Kunjungan

7.2K 665 53
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Markie, aku mau ngambil beberapa barang ke rumah Bunda. Sekalian mau ke kantor juga, ada barangku yang masih di sana. Kamu mau ikut atau di sini aja?" tanya Haechan pada Markie yang tengah merapikan tempat tidur.

Keduanya sudah sarapan.

Markie terdiam, mungkin sedang berpikir. Lalu, dia menganggukkan kepalanya sebagai pertanda jika ia ingin ikut.

"Oke. Siap-siap, ya. Kita berangkat sekarang. Nanti sekalian kita makan siang aja di luar," kata Haechan seraya berjalan ke kamar mandi.

Markie kembali mengangguk. Dia bergegas merapikan tempat tidur dengan gerakkan cepat. Takut jika lambat, Haechan akan marah.

Tidak lama kemudian Haechan keluar dari kamar mandi. Markie mengambil buku catatan untuk menulis sesuatu.

"Bentar ya, Mas. Markie mau pakai tint dulu."

Haechan mengangguk diselangi sebuah senyum tipis ketika membaca tulisan tangan sang istri.

"Aku tunggu di ruang tamu," kata pemuda itu.

Kini giliran Markie yang mengangguk. Dia buru-buru mengambil liptin dan memakainya. Sementara Haechan beranjak keluar kamar, menunggu sang istri selesai di ruang tamu.

Selama menunggu Markie, Haechan memutuskan untuk menghubungi ketiga sahabatnya.

OOL, yg 1 dah kawin, gaes.

Monyet.

Jeno
Apaan, anj.
Baru muncul udah ngatain 😑

Jaemin
Pengantin baru sensi amat.
Gak dapet jatah cium apa gimana, sih.

Ngomong apa lo?

Jaemin
Hehe.
Enggak, Dir. 🤫

Jeno
Pfth.
Takut amat lu.

Jaemin
Emang lu gak takut sama Dirga?
Doi kalau marah serem.
Mirip gorila.

Jeno
Bener juga.
Tapi, emak gua lebih nyeremin, sih
😶
Lu pernah kena amuk dia, kan?
Gegera maling ikan asin.

Jaemin
Dahlah.

Renjun mana?

Jeno
Ngapain nyari Renjun?

Tinggal jawab aja susah amat.

Jaemin
Lagi mandi.
Luluran dulu keknya.
Udah sejam gak keluar.

Jeno
Gua rasa dia molor lagi.

Jaemin
Emang elu.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang