Don't go.

4.3K 463 51
                                    

Ps: tadi salah update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ps: tadi salah update. Itu beberapa chapter ke depan, bukan sekarang. Wkwkwk.

Btw, gue belum edit ulang. Maaf ya, kalau ada kata yg salah atau kalimat yg kurang gue ketik. Nanti gue edit ulang.

.
.
.

Yutha menghapus jejak air mata di kedua pipi Markie. Wanita itu tersenyum teduh menatap sang putra yang saat ini ada di depan matanya dalam kondisi sehat.

"Anak Mama udah besar, ya," ucap Yutha yang kembali membuat air mata Markie menetes. "Ganteng, cantik, manis, lucu." Ia tersenyum. "Papa kamu ngerawat dengan baik," lamjutnya.

Jaehyun ikut tersenyum mendengar perkataan Yutha. Begitupula dengan Johnny, Haechan, Renjun, Jaemin serta Jeno. Sementara Tennesya menangis karena terharu akan pertemuan antara anak dan Ibu yang sudah lama terpisahkan tersebut.

"Dulu kamu bisa Mama gendong karena masih kecil. Tapi, kalau sekarang kamu beneran udah tumbuh dewasa. Mama gak mungkin masih bisa menggendongmu seperti dulu," ucap Yutha sembari tertawa saat mengingat kembali kenangan lalu. "Bahkan udah menikah dan punya suami, kan?"

Markie mengangguk, air matanya masih terus menetes tanpa bisa dia cegah. Pemuda itu benar-benar bahagia karena dipertemukan kembali dengan sosok Ibu yang selama ini ia rindukan kehadirannya.

"Maafin Mama karena gak bisa ikut merawat Markie dari kecil. Melihat kamu bisa tengkurap, merangkak, tertawa, tumbuh gigi-gigi kecil yang lucu, mulai berceloteh ini itu. Pertama kali manggil Mama, Papa. Bisa berjalan, lalu masuk sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar ...."

Yutha terdiam sejenak untuk menghapus air matanya sendiri. Dia tak ingin Markie melihatnya menangis seperti ini.

"Maaf, Mama gak bantuin kamu tumbuh dari kecil. Mama gak bisa jadi Ibu yang baik buat kamu."

Markie geleng-geleng kepala. Ia ingin bersuara, tapi mulutnya tak mampu melakukan semua itu.

Jaehyun mendekat, lalu memegang tangan Yutha. Dia tersenyum menatap istri dan putranya.

"Jangan ngomong kaya gitu. Kamu udah jadi Ibu yang hebat karena pernah berjuang menyelamatkan Markie dari kecelakaan," kata Jaehyun.

"Itu benar. Perjuangan seorang Ibu demi keselamatan anaknya agar tetap hidup sehat, merupakan jasa yang tak pernah bisa dibalas, selain dengan memberi kebahagiaan," ucap Tennesya. "Sekarang ini kalian udah kembali berkumpul bersama. Gak perlu lagi mengingat kenangan pahit di masalalu. Lupakan semuanya, dan memulai hidup baru yang penuh dengan canda tawa kebahagiaan, bukan kesedihan lagi."

"Masa sulit harus dilupakan, bukan diingat. Ingatlah yang membuat bahagia," sambung Johnny.

Yutha tersenyum. Perkataan mereka memang benar. Sebuah kesulitan bukan untuk dikenang. Tapi, kenanglah masa indah yang kamu lalui. Walau seberat apapun kehidupanmu, ada waktu di mana kamu akan mendapat kebahagiaan.

Satu Atap(Hyuckmark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang