Tragedi Pulang Dari Club

357 14 0
                                    


























"Halooo sayangkuhhh." Suara Hyunjin terdengar dari telepon. Haechan ngelirik jam dinding yang menunjuk angka tujuh sambil  menyumpahi sekawannya karena bisa-bisanya dia menyambut telepon Haechan dengan sangat bahagia.

"Lu dimana, Cong?!! Kenapa gue jadi sama bos Mark?!" Haechan ngelirik Mark di sofa. Lagi menikmati kopi paginya yang tadi Haechan buatin. Haechan ngomong sepelan mungkin.

Suara tawa Hyunjin terdengar. Agak berat. Nampaknya dia juga baru bangun tidur. "Kan gue ga boleh bawa orang ke asrama, sat. Jadi gue ga bisa bawa lu pulang. Mau gue pulangin ke rumah si bos juga kan gue ga tau rumahnya. Kebetulan orangnya ada, ya gue kasih aja ke dia."

"Di kira gue apaan?!" Haechan sekali lagi menyumpahi Hyunjin. "Terus lu balik gimana?"

Haechan tau sekali sifat temannya yang satu ini. Hyunjin sedikit liar dibanding mereka berempat. Kalau ga didampingi Ryujin, Haechan atau Karina, Hyunjin dipastikan berakhir di hotel atau di kosan orang lain. Haechan kehilangan kontrol tadi malam sampe minum minuman yang Haechan yakin sudah dibubuhi tambahan lain milik Hyunjin. Harusnya Hyunjin aman kalau dia langsung pulang juga seperti ucapannya.

Tapi Haechan nggak yakin.

"Kan gue bilang kalau gue mau disusulin pengawas."

"Ga usah ngebegoin gue. Lu dimana? Ngaku!!" Haechan sudah kenal Hyunjin. Kalau ga ada yang menarik di club semalem, Hyunjin ga akan gitu aja ngasihin dia ke orang lain.

Terdengar suara helaan nafas berat. Haechan langsung tau kalau Hyunjin bohong. Dia nggak pulang. "Ngapain lu semalem?"

"Yang pasti gue ga macem-macem kok. Kan gue anak baik."

"Ngaku nggak lu!" Haechan yakin Hyunjin ga pulang. "Gue aduin Ryujin!"

"Ntar dulu!!" Suara Hyunjin panik. Agak terlalu panik sebenarnya. Tapi Haechan nggak peduli. Dia mencoba mendengarkan suara dari seberang. Barangkali ada petunjuk lain. Dia harus tau Hyunjin dimana.

"Haloo?!"

"Gue di rumah kok." Hyunjin akhirnya bersuara lagi. Suaranya ngedengung.

"Rumah siapa??" Haechan tidak terima alasan Hyunjin begitu saja. Dia merasa Hyunjin sedang melakukan kenakalan lain. "Lu jangan macem-macem ya, Cong. Bentar lagi lu mau debut!!!"

Haechan ga mendengarkan jawaban. Tapi dia ngedenger suara nafas Hyunjin yang berantakan. Haechan jadi curiga.

"Cong?! Lu denger nggak."

"Bos..."

Suara Hyunjin agak serak. Haechan tiba-tiba khawatir. Tadi Hyunjin kan tiba-tiba panik banget. Terlalu panik. Haechan ga pernah denger reaksi kayak gini sebelumnya. Hyunjin adalah tipe yang kalau digalakin bakal nyaut lebih galak. Bukan yang merengek kayak gitu.

"Hyunjin?"

"So your name is Hyunjin?..."

Haechan merasa merinding. Punggungnya dingin denger suara lain dari seberang telepon. Suaranya terdengar dingin dan kayaknya jahat banget. Haechan yang ngedenger aja merinding banget. Cara dia ngomong tuh beda banget sama Mark. Tapi Haechan masih bisa nangkep dia ngomong apa.

"Itu siapa?"

Hyunjin ga langsung jawab. Haechan malah ngedenger suara kayak tamparan. Lalu rengekan Hyunjin bilang maaf. Haechan melotot.

Hyunjin lagi diapain?

"Hyunjin?"

"Rolex..."

"So you want a rolex?"

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang