Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
"Eh, gaes. Gue punya berita bagus."
Jisung yang sejak tadi sibuk dengan dunianya sendiri kini mendatangi tempat Renjun, Jaemin dan Jeno berada.
"Kenapa?" tanya Renjun. "Kamu nemu wangsit setelah ngomong sama pohon atau justru kerasukan penunggunya?"
Jisung speechless sedangkan Jaemin dan Jeno tertawa.
"Enggak gitu, sayang. Ya, elah." Jisung cemberut.
"Gak cocok jadi seme lu!" ledek Jeno.
Jisung mendelik sinis. Jaemin masih tertawa.
"Ya, terus?" tanya Renjun terlihat tak niat.
"Gue udah tau di mana keberadaan markas Tiger," ucap Jisung.
Renjun, Jaemin dan Jeno memandangi Jisung dengan kening mengkerut.
"Gak usah becanda lo," ujar Jeno tak percaya.
"Gue serius, Bang," sahut Jisung. "Informasinya akurat dan terpercaya."
"Gimana ceritanya? Dari tadi aja lo sibuk ngobrol sama pohon, terus tiba-tiba nyamperin bilang kalau udah tau di mana markas Tiger," kata Jaemin. "Pohon yang diajak ngobrol sama lo itu yang ngasih tau?"
Jeno dan Renjun langsung tertawa. Sepertinya mereka tidak percaya dengan perkataan Jisung.
Pemuda itu tampak berdecak kesal. "Gue punya informan di mana-mana, Bang," sahutnya. "Dan hari ini ada salah satu informan gue yang berhasil dapatin lokasi mereka."
Raut wajah Renjun, Jeno dan Jaemin langsung berubah serius.
"Di mana?" tanya Jeno.
"Puncak Bogor," jawab Jisung. "Villa Bandawa."
"Ini lo serius, Niel?" tanya Jaemin memastikan.
Jisung mengangguk. "Iya, Bang. Informan gue gak mungkin salah karena dia seorang Intel."
Renjun, Jeno dan Jaemin langsung terkejut.
"Kamu nyewa Intel buat bantuin nyari Arron?!" tanya Renjun tak percaya.
"Dia teman aku, Nan," sahut Jisung. "Namanya Natalie. Dia juga yang waktu itu bantuin kita buat nyari rekaman CCTV di gedung Apartemen punya Marvel."
"Gila. Aneh-aneh gini ternyata lo keren juga," ucap Jaemin takjub. "Sampai punya temen Intel."
Jisung tersenyum malu karena mendapat pujian.
"Good!" Jeno menyeringai. "Kita bisa ke sana sekarang."
"Kita berempat?" tanya Renjun sinis. "Kepala lo ada isinya gak sih, Je?"
Jeno mengernyit heran. "Maksud lo apaan tiba-tiba nanya kaya gitu?" tanyanya. "Perasaan lo sensi mulu sama gua."