Bergandengan Tangan

4.8K 542 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Haechan menjauhkan wajahnya dari wajah Markie ketika mendengar suara klakson kendaraan saling bersahutan di belakang mereka. Pemuda itu segera menjalankan mobilnya karena lampu lalulintas sudah berubah warna menjadi hijau. Sementara Markie, wajahnya terlihat memerah sampai ke telinga.

Markie tidak menyangka jika Haechan akan mencium bibirnya secara tiba-tiba dan ia sendiri membalas ciuman itu. Meskipun ia hanya diam menerima, tanpa ikut andil.

Haechan melirik ke arah Markie yang tengah duduk sembari memainkan ujung bajunya. Pemuda itu sendiri terkejut karena tiba-tiba saja ia mencium bibir istrinya.

Tapi, itu bukan sebuah masalah, kan? Mereka sudah sah, tidak ada larangan untuk melakukan skin ship yang begitu intim. Ciuman merupakan hal wajar bagi suami-istri.

Haechan menyentuh bibirnya dengan ibu jari. Dia tersenyum tipis. Rasa melon.

Markie memang baru memakan buah melon sebelum mereka meninggalkan rumah keluarganya.

"Kita ke kantor dulu, terus makan siang, abis itu baru ke rumah Papa Jaehyun," ucap Haechan.

Markie hanya mengangguk dengan tangan yang masih memainkan ujung baju.

Tidak ada percakapan lagi selama sisa perjalanan menuju kantor, hingga keduanya tiba di tempat tujuan.

Markie membuka sedikit mulutnya ketika melihat bagaimana suasana di kantor tempat sang suami bekerja dulu. Terbilang cukup ramai. Banyak pemuda yang terlihat berkeliaran di sekitar kantor sembari membawa kamera.

"Kamu mau tunggu di sini atau ikut turun? Aku cuma sebentar buat ngambil barang," ucap Haechan.

Markie segera mengambil catatannya, lalu menulis.

"Markie tunggu di sini aja ya, Mas. Boleh? Kelihatannya ramai. Markie agak malu."

Haechan tertawa pelan. "Oke. Kamu tunggu di sini. Aku gak bakal lama," ujarnya.

Markie mengangguk sebagai jawaban. Haechan segera turun dari mobil, lalu melangkah memasuki area kantor.

Sementara Markie memperhatikan kepergian suaminya.

.
.

"Eh, ada pengantin baru."

Haechan baru membuka pintu kantor dan dia sudah mendapat ledekan jahil dari salah satu pekerja. Pemuda itu hanya membalas dengan senyuman singkat.

"Trio kwek-kwek belum sampai?" tanya Haechan.

"Siapa yang lo maksud trio kwek-kwek?"

Si pekerja itu menunjuk ke arah Renjun, Jeno dan Jaemin yang muncul dari sebuah ruangan, lalu tertawa.

"Tuh mereka," ucapnya.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang