Memulai Kerja Sama

5.1K 392 43
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Tapi, sebelum gue ngejelasin apa yang terjadi di antara gue, Kak Markie dan Winnar di masalalu, apa gue boleh nanya sesuatu?" ucap Jisung.

Mereka semua sudah duduk di sofa.

"Boleh aja," sahut Renjun.

"Sekarang Kak Markie udah bisa bicara?" tanya Jisung sedikit hati-hati. "Maaf, karena yang gue tau Kakak cuma bisa komunikasi lewat tulisan di buku."

Markie memandangi suaminya sembari tersenyum manis. "Kamu udah tau kalau dari awal aku gak bisu, Daniel," sahutnya. "Aku cuma takut buat bicara karena suatu hal. Tapi, setelah ada Mas Dirga aku gak perlu takut lagi. Karena dia akan menjagaku." Ia kembali menatap sang suami yang juga tengah menatapnya.

Jisung nampak tertegun sesaat, tapi kemudian ia mengangguk sembari tersenyum. "Syukurlah, Kak. Gue ikut senang dengernya," ucap pemuda itu. "Tapi, jujur gue masih kaget karena Kakak udah menikah."

"Kenapa lo kaget?" celetuk Jeno yang membuat Jisung langsung salah tinggkah. Hal tersebut membuat empat pasang mata menatapnya curiga.

"Ya, dulu gue termasuk salah satu orang yang suka sama Kak Markie," kata Jisung. "Tapi, itu dulu, kok. Kalau sekarang perasaan gue udah biasa aja." Ia buru-buru menjelaskan saat mendapat tatapan dingin dari Haechan.

Wajah Markie berubah menyendu. "Karena itu kamu bisa kecelakaan," ucapnya. "Aku minta maaf."

Jisung menggelengkan kepala. "Semua bukan kesalahan Kak Markie, tapi dia yang gak punya otak. Kakak gak perlu nyalahin diri sendiri kaya gini. Bahkan mereka yang berhasil jadi korban, itu bukan salah lo, Kak."

Haechan, Renjun, Jeno dan Jaemin memasang mata dan pendengaran dengan serius. Karena sepertinya Jisung sudah mulai menceritakan kejadian di masalalu yang berhubungan dengan Winnar.

"Jadi, lo udah bisa jelasin semuanya?" tanya Haechan.

Jisung mengangguk. "Gue bakal cerita intinya aja. Karena kalau dijelasin secara detail itu benar-benar cerita yang cukup panjang," ujarnya.

"Gak masalah. Lo bisa mulai sekarang," ucap Jaemin.

"Gue, Kak Markie dan Winnar itu satu sekolah waktu SMA. Gue Adik kelas mereka. Hubungan kami bertiga terbilang biasa aja. Kecuali sikap Winnar ke Kak Markie yang kurang baik. Gue juga gak terlalu deket sama Winnar meski dia sering ngajak gue ngobrol. Karena gue tau Winnar itu kaya apa, jadi gue gak mau berurusan sama dia," kata Jisung memulai. "Awalnya berjalan biasa aja, walau kadang ada keributan kecil di antara gue sama Winnar atau Markie dan Winnar. Tapi, suatu hari tiba-tiba aja Winnar ngaku kalau dia suka sama gue. Karena gue suka Kak Markie, jadi gue langsung nolak dia."

Jisung menatap Markie yang fokus mendengarkan cerita darinya. Dia sedikit tersenyum.

"Setelah penolakkan itu, sikap Winnar mulai berubah. Dia yang biasa nyapa gue, ngasih gue makanan dan sebagainya, tiba-tiba aja jadi keliatan aneh. Dia sering ngelakuin sesuatu yang gila ke gue. Jangan tanya itu apa, gue gak bisa jelasin karena rasanya sakit. Lalu, sekitar seminggu kemudian gue dapet surat dari Kak Markie yang bilang mau ketemu di atap Sekolah. Tapi, pas gue nyampe di sana yang gue temui justru Winnar dan satu cewek, bukan Kak Markie."

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang