Haechan Dirga Derova
dan
Markie Arkha Adipura
Dua orang yang tidak saling mengenal dan mencintai harus tinggal satu atap karena perjodohan.
Bagaimana nasib keduanya? Apakah cinta akan tumbuh di antara mereka dengan seiring berjalannya waktu?
Warning...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Semua tidak pernah menyangka jika Winnary Arron Adipura berani menembak ibu kandungnya sendiri.
Taeyongie menatap sang putra dengan ekspresi tak percaya. Napas wanita itu tersenggal dan ia hampir kehilangan kesadaran diri.
"K-kenapa, Winnar?" tanya Taeyongie tersendat.
Winwin menyeringai, kemudian tertawa keras hingga membuat semua orang kembali terkejut.
"Kenapa?" ucap Winwin mengulang pertanyaan Taeyongie. "Karena lo berisik."
Winwin menarik pelatuk pistol, lalu kembali menembak tubuh Taeyongie bahkan wanita itu tidak sempat membalas perkataan putranya.
"Winnar, kamu harus jadi anak kebanggaan Mama. Okey?"
"Iya, Mama. Apa yang harus Winnar lakukan?"
"Bantu Mama untuk membuat Adikmu itu hidup di neraka. Mengerti, sayang?"
"Siap, Mama!"
Apa aku telah salah dalam mendidik seorang anak?
"Hidup lo yang penuh drama harus segera berakhir," kata Winwin sembari tersenyum menatap Taeyongie yang perlahan memejamkan mata. "Mati adalah masa depan semua manusia di bumi."
Pemuda itu terus menembakkan peluru ke arah Taeyongie.
Jaemin segera menarik Jeno agar berdiri di belakang tubuhnya.
"Gi-gila!"
Renjun membalikan tubuh untuk berlindung di dada Jisung. Dia tidak bisa melihat adegan mengerikan di hadapannya saat ini. Sedangkan sang kekasih langsung memeluknya dengan kedua mata tak lepas dari Winwin.
Suara tembakan terdengar mengerikan di dalam Villa Widuri. Semua memperhatikan Winwin yang terus menembak Taeyongie sampai akhirnya wanita itu meninggal dengan genangan darah di lantai keramik.
Winwin menyeringai senang. Sementara orang-orang di Villa masih terkejut. Tak menyangka jika Winwin tega membunuh Ibu kandungnya sendiri.
"Iblis!"
Semua mata melirik Jeno yang baru saja mengeluarkan suara.
"Lo benar-benar iblis, Arron!" ucap Jeno. "Tante Taeyongie itu Ibu kandung lo sendiri, orang yang ngelahirin lo. Tapi dengan gak punya hati lo malah ngebunuh dia!"
"Je." Jaemin berjalan mundur, lalu meraih salah satu tangan Jeno. "Please, dengerin perkataan gue. Lo diam, ya? Jangan ngomong apa-apa dulu buat saat ini."
Jaemin tidak mau kalau sampai Jeno kembali salah dalam bertindak dan berakhir ia menjadi target Winwin selanjutnya.
Kali ini Jeno menurut. Renjun melepaskan pelukkannya. Pemuda itu menatap Winwin yang masih terdiam dengan posisi membelakangi mereka. Pandangan Renjun beralih pada tubuh Taeyongie yang tak bernyawa.