Rumah

242 22 4
                                    





"Kondisi Mina buruk lagi. Sekarang dia koma di ICU. Perawat Shilla yang jaga dia di rumah sakit."

Haechan ngedengerin dengan serius. Shilla sekarang lagi nonton tv sambil makan. Lagi nonton sakura school. Haechan ga ngerti yang menyenangkan dari nonton itu. Dia kira cocomelon lebih seru?

"Terus kenapa dia sampe dibawa ke sini. Kemaren-kemaren kamu bisa rawat dia di rumahnya?"

"I'm quiet bussy this time. Saya sibuk sekali dengan persiapan konser DJJ yang semakin dekat. Mami juga sibuk sama drama terbarunya. Jarak dari rumah Shilla ke kantor lumayan jauh. So, I take her here. Dia nginep di sini sejak kemarin."

Haechan ga langsung jawab. Ngelirik Shilla yang sekarang lagi tiduran di sofa. "Shilla, makannya sudah selesai?"

Shilla cuma melirik. Memutar mata acuh. Lalu kembali menonton seolah ga denger apa-apa. Haechan nautin alis ngeliat reaksi itu. Tapi Mark kayaknya ga masalah dengan itu. Dia keliatan terbiasa.

"Terus sampe kapan dia nginep disini?"

"I don't know. Sampe mamanya sembuh. Mudah-mudahan ga lama."

"Terus kalo ga sembuh?"

"Kamu doain Mina ga sembuh?"

"Bukan gitu!" Haechan agak jengkel. "Kamu tau sendiri keadaannya kayak gimana. Saya cuma tanyakan kemungkinan terburuk. Gimana? Kalo ga sembuh, dia mau tinggal di sini terus selamanya? Gitu?"

Mark ga langsung jawab. Dia malah diem denger pertanyaan Haechan. Haechan jadi ikut diem.

"Mark?"

Mark ngulum bibir. Bingung. "Saya belum pikirin soal itu."

Haechan melongo. Diem beneran. Ga habis pikir. "Kamu ga bermaksud beneran mau nampung anak itu disini, kan?"

"Dia anak saya."

"Terus apa?!" Haechan beneran ga habis pikir. "Dia anak kamu, terus harus tinggal disini? Kemaren-kemaren dia bisa tinggal ga sama kamu."

"Yeri, tolong..."

"Saya ga mau!"

Haechan tuh capek. Dia baru pulang dari Bandung. Terus ngeliat anak kecil di rumah. Dapurnya hampir kebakaran. Teru sekarang Nerima kabar kalau anak kecil yang menyebalkan itu akan jadi teman rumahnya?

Sampai waktu yang tak ditentukan pula.

"Yeri, please. Shilla anak saya. Dia jadi tanggung jawab saya."

"Terus saya? Bukan tanggung jawab kamu?"

Haechan ga suka anak kecil. Dia ga bisa tinggal sama anak kecil. Apalagi harus ngerawat mereka sampai besar. Haechan ga sanggup.

"Kamu bilang kamu ga akan ngerepotin saya. Kamu yang dulu bilang begitu."

"Tapi kamu ibu sambungnya, Yeri. Kamu yang akan gantikan Mina jadi ibu buat Shilla."

"Berarti kamu membenarkan kalau dia akan tinggal di sini mulai sekarang?"

Mark diem. Bingung harus ngomong apa. Dia ngelirik Shilla yang sekarang lagi berdiri di sofa.

"Dengan sifatnya yang kayak gitu?"

"Dia masih kecil."

"Ya karena dia anak kecil makanya saya ga suka!!!" Haechan bahkan naikin suara. Jengkel banget. "Dia masih kecil aja udah ga sopan kayak gitu. Terus gedenya mau jadi apa, Mark?"

"Saya cuma akan minta kamu jagain dia kalau saya ada kerjaan yang ga bisa ditinggal aja. Kamu ga harus selalu jagain dia."

"Saya punya pekerjaan, Mark. Ga melulu diem di rumah. Apalagi buat jagain anak orang."

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang