Pemakaman

260 17 2
                                    



























Bagi Mark, Mina adalah manajer terbaiknya. Mina punya cara kerja yang fleksibel tapi rapi dan tertata dengan baik. Dia tegas dan mengikuti aturan tanpa membuat Mark merasa ditekan. Mark merasa nyaman ketika Mina menangani jadwal dan pekerjaannya dulu.

Hubungannya dengan Mina juga terasa dekat. Setidaknya mereka lebih dekat dari sekedar rekan kerja. Mark tidak akan ragu menceritakan masalahnya pada Mina demi mendapatkan saran terbaik. Mina berpikiran luas dan tegas. Dia teman bicara yang menyenangkan.

Semua berantakan ketika Mark yang stres dengan album comeback-nya yang dicuri agensi lamanya dulu. Karena agensi menerbitkan lagu yang sudah dia buat dengan sudah payah dengan kredit milik orang lain. Padahal sebelumnya produser bilang lagu itu tidak akan cocok di pasaran. Lalu tiba-tiba lagu itu dirilis dengan nama pencipta dan dinyanyikan artis lain. Nama Mark tidak tertera dalam kredit lagu meski hanya satu kata. Tidak ada basa-basi. Malah mereka anggap Mark berlebihan ketika menyampaikan protes.

Mark marah sekali. Dia melampiaskan marahnya pada minuman. Ditemani oleh Mina yang saat itu juga bersungut-sungut penuh amarah pada agensi. Mereka minum bersama sampai lupa diri. Saat itu, kecelakaan itu terjadi.

Shilla hadir memang karena celaka. Tapi Mark maupun Mina tak pernah menganggapnya celaka. Mina memang sempat ketakutan. Dia bahkan hampir mengugurkan Shilla karena rasa takut. Mina khawatir kabar ini akan mengganggu karir Mark yang pada saat itu sedang berada di puncak. Dia tidak bisa menghancurkan kerja kerasnya mengatur Mark dengan kehamilannya. Jadi dia mundur sebagai manajer Mark dan membiarkan rekan manajer artis dari agensi yang sama mengurus Mark. Mina melarikan diri menjauh dari Mark sementara waktu.

Mark mengetahui bahwa Mina sedang hamil saat usia kandungannya masuk bulan ke enam. Mark gemetar dan bahkan nyaris pingsan. Dia sudah menghamili gadis baik hati yang selalu merawat dan mengurus pekerjaannya dengan tulus. Mark merasa bersalah dan merasa harus bertanggung jawab dengan kehamilan itu. Apalagi, janin dalam kandungan Mina adalah anak kandungnya.

Mami marah. Tentu saja. Mark hampir di sembelih pakai pisau dapur kalau saja Daddy Minho ga nahan mami. Dia marah karena Mark menelantarkan wanita yang dihamilinya. Bahkan meskipun itu terjadi karena Mark tidak tahu perihal kehamilan itu. Mami pikir, Mark tetap salah.

Jadi sebagai permintaan maaf, Mark siap bertanggung jawab. Sejak saat itu, Mark bersikeras bahwa dia akan bertanggung jawab pada kehamilan Mina.

Sayangnya, Mina tidak semudah itu. Memikirkan apa yang sudah dia lakukan untuk membuat Mark berada di puncak karirnya, rasanya Mina tidak rela kalau harus merusaknya. Kontribusi Mina pada karir Mark itu sangat bagus. Jadi dia menggeleng saat Mark bilang akan menikahinya. Dia justru menendang Mark keluar. Tidak mau bertemu dengan Mark sampai saat melahirkan.

Bahkan Mark tidak mendampingi saat Mina melahirkan. Dia melewati semuanya sendiri tanpa ada teman. Mark pikir, dia mungkin membenci Mark yang sudah melecehkannya tanpa sengaja. Dia mungkin benci pada Mark. Dia diusir dari panti asuhan tempat tinggalnya karena hamil tanpa suami. Jadi Mark tidak terlalu protes. Sayang sekali, Mina mengalami baby blues parah. Mark segera mengetahuinya dan memberikan tanggungjawabnya tanpa peduli apakah Mina setuju atau tidak.

Baru setelah itu, Mina mengijinkan Mark bertanggung jawab. Tapi tetap tidak mau dinikahi.

"Silahkan bertanggung jawab. Tapi ga perlu menikah. Yang penting anakku punya papa ketika lahir."

Demi anak yang baru saja dilahirkan oleh mantan manajernya, Mark merasa dia harus melakukan sesuatu yang membanggakan. Mark ingin jadi papa yang membanggakan untuk anaknya ketika dia dewasa kelak. Jadi Mark berusaha merintis agensinya sendiri. Berbekal evaluasi dari agensi lamanya, juga bantuan Mami dan Johnny, Mark mendirikan gensi artis yang beroperasi sampai sekarang.

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang