Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ps: Gaes, untuk kepentingan cerita, waktunya disesuaiin sama tahun sekarang, ya. Nanti aku bakal edit ulang kalau misalkan ada nyebut tahun sebelumnya.
. . .
Begitu tiba di Apartment, Markie langsung berlari ke kamar untuk mengambil photo Yutha. Pemuda itu mendekap, lalu memeluk gambar sang Ibunda dengan penuh sayang. Wajahnya bahkan terlihat berseri dan bahagia.
Haechan bingung sendiri. Tidak biasanya Markie seperti ini. Apa mungkin sang istri hanya merindukan Ibu kandungnya? Bisa jadi.
"Sayang, Mas mandi duluan, ya," ucap Haechan seraya meletakkan koper mereka di sisi lemari. Nanti dia bisa merapikannya. Hanya ada sedikit pakaian yang kotor. Karena mereka hanya sebentar di Paris.
"Iya_aduh!"
Haechan yang sudah berada di dalam kamar mandi langsung berlari keluar begitu mendengar Markie mengaduh. Pemuda itu berjalan mendekati sang istri dengan raut khawatir.
"Kamu kenapa?" tanyanya. Ia memegang tangan Markie yang tengah mengusap-usap kening.
"Adek kepentok kursi waktu berdiri," sahut Markie sambil cemberut.
"Hati-hati, sayang. Ada yang luka gak? Sakit?" tanya Haechan khawatir.
Markie mengangguk dengan polos. Keningnya yang terpentok kursi memang cukup terasa sakit.
Haechan mengusap kening Markie beberapa kali, berusaha untuk menghilangkan rasa sakit tersebut.
"Lain kali hati-hati, ya?" ucap Haechan.
Markie kembali mengangguk. Darah pemuda itu berdesir ketika sang suami mencium keningnya yang tadi terpentok kursi.
"Mas udah obatin, sakitnya dijamin langsung pergi," kata Haechan.
Markie terdiam menatap sang suami yang sekarang juga tengah menatapnya dengan senyuman di wajah.
"Mas tinggal dulu. Mau mandi. Ingat, hati-hati. Jangan kepentok lagi," ucap Haechan seraya mengusak rambut istrinya.
Markie hanya mengangguk karena dia tidak tahu harus bereaksi apa atas sikap manis sang suami. Ia memandangi punggung Haechan yang melangkah ke kamar mandi.
Tatapan Markie beralih pada photo Yutha yang berada di tangannya. Dia mendekap photo itu.
"Mama, Dede senang banget karena punya suami yang baik kaya Mas Dirga. Dede gak sabar pengen kenalin Mas Dirga ke Mama kalau kita udah ketemu."
. . .
"Ini Dirga seriusan udah balik dari Paris?" tanya Jaemin ketika dia sudah sampai di rumah Renjun. Sekarang tengah duduk di sofa bersama dua sahabatnya.
"Gue gak tau dia lagi becanda atau beneran. Tapi, lo udah lihat sendiri pesan yang dia kirim di obrolan grup, kan?" balas Renjun.
"Gue masih gak percaya, anjrit!" kata Jeno seraya mengusak rambutnya dengan jari tangan. "Dirga sama Markie di Paris itu seminggu, sedangkan ini baru berapa hari coba?"