Again

5.6K 579 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Acara resepsi pernikahan Haechan dan Markie berjalan dengan lancar sesuai harapan banyak orang.

Kekhawatiran Renjun, Jeno serta Jaemin mengenai Winnar yang akan datang untuk mengacaukan acara tersebut, tidak terjadi sama sekali. Karena Winnar harus kembali ke China setelah mendapat panggilan dari dosen pemuda itu.

Haechan dan Markie baru kembali dari gedung tempat acara resepsi diadakan. Keduanya tampak kelelehan karena meladeni banyak tamu yang datang.

Setelah kata 'sayang' dari Haechan untuk Markie, keduanya sempat canggung dalam beberapa waktu. Sebelum semua kembali normal seperti sedia kala. Markie tetap melakukan tugasnya sebagai istri dengan baik.

"Apa Mas Dirga mau mandi lebih dulu?"

Haechan tersenyum tipis kala melihat tulisan tangan Markie.

"Kamu aja duluan. Aku bentar lagi," sahut Haechan.

Markie mengangguk, kemudian berlalu ke kamar untuk membersihkan badan yang cukup kotor karena acara resepsi hampir seharian. Terlebih keduanya tidak diizinkan untuk mandi selama acara belum berakhir.

Sekarang ini sudah pukul delapan malam. Haechan dan Markie sudah makan malam bersama keluarga besar di tempat acara setelah para tamu pulang.

Haechan mengambil tas ransel berukuran cukup besara yang tergeletak di atas sofa. Dia yakin jika di dalam tas ransel tersebut berisi banyak berkas-berkas kantor yang sebentar lagi harus ia tangani.

"Kamu bisa mulai kerja mengurus perusahaan Ayah setelah pulang berbulan madu dengan Markie."

Begitulah kata Johnny di tempat resepsi tadi.

Haechan dan Markie akan pergi bulan madu sekitar empat hari lagi. Tennesya sengaja memberi jeda libur setelah acara resepsi dengan tujuan keduanya bisa menikmati liburan bulan madu tanpa merasa lelah.

"Oh, iya. Dari tadi Renjun, Jeno sama Jaemin kelihatan siaga terus. Berulang kali ngelihat ke  sekeliling. Sebenernya apa yang mereka cari, sih?" gumam Haechan setelah teringat akan tingkah aneh ketiga sahabatnya ketika berada di tempat resepsi.

Bahkan ketiga pemuda itu bersikap demikian saat acara baru saja dimulai. Sampai akhir'pun, tetap terlihat siaga. Seperti tengah mengawasi sesuatu atau seseorang.

Haechan sudah bertanya pada mereka bertiga, tetapi mereka hanya cengengesan tidak jelas tanpa menjawab pertanyaannya. Benar-benar membuat penasaran.

"Besok gue tanya ajalah," kata Haechan seraya beranjak ke kamar untuk berganti pakaian. Merasa gerah sejak tadi memakai setelan jas cukup tebal.

Pemuda itu membuka pintu kamar, dan segera bergeming ketika melihat Markie tengah berdiri di depan lemari dalam posisi membelakanginya hanya dengan mengenakan handuk yang dililit sebatas dada layaknya cara kaum wanita ketika mengenakan handuk.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang