibu Tasya. Apakah itu nama asli pasien?" kata suster Michelle.

Tennesya mengangguk, wajahnya terlihat khawatir.

Tidak ada lagi yang berbicara setelahnya. Jeno menatap Renjun yang terlihat gelisah. Dia segera menghampiri pemuda itu.

"Kenapa, Nan?" tanya Jeno.

"Perasaan gue gak enak, Je. Sejak tadi gue kepikiran sama Jaemin terus," sahut Renjun.

"Gue juga sama. Tapi, kita berdoa aja semoga gak ada sesuatu yang buruk sama Jaemin," kata Jeno.

Tennesya yang mendengar pembicaraan mereka terlihat menyungingkan senyuman teduh.

"Ayo, duduk. Kita tunggu Jaemin di sini. Semoga dia segera kembali dan membawa kabar baik," ucap Tennesya.

"Iya, Bunda."

Mereka segera beranjak untuk mencari tempat duduk.

"Ness, kayanya Abang harus pergi. Abang baru ingat kalau ada rapat penting di kantor," kata Johnny.

"Ya, udah, Abang pergi aja, gak apa-apa. Biar aku yang nemenin mereka di sini nunggu kedatangan Jaemin," sahut Tennesya.

"Semoga ada kabar. Nanti kalau udah selesai, Abang ke sini. Mungkin sama Jaehyun juga kalau dia udah bisa lepas dari Taeyongie," ucap Johnny.

Tennesya mengangguk. Sementara Jeno terlihat bingung mendengar kalimat yang diucapkan oleh Johnny.

"Iya, Abang," kata Tennesya.

Johnny menatap Jeno dan Renjun. "Ayah tinggal dulu, ya. Kalian terus berdoa semoga gak ada kejadian buruk dari masalah ini."

"Iya, Ayah," sahut Jeno sementara Renjun hanya mengangguk. Wajahnya masih terlihat khawatir, gelisah dan cemas.

Lalu, Johnny pergi dari tempat itu.

Semoga lo baik-baik aja, Na.

.
.
.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang