Berhenti egois, Yeri!!

300 19 4
                                    













"Aku gak mau cerai, Haechan!!!"

"Kalian bersaudara!" Haechan ga habis pikir sama kakaknya. "Kamu ga bisa mempertahankan pernikahan kamu sama dia. Itu dosa, kak!"

"Mark ga tau!" Yeri bersikeras. Mukanya pucat sisa dari muntah. Haechan memang datang pas dia lagi muntah-muntah di kamar mandi. Haechan juga yang bantu dia keluar dari sana. "Dia ga tau apa-apa."

"Jadi kamu beneran udah tau dari awal?!" Haechan kira maminya Mark bohong waktu bilang kalau Yeri tau soal hubungan darahnya sama Mark. Tapi Yeri ternyata beneran tau?

"Jawab, kak! Siapa lagi yang tau selain kamu? Ayah juga tau?"

Yeri masih ga jawab. Masih buang muka. Tapi Haechan paham kalau dia benar. Ayah juga tau kalau Yeri dan Mark bersaudara.

Lalu kenapa mereka tetap dipaksa untuk menikah?! Kenapa ayah dan maminya Mark tetap nekat menikahkan dua bersaudara? Dua orang yang memiliki darah yang sama dari ayah mereka?! Masa sih mereka ga sadar kalau itu dosa besar?!

Haechan jadi pusing.

"Kenapa cuma saya aja yang ga tau apa-apa di sini?"

Yeri buang muka. Ga mau lihat Haechan. Bikin adiknya makin jengkel dengan sikap apatisnya.

"Kalau memang kamu sudah tau, kenapa tidak dibatalkan?!"

"Aku pergi supaya pernikahannya batal!!!" Yeri akhirnya teriak. Dia juga ga mau disudutin terus Sama Haechan. Haechan terlalu menyudutkan Yeri tanpa mau denger versi Yeri kayak gimana.

"Kamu pergi gitu aja tanpa kata!!! Kamu ga ngomong apa-apa!"

"Jangan sudutin aku terus!" Yeri balas teriak. Ga mau disudutin sama Haechan. "Pernikahan ini juga ga bakal terjadi kalau bukan karena kamu! Jangan salahin aku terus."

Haechan ngedesis. Jengkel. Ga habis pikir juga sama kakaknya. "Saya sudah bantu gantikan posisi kamu waktu menikah. Sekarang kamu juga salahin saya? Kamu beneran salahin saya sebagai penyebab pernikahan ini?"

"Kenyataannya memang begitu, Haechan! Pernikahan ini ga akan terjadi kalau bukan karena kamu!"

"Kalau kamu nolak dari awal, ayah ga akan paksakan pernikahan ini ke kamu!" Haechan juga balas teriak. Dia ga peduli kalau dia teriak-teriak di rumah orang. Dulu rumah ini juga rumah Haechan kok. "Saya ga ada hubungannya sama pernikahan ini. Ga usah salahin saya!"

"Kamu tau nggak apa yang bikin ayah ngejodohin kita?" Yeri tanya dengan mata merah. Dia marah. Haechan tau. Tapi Haechan sudah terlalu muak dengan semua keegoisannya. Haechan juga lebih pilih dia marah daripada Yeri menjebak diri dalam pernikahan terlarang.

Haechan tau dia jahat banget. Tapi mendingan Yeri cerai atau keguguran sekalian daripada dia hidup dalam pernikahan terlarang. Dosanya udah banyak. Ga perlu nambah dengan menikahi kakaknya sendiri gitu lah.

"Itu ga ada hubungannya sama saya! Ayah nikahin kalian berdua untuk jadi balas Budi mami karena udah dikasih donor jantung sama ibu!"

"Kamu tau gimana caranya maminya Mark dapet donor dari ibu?"

"Karena ibu yang kasih donor! Saya nggak bodoh!"

"Karena ibu meninggal!!" Yeri ngejerit. Kali ini beneran marah. Itu adalah pertama kalinya Haechan ngeliat dia sampe begitu. "Kalau ibu ga meninggal, dia ga akan donorkan jantungnya ke orang lain! Pernikahan ini ga akan pernah terjadi!!"

Itu mungkin benar. Kalau Mami Yeaji ga pernah dapat donor, ayah ga akan minta balasan berupa pernikahan paksa ini. Tapi kematian adalah takdir yang ga bisa diatur.

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang