Ini adalah audisi tertutup. Mark dan Johnny cuma ngundang beberapa sanggar untuk bergabung dalam audisi mereka. Mereka butuh dancer untuk penampilan Taeyong dalam comeback terbarunya. Kebetulan Mark memang dapat beberapa sanggar tari yang memang cocok untuk konsep come backnya Taeyong nanti.
Ada empat sanggar yang diundang. Johnny ngundang tiga. Mark satu. Johnny cuma ngedelik waktu Mark agak maksa supaya Johnny ngundang sanggar yang dia rekomendasikan. Tapi berhubung Mark kelihatan yakin dan siap ambil resiko, jadi dia terima rekomendasinya.
Setiap sanggar ngirimin orang terbaiknya untuk audisi. Audisinya dibuat menjadi tim. Mark bukan cuma berniat cari penari tambahan. Tapi juga cari konsep tarian yang sesuai dengan konsep lagunya Taeyong nanti. Musik yang dipakai untuk audisi adalah musik yang sudah Taeyong buat sendiri. Lagu comebacknya dalam versi musik demo. Johnny sudah kirim musik yang dimaksud ke setiap sanggar untuk kemudian mereka pikirkan gerakan tarinya sendiri sesuai dengan gaya mereka.
Semua peserta pakai nomor dada yang berbeda. Soalnya kalo pakai nama, mereka ga tau siapa yang tampil. Bisa jadi ada kesalahan nama juga. Jadi untuk menghindari itu, mereka kasih nomor dada ke semua peserta . Mark, Johnny dan Taeyong berencana menyaring mereka satu persatu dengan adil. Jadi meskipun mereka maju secara kelompok, penilaian tetap dilakukan secara individual. Mark mau merekrut talent, bukan kelompok belajar. Jadi dia ga begitu peduli kalau misalkan terjadi gesekan internal karena ada anggota tim yang lolos audisi sementara sisanya enggak. Itu urusan mereka. Mereka seharusnya sudah dewasa untuk memahami kelahaan. Bukan urusan Mark atau agensi.
Dari empat sanggar, ada 18 tim yang maju. Tim pertama maju langsung dapat gelengan dari Mark karena mereka menari tidak sesuai tempo musik. Bahkan Johnny pun juga nutup mulut enggan berkomentar. Tim kedua lumayan cakap. Tempo dan tarian cukup tepat. Tapi kerja sama timnya kurang. Mark ngegeleng lagi. Tapi dia nandain dua nomor dada. Mark ngelirik penilaian Taeyong di sebelah kanannya. Kosong. Johnny punya tiga nomor.
Setiap penampilan menghabiskan empat sampai lima menit. Mark ngeliat beberapa wajah familiar dari event dance waktu itu ikut dalam audisi. Mereka menari dengan lincah. Gerakannya tepat dan sesuai ritme. Gerakan yang mereka pertunjukkan juga lumayan menarik untuk ukuran penilaian Mark. Tapi berhubung ini adalah untuk pengiring penampilan Taeyong, Mark harus pertimbangkan pilihan dia juga.
Ketika akhirnya tim ke sebelas masuk, Mark melihat mata familiar yang menarik perhatian. Dia pakai masker waktu masuk ruang audisi. Tapi dilepas ketika sudah di dalam. Maskernya dimasukin ke saku celana. Sesuai peraturan yang Johnny buat, semua peserta audisi pakai baju putih dan celana hitam. Tidak memakai aksesoris apapun kecuali topi. Ini untuk menghindari kesenjangan tampilan diantara peserta. Mereka kan juga pengen audisi yang adil buat semuanya.
"Tim sebelas, dari sanggar Gembira ya?" Johnny mulai wawancara singkat dulu. "Lima orang nih? Ada leader?"
Semua peserta langsung nengok ke peserta nomor dada 93 yang lagi sibuk masukin masker ke saku. Haechan, si nomor dada 93, cuma melongo bingung karena dipandangin sama temen-temen timnya.
"Apa?"
"Leader yang tidak merasa leader." Mark ngeledekin. Haechan, si pemilik mata cantik di event dance waktu itu, cuma nyengir malu.
"Langsung aja. Kita mau liat dulu..." Taeyong yang daritadi pasang muka serius langsung masuk ke pokok audisi. Dia emang jarang senyum kalau lagi kerja. Beda banget kalau udah lagi diluar.
Haechan dan tim langsung ambil posisi. Musik berdendang. Semua langsung pada posisi sesuai musik.
Mark ga bisa alihkan pandangannya dari si nomor dada 93 yang memimpin tarian di menit pertama. Dia mundur ke sisi kanan ketika beat musik berubah. Lalu bergerak ke belakang. Semakin mundur beberapa langkah. Lalu tiba-tiba maju ke tengah lagi. Ekspresinya swag dan sangat menghayati perannya sebagai penari utama. Lalu dia kembali bergeser ke sisi kanan lagi. Lalu berpindah ke sisi kiri. Mundur ke paling belakang sementara teman-temannya berbaris di depannya. Terus pas temen-temennya berpencar ke segala arah, dia muncul di tengah-tengah. Maju ke depan dengan langkah tegap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti
FanfictionHaechan sudah berkali-kali peringati kakaknya untuk hati-hati. Kalau memang ga suka sama calon yang ayah tunjuk, dia bisa bilang. Haechan akan cari cara untuk bantu dia lepas dari perintah ayah. Haechan yakin dia sudah tekankan itu setiap hari sebel...