Penjelasan Lyorra

2.9K 310 67
                                    

Note: Segala yang ada di dalam alur cerita semua hasil fikti belaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: Segala yang ada di dalam alur cerita semua hasil fikti belaka. Jangan dibawa ke kehidupan nyata. Boleh membenci karakter di cerita aja, tidak untuk dibawa serius.

.
.
.

"Mas, kayanya mereka udah pulang, deh. Ada suara mesin mobil di depan," kata Markie.

Haechan memasukkan ponselnya ke saku celana, lalu beranjak mendekati sang istri.

"Ayo kita ke depan," ujar Haechan yang dibalas anggukkan kepala oleh Markie. "Oh, ya. Nanti Adek gak perlu ngerasa takut lagi buat ngeluarin suara di depan mereka. Karena sekarang ada Mas Dirga di samping Adek. Oke?"

Markie mengangguk. "Iya, Mas. Adek bakal coba."

Haechan tersenyum dengan tangan mengusak rambut istrinya. "Yuk, kita ke depan."

Kedua pemuda itu beranjak dari dapur bersamaan dengan pintu utama yang terbuka oleh seseorang dari luar.

"Markie~"

Tennesya adalah orang pertama yang bersuara begitu ia melihat wajah menantunya. Wanita itu melangkah mendekat, lalu memeluk Markie dengan sayang. Markie membalas pelukkan sang Ibu mertua.

"Kamu itu selalu aja mencuri start," kata Johnny.

"Ish, biarin, dong. Orang aku kangen sama menantuku yang manis ini," sahut Tennesya.

Semua orang hanya bisa tertawa mendengar perkataan dari wanita itu.

Markie mendekat ke arah Yutha yang duduk di kursi roda. Dia masih tak menyangka jika bisa melihat Ibu kandungnya secara nyata. Pemuda itu tersenyum menatap Kakek, Nenek, Papa, Ayah dan Ibu mertuanya secara bergantian.

"Selamat datang di rumah, Mama," ucap Markie dengan senyumannya yang manis.

Jaehyun, Yutha, Johnny, Tennesya, Errja dan Melysa langsung tertegun ketika mendengar Markie bersuara.

"Sayang, kamu bicara?" tanya Yutha.

"Markie," gumam Jaehyun.

Markie mengangguk, lalu menoleh ke arah sang suami. "Aku gak bisu, Ma, Pa. Aku bisa bicara. Aku cuma takut buat bicara karena suatu hal, tapi suamiku bilang aku gak perlu takut lagi karena sekarang ada dia yang akan jagain aku."

Para orang dewasa itu serentak menatap ke arah Haechan yang berdiri di dekat Tennesya.

"Dirga?"

"Tugas seorang suami adalah menjaga, melindungi dan membuat dia bahagia," ucap Haechan. "Walau pernikahan kami karena sebuah perjodohan, tapi hal tersebut gak bisa jadi alasan buat kami gak bahagia," lanjutnya. "Pernikahan karena perjodohan bukan semuanya berakhir buruk."

Mereka tersenyum mendengar perkataan dari Haechan. Tennesya dan Johnny benar-benar berhasil merawat dan membesarkan seorang anak dengan sangat baik.

Yutha bahagia karena sang putra mendapatkan suami yang bertanggung jawab seperti Haechan. Wanita itu memeluk putranya dengan sayang.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang