Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ga jadi full DirgaMarkie.
. . .
"Sayang."
Markie yang sedang merapikan peralatan dapur lantas menoleh pada sang suami yang memanggilnya.
"Dalem, Mas Dirga," sahut Markie.
"Ini apa? Tadi Mas nemu di meja rias," ucap Haechan seraya memperlihatkan sebuah benda berbahan plastik tipis warna biru di tangannya.
"Uhm, itu masker wajah punya Adek, Mas," jawab Markie.
Haechan terlihat mengerutkan kening. "Masker wajah?"
Markie mengangguk. "Rencananya nanti malam sebelum bobo, Adek mau pake."
"Kegunaan masker ini buat apa aja?" tanya Haechan penasaran. Pemuda itu menarik kursi untuk duduk.
"Buat ngilangin wajah berminyak serta menjaga kulit wajah agar tetap halus, Mas," sahut Markie.
Haechan menganggukkan kepalanya. Pantas saja wajah Markie mulus tanpa ada noda, ternyata sering memakai masker untuk perawatan kulit wajah.
Omong-omong, kemampuan bicara Markie sudah tidak terbata lagi. Pemuda itu berbicara layaknya orang lain. Walau masih terdengar kaku. Mungkin belum terbiasa.
"Mas boleh coba gak, Dek?" tanya Haechan tak disangka. Sepertinya pemuda itu sangat penasaran.
"Eh?"
Markie mengedipkan matanya beberapa kali. Dia jelas terkejut. Tak menyangka sang suami bisa berkata seperti itu.
"Boleh gak, sayang? Mas penasaran gimana rasanya pake masker ginian. Kebetulan muka Mas agak kering," ucap Haechan. "Katanya tadi buat menghaluskan kulit wajah juga, kan?"
Markie mengangguk, lalu tersenyum manis. "Boleh, kok. Mas Dirga boleh pake. Adek punya banyak stoknya."
Haechan tampak tersenyum. "Okey. Tapi, ini gak apa-apa dipake sekarang, kan? Apa harus malam aja?"
"Eum, sebenarnya gak masalah, Mas. Cuma lebih enak dipake pas malam sebelum bobo gitu. Karena kalau malam bisa sambil santai," kata Markie.
"Oh, gitu." Haechan mengangguk. "Mas mau coba sekarang. Lagian gak ada hal penting yang mau dikerjain."
"Katanya mau belanja, Mas?" tanya Markie dengan wajah polos, membuat Haechan gemas sendiri.
"Belanjanya agak sore aja ya, sayang. Tadi Mas udah delivery buat makan siang," kata Haechan. "Terus kita ke rumah sakitnya besok aja. Mas dapet larangan dari Bunda sama Papa Jaehyun. Katanya biar istirahat dulu."
Markie mengangguk patuh. Dia harus menurut apa kata suaminya.
"Oh, ya. Ini gimana cara makenya, sayang?" tanya Haechan yang tengah membulak-balik plastik masker di tangannya.