Kamu Hamil

1K 23 2
                                    



















"Where have you been, Sweetheart?"

Haechan nengok. Melotot panik ngeliat maminya Mark ada di ruang tamu. Lagi minum minuman warna ungu yang entah apaan. Ngadep nonton tv. Nonton drama dirinya sendiri di sana. Anteng banget meskipun orang rumah aslinya ga ada.

"Mami kok bisa masuk? Emang punya kunci?"

Haechan ingat betul kok kalo tadi dia udah ngunci pintu.

"Your driver. Dia bukain tadi." Maminya Mark jawab kalem. Seolah itu bukan apa-apa. "Kamu dari mana aja? I've been waiting for you. Giselle told me katanya kalian shopping kemaren?"

Haechan ngangguk. Simpan tasnya di sofa. Dia baru abis latihan. Udah mandi sih tadi di sana. Makanya bisa anteng simpan tas di sofa terus duduk disana.

"Saya ada kerjaan. Sayang aja kalo ga dikerjain."

Mami manggut-manggut. "You right. As a wife, jangan mau kalah sama suami. You should get much money for yourself. Anyway, mami datang because I Miss masakan kamu. Can you cook something for me?"

Haechan cuma senyum. Mami datang cuma karena dia mau minta makan. Tapi Haechan senang saja. Dia ngangguk. "Mau dimasakin apa?"

"Anything you can." Mami jawab simpel. "Mami ga tau kamu bisa masak apa. I eat everything."

Haechan ngangguk. Ninggalin tasnya di sofa sementara dia ke dapur. Haechan selalu belanja sayur setiap tiga hari. Dia selalu memperbarui bahan masakannya. Setelah kesepakatan dengan Mark hari itu, Mark jadi baik beneran. Dia sering makan di rumah. Jadi Haechan harus selalu memperbarui isi kulkasnya untuk nyetok makanan. Soalnya Mark tuh kayak kucing. Kalau laper suka nyari-nyari makanan.

"Tumis kangkung mau, mam?" Haechan ngeliat ada 2 ikat kangkung di kulkas. Dia sempet ngelirik jam dulu. Mark mungkin sebentar lagi pulang juga. Pasti minta makan juga.

"It's okay." Mami ngangguk. Dia ngikutin ke dapur. Ngeliatin Haechan ngeluarin beberapa bahan sayur. Selain kangkung, Haechan juga ngeluarin tahu sama cumi-cumi. "Sayuran kamu banyak."

Haechan ngangguk dengan senyum. "Saya baru abis belanja tadi pagi. Pasarnya agak jauh sih, tapi disana lengkap. Ditemenin sama Mang Hasan tadi."

Mami ngangguk. Ngeliatin isi kulkas Haechan yang emang keliatan lebih hijau. Apalagi kalau dibandingkan sama kulkasnya di rumah. Haechan nampak memastikan semua bahan masakannya segar dan berkualitas.

"You have watermelon too." Mami berkomentar lagi. Dia ngeliat beberapa buah di kulkas. "You act like a good wife."

Haechan nengok dulu ke mami. "Apa tuh?"

"Kamu bersikap kayak istri beneran. Make sure everything the best buat keluarga." Mami ngedecih ngeliat beberapa jenis buah.

"Itu pujian, kan?" Haechan agak ga yakin. Mami keliatannya bukan tipe orang yang bakal puji Orang lain. Tapi kayaknya itu emang pujian.

"Kamu kurang nyetok semangkanya. Mark bakal nelen ini sendirian tanpa bagi-bagi." Mami ngeluarin satu buah semangka dari kulkas. Semangkanya ukuran besar. Kemaren waktu Haechan beli beratnya empat kilo.

"Itu gede kok."

Mami ngegeleng. Sudah ngambil pisau untuk motong semangka. "When I said dia bakal ngabisin ini sendirian, he Will, Sweetheart. Mark loves watermelon so much."

"Masa sih?" Haechan agak ga percaya. Soalnya semangka yang Haechan beli kan gede banget.

Mami cuma ngangguk. Dia bisa kok motong semangka. Jadi dia ngambil pisau untuk motong semangka. Haechan ngebiarin aja maminya Mark makan semangka sementara dia masak. Biar dia nyemil dulu sebelum makanannya Mateng.

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang